Polemik di Papua
KKB Papua Tuduh Bu Guru Rosalia Mata-mata TNI, Dibantah IKF NTT: Pakai Baju Loreng Karena Ikut Menwa
Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua menuduh Rosalia Rerek Sogen (30) yang menjadi korban pembunuhan adalah mata-mata TNI-Polri.
Serangan brutal itu dilakukan oleh kelompok tak dikenal yang diduga Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua.
Peristiwa yang terjadi di Distrik Anggruk, Yahukimo, Papua Pegunungan merenggut nyawa seorang guru dan melukai enam tenaga kesehatan.
Baca juga: PGRI Flores Timur Anugerahi Guru Rosalia Gelar Pahlawan Pendidikan, Gugur di Tangan KKB Papua
Insiden yang terjadi pada Sabtu (23/3/2025) pagi itu juga menyebabkan pembakaran rumah warga.
Kemudian, perusakan fasilitas komunikasi, dan teror yang memaksa puluhan warga mengungsi ke hutan.
Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Rudi Puruwito, menjelaskan para korban, yang sebagian besar berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), telah dievakuasi ke Jayapura.
Satu korban guru asal NTT meninggal dunia.
Tiga korban luka berat dan tiga korban luka sedang sedang mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Martin Indey.
Situasi mencekam ini membuat warga ketakutan dan membutuhkan pertolongan segera.
"Hanya 12 orang termasuk beberapa korban pendeta, matri dan tokoh masyarakat yang tetap tinggal di desa. Sementara itu korban yang terluka mendapatkan perawatan di Puskesmas," ujar Rudi kepada wartawan di Jayapura, Senin (24/3/2025).
Pada Sabtu, pasukan TNI menguasai wilayah kampung dan melanjutkan proses evakuasi pesawat yang membawa para korban berhasil mendarat di bandara anggrek pada pukul 02.27 WIT.
Pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan keluarga korban untuk memastikan penanganan lebih lanjut.
Langkah-langkah keamanan tambahan juga diupayakan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang, serta memberikan dukungan moral dan material bagi para korban.
"Laporan resmi, satu korban merupakan seorang guru asal NTT dinyatakan meninggal dunia dalam insiden ini, sementara itu enam orang lainnya mengalami luka-luka yang terbagi menjadi tiga korban luka berat semuanya asal NTT dan tiga korban luka, sedangkan dua berasal dari NTT dan satu dari Sorong," ungkapnya.
Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Anggruk dan menimbulkan pertanyaan besar tentang keamanan di wilayah tersebut.
Upaya pemulihan dan peningkatan keamanan menjadi prioritas utama untuk mencegah terulangnya kejadian serupa dan memastikan rasa aman bagi warga.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Sebagian artikel ini tayang di Tribunnews.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.