Polemik di Papua

Warga Jambi Korban Pembacokan KKB di Papua, Asep Saputra Kondisinya Kini Menyakitkan

Tapi peristiwa pembacokan oleh KKB (kelompok kriminal bersenjata), membuat Asep harus meninggalkan Tanah Papua untuk merantau Jambi.

Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Duanto AS
Tribun Jambi / Yon Rinaldi
Asep Saputra kini hidup di Jambi setelah menjadi korban pembacokan oleh KKB di Kabupaten Intan Jaya, Papua. 

"Kita syukuri saja. Buktinya masih bisa makan," tambahnya dengan logat Papua yang kental.

Di Langgar

Di luar pekerjaan, Asep mengabdikan diri sebagai imam di Langgar Ar-Rahman di Kelurahan Kenali Asam, Kecamatan Kota Baru, Jambi.

Selain menjadi imam, Asep juga mengajarkan anak-anak mengaji tanpa memungut biaya.

"Kita itu disuruh untuk belajar dan mengajarkan Alquran, bukan mencari uang dari Alquran," tegasnya.

Rindu Tanah Papua

Asep Saputra lahir di Jawa.

Dia menjadi bagian dari program transmigrasi ke Papua pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Bersama keluarganya, ia merintis kehidupan baru di tanah Cenderawasih.

Meski sempat bertekad tidak ingin kembali ke Papua karena trauma, Asep mengaku mulai rindu terhadap tanah kelahirannya dan orang tua yang masih tinggal di sana.

"Awal dulu saya tidak ingin kembali ke Papua, rasanya sakit sekali. 

Tapi sekarang ada rasa rindu, terutama kepada orang tua yang masih di sana," tuturnya menutup percakapan. 

85 Kasus Setahun Kemarin

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua mencatat 85 kasus kekerasan yang terjadi di Papua dari 1 Januari-9 Desember 2024. 

Ketua Komnas HAM Papua, Frits B Ramandey, mengatakan 85 kasus itu didominasi peristiwa kontak senjata dan penembakan (kontak tunggal).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved