Polemik di Papua

Aksi Tolak Makan Bergizi Gratis di Wamena Papua Ricu, Ada Kepulan Asap

Aksi unjuk rasa tolak program Makan Bergizi Gratis di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan berlangsung ricuh.

|
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Tribun Papua/Ist
RICUH: Aksi unjuk rasa penolakan program Makan Bergizi Gratis di Wamena, Papua  Pegunungan berlangsung ricuh. Dari video yang beredar tampak kepulan asap saat kericuhan itu terjadi. (tribun papua/ist) 

Menurutnya, pelajar di Bumi Cendrawasih itu lebih membutuhkan pendidikan gratis daripada makanan gratis.

"Kami tidak butuh makanan gratis, kami butuh pendidikan gratis. Bagi kami, makanan gratis tidak ada gunanya karena di rumah kami sudah ada makanan."

"Oleh karena itu, besok kami akan menggelar aksi menolak program ini," ujar Aluri dilansir dari Tribun-Papua.com, Minggu (16/2/2025).

Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis di Kota Jambi Dimulai 17 Februari, Dinkes Pastikan Keamanan Pangan

Aluri menambahkan, pihaknya telah mengajukan surat izin ke beberapa instansi, termasuk kepolisian.

Sehingga aksi dipastikan berjalan sesuai aturan. Rencananya, aksi ini akan dipusatkan di depan kantor Dinas Pendidikan Provinsi Papua.

"Tujuan aksi kami adalah mendatangi Dinas Pendidikan. Surat izin sudah kami bagikan ke beberapa instansi, termasuk kepolisian. Aksi ini akan diikuti oleh anggota SPWP," jelasnya.

Senada dengan Aluri, perwakilan SPWP lainnya, Yeskiel Walela, menegaskan, bahwa tuntutan utama mereka adalah agar kebijakan MBG dialihkan menjadi pembiayaan pendidikan gratis.

"Kami ingin kebijakan Makan Bergizi Gratis ini dialihkan menjadi pembiayaan pendidikan gratis. Dengan begitu, siswa dari keluarga ekonomi lemah di Papua bisa belajar tanpa terbebani biaya sekolah yang tinggi, terutama di sekolah swasta," pintanya.

SPWP juga mengajak pelajar dari berbagai tingkatan, mulai dari SD, SMP, SMA/SMK, hingga mahasiswa dan guru honorer yang terdampak pemotongan anggaran pendidikan untuk bergabung dalam aksi ini.

"Kami mengundang secara terbuka kepada semua pelajar sejak tanggal 12 Februari 2025 dari berbagai sekolah tingkat SD, SMP, SMA/SMK hingga mahasiswa serta guru-guru honorer yang mana gajinya dipotong akibat pemotongan biaya pendidikan."

"Selain itu, kami juga mengajak seluruh orang tua siswa-siswi selaku pembimbing utama siswa-siswi yang mana dengan jerih payah untuk selalu membiayai anaknya dengan realita biaya sekolah dan SPP yang mahal," pungkasnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Jumiwan Aguza Tak Dilantik jadi Bupati Bungo pada 20 Februari, Selisih 1.124 Suara, Pembuktian di MK

Baca juga: Rencana Korem di Lampung Jadi Kodam Setelah Efisiensi Anggaran, Berlanjutkah?

Baca juga: Ramadhan 2025 Tiba,Keutamaan Mengerjakan Puasa Sebulan Penuh

Baca juga: Pembangunan Rumah Sakit Adiyaksa Jambi Telan Anggaran Rp383 Miliar Lebih, Sumber Dana SBSN

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved