Ritual Mandi Balimau, Salah Satu Kebudayaan Masyarakat Kerinci dari Zaman Dahulu Kala

Dalam banyak kesempatan disetiap acara “Kenduri Sko” yang dilaksanakan di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, saya melihat ada kegiatan “Mandi Balimau”

Editor: Suci Rahayu PK
Ist
Tradisi Mandi Balimau di Kabupaten Kerinci, Jambi 

Juga disaat seseorang terkena penyakit yang tidak terdeteksi secara medis, maka oleh Baliyan Salih dia memberikan limau yang sudah di manterai untuk dimandikan agar penyakit yang tidak nampak dapat terobati. 


Dilain kasus, ketika seorang bujangan atau perawan yang selalu gagal menikah atau dikenal dengan sebutan “Sntung Palalai” dalam bahasa Kerinci, mereka akan disuruh mandi balimau oleh Baliyan Salih dengan limau-limau tertentu, dan biasanya dilakukan pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIB di sungai yang airnya mengalir, untuk membuang kesialannya.

Mandi balimau perseorangan juga dilakukan untuk membuang ilmu kebathinan. Dimana ketika seseorang yang telah menuntut ilmu kebathinan, biasanya ketika menghadapi sakratul maut mereka mengalami penderitaan yang tak tertahankan. 

Oleh karena itu, para keluarganya akan mminta tolong kepada seseorang Baliyan Salih untuk membuang ilmu kebathinannya dan kebanyakan dengan cara mandi balimau agar ilmu kebathinan yang telah dituntutnya itu dapat terbuang.

Mandi Balimau perseorangan juga dilakukan untuk balita rewel atau sakit yang tak sembuh-sembuh secara medis dikenal dengan sebutan tuntutan “Palimo Anak/ Prah Anak”.

Dalam acara ritual khusus ini, anak dimandikan dengan limau tentunya dengan cara- cara yang dipandu oleh Baliyan Salih serta alat-alat yang harus digunakan. 

Karena diyakini bahwa setiap bebukitan dan hutan dijaga oleh para dewa dan peri, sementara sungai dijaga oleh mambang yang sembilan, dan dusun dijaga oleh kelompok manusia, sehingga dengan adanya Mandi balimau / palimo anak ini, semua makhluk gaib tidak akan menyakitinya.

Dan Mandi balimau untuk benda pusaka yang disebut “Palimo” barang-barang pusaka yang dianggap sakral dan dikeramatkan seperti memandikan keris, pedang, bahkan alat-alat musik tradisional sebelum digunakan juga dimandikan untuk menjaga kesakralannya.

Jadi kesimpulannya, “Mandi Balimau” adalah adat dan kebudayaan masyarakat Kerinci Provinsi Jambi yang telah dilaksanakan secara turun temurun dari dahulu hingga sekarang dalam rangka menjaga keselarasan hubungan manusia dengan alam dan makhluk gaib. 

Disamping itu, hubungan manusia dengan sungai sebagai sumber kehidupan juga sangat penting bahkan pada zaman dahulu setiap setahun sekali diadakan acara gotong royong bersama membersihkan sungai, baik dari sampah maupun dari benda-benda yang mengganggu. 

Disamping itu pula, banyak ritual khusus (ritus) adat istiadat yang dilakukan dipinggiran sungai seperti Ritus Magih Sahabat Makan, Ritus Palaho Uhang Layie, Ritus Palimo Anak, Ritus Asik Nguhak Antai, Ritus Balimau, dan lain sebagainya.

 Namun beberapa hal ritual mandi balimau ini telah banyak yang tidak dilaksanakan seiring perkembangan zaman dan semakin aus ditengah masyarakat.

 Tetapi sebagian masyarakat Kerinci khususnya di wilayah Kerapatan Adat Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak masih melestarikannya hingga sekarang ini.

Harapan kami, semoga kedepannya generasi muda dapat menjaga dan melestarikan salah satu kearifan lokal Kerinci ini yaitu Tradisi Mandi Balimau sebagai salah satu edukasi bagi masyarakat dalam rangka menjaga keselarasan hidup antara manusia, sungai (alam), dan Sang Pencipta sehingga masyarakat yang berbudi pekerti baik dapat tercapai melalui pelestarian kebudayaan ini. (*)

Penulis merupakan Pegiat Budaya Kerinci

 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Berikut 3 Bek Kanan Target Barcelona di Bursa Transfer 2025

Baca juga: Jelang Nataru Harga Cabai Merah di Batanghari Naik Jadi Rp 35 Per Kg, Harga Daging Stabil

Baca juga: Viral Video Dokter Koas di Palembang Dipukuli Karena Jadwal Jaga

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved