Polemik di Papua
KKB Papua Tuduh Bu Guru Rosalia Mata-mata TNI, Dibantah IKF NTT: Pakai Baju Loreng Karena Ikut Menwa
Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua menuduh Rosalia Rerek Sogen (30) yang menjadi korban pembunuhan adalah mata-mata TNI-Polri.
TRIBUNJAMBI.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua menuduh Rosalia Rerek Sogen (30) yang menjadi korban pembunuhan adalah mata-mata TNI-Polri.
Seperti diketahui, dia menjadi korban kekejaman kelompok tersebut di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada Jumat (21/3/2025).
Tudingan tersebut pun dibantah Melky Weruin, selaku Sekretaris Ikatan Kerukunan Flobamora Nusa Tenggara Timur (IKF NTT) Provinsi Papua.
Dia menegaskan guru Rosalia selama ini berprofesi sebagai guru dan bukan mata-mata TNI-Polri.
"Korban Rosalia Sogen merupakan guru yang selama ini melaksanakan tugasnya di Distrik Anggruk," kata Melky dalam konferensi pers di Abepura, Kota Jayapura, Selasa (1/4/2025), dikutip dari Kompas.com.
"Dia bukan mata-mata TNI-Polri seperti yang dituduhkan oleh KKB selama ini," lanjutnya.
Isu Rosalia menjadi mata-mata TNI-Polri diketahui dari beredarnya foto lulusan Universitas Nusa Cendana itu, mengenakan seragam loreng.
Menurut Melky, seragam loreng yang dikenakan Rosalia itu adalah seragam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Menwa.
Baca juga: Guru Rosalia Rerek Sogen Tewas Dituduh Mata-mata TNI oleh KKB Papua
Baca juga: OTK Beraksi Lagi di Yahukimo Papua, Tikam Leher Penjaga Kios, Sebelumnya Guru Diserang KKB
Foto itu diambil pada 2014, saat Rosalia masih berstatus mahasiswa Universitas Nusa Cendana, Kupang, NTT.
"Foto pakai loreng itu saat masih berstatus mahasiswa tahun 2014 dan terlibat di Menwa. Kita tahu, sebagai mahasiswa yang tergabung dalam Menwa, pasti menggunakan seragam loreng," jelas Melky.
"Artinya, Rosalia bukan anggota TNI seperti yang dituduhkan selama ini," tegasnya.
Hal serupa sebelumnya telah disampaikan Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli.
Didimus memastikan Rosalia dan enam guru lainnya, serta satu tenaga kesehatan (nakes), di Distrik Anggruk yang menjadi korban KKB Papua, bukan mata-mata.
"Mereka ini bukan guru atau tenaga medis yang baru tugas, tetapi sudah bertugas sejak 2021 sampai sekarang."
"Mereka sudah kami cek secara detail sebelum ditugaskan di daerah pedalaman," ungkap Didimus, Senin (24/3/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.