Ritual Mandi Balimau, Salah Satu Kebudayaan Masyarakat Kerinci dari Zaman Dahulu Kala

Dalam banyak kesempatan disetiap acara “Kenduri Sko” yang dilaksanakan di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, saya melihat ada kegiatan “Mandi Balimau”

Editor: Suci Rahayu PK
Ist
Tradisi Mandi Balimau di Kabupaten Kerinci, Jambi 

Sementara itu, untuk media mandi balimau dalam keadaan dan kondisi untuk menyembuhkan suatu penyakit, sering ditambah dengan jenis jeruk/limau : Limau Padang (sebutan untuk Jeruk Jerpaya, bentuknya agak panjang dan salah satu jeruk yang digunakan dalam pengobatan tradisional dan ritual mandi balimau tertentu di Kerinci) dan Limau Antu, atau disebut dengan jeruk kasturi juga acapkali digunakan untuk pengobatan tradisional dan mandi balimau di Kerinci” senyum Buk Zaidan seraya mengunyah sirihnya.

Saya memperhatikan dengan saksama proses pembuatan limau untuk mandi balimau. Adapun jumlah jeruk yang diperlukan yaitu : jeruk purut tiga buah, jeruk nipis tiga buah, dan jeruk kunci tiga buah. 

Setiap satu buah jeruk dipotong menjadi tiga bagian, dan diletakkan di dalam mangkuk putih bersih, lalu akan dimantrai oleh baliyan salih dan diasapi dengan kemenyan. 

Kemudian limau atau jeruk didalam mangkuk putih tadi dibawa kesungai dan dimandikan dengan cara air pertama merupakan air bersih atau menceburkan diri kedalam air, lalu setiap jeruk diusapkan ketubuh dari ujung kepala sampai ujung kaki dan setiap ampasnya dibuang hanyut mengikuti arus sungai sebagai simbol agar penyakit dari dalam tubuh hanyut dan hilang bersama air yang mengalir. 

“Mandi balimau untuk pengobatan tertentu biasanya dilaksanakan dengan cara menghadap kehilir, sementara mandi balimau secara massal boleh menghadap ke mudik atau arah utara” tambah Buk Zaidan.

Setelah mendengar pendapat dan uraian para tokoh adat, pelestari ritus Mandi Balimau, saya membagikan Mandi balimau menjadi 2 bagian yaitu : Mandi Balimau secara massal dan Mandi Balimau Perseorangan.

Adapun mandi balimau secara masal sering dilakukan ketika : Menyambut kedatangan bulan ramadhan yang disebut dengan istilah “Megang” yaitu satu hari sebelum memasuki bulan ramadhan, masyarakat mengadakan acara memasak lemang, gulai daging sapi atau ayam yang nantinya akan disantap bersama masyarakat dalam acara kenduri menyambut bulan ramadhan dan sorenya masyarakat melaksanakan acara “Mandi Balimau” di pinggiran sungai. Kegiatan balimau ini dilaksanakan 1 tahun sekali. 

Kemudian mandi balimau secara massal juga sering dilakukan Ketika menyambut kedatangan hari raya Idul Fitri, dimana setelah satu bulan penuh melaksanakan ibadah puasa ramadhan, agar jiwa dan raga kembali suci mulia, masyarakat Kerinci juga mandi balimau di pinggiran sungai untuk membersihkan jiwa raga dari segala penyakit dan kesialan.

Disaat masyarakat melaksanakan ritus Kanuhi Sko, yaitu acara sakral pengangkatan Pemangku Sko (kepala suku) yang disertai dengan acara “Kanuhi Ajun Arah” atau kenduri tanah wilayah yang menjadi wewenang seorang pemangku sko. Dan diakhiri dengan mandi balimau bersama sebagai sarana untuk pembuang kesialan dalam kehidupan. 

Acara ini dilakukan minimal 5 tahun sekali. Disamping itu, barang-barang pusaka yang ditinggalkan leluhur juga dimandikan untuk dibersihkan dengan limau tadi, bahkan ada sebagian yang menggunakan air bekas memandikan pusaka digunakan untuk membasuh tubuhnya.

Juga dalam ritus Kanuhi sudah tuai, yaitu acara kenduri syukuran sehabis panen padi sebagai ungkapan rasa sukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunianya kepada masyarakat dengan hasil panen yang berlimpah dandiakhiri dengan mandi balimau bersama sebagai media pembuang kesialan dan penyakit dari dalam tubuh.

Mandi balimau secara massal yang rutin juga dilaksanakan pada acara Mandingin Dusun dan Tolak Bala, dimana kegiatan ini biasanya dilakukan minimal tiga tahun sekali, yaitu dengan tujuan untuk mendinginkan suasana masyarakat dalam dusun dengan cara melaksanakan ritual khusus (ritus) yang dipandu oleh para Depati Ninik Mamak dan di laksanakan oleh para Baliyan Salih.

 Adapun alat-alat yang digunakan untuk mendingin dusun itu yaitu : Sitawa-sidingin yang ditebarkan sepanjang dusun, dan lidi kelapa yang di sapukan serta batang pua di tombak pada tiang-tiang dan dinding rumah penduduk dan di akhiri dengan menolak bala ketempat pembuangan sial/jin yang disebut “Polong”11. 

Dan terakhir baru penduduk mandi balimau untuk menyucikan jiwa raga dan membuang penyakit di dalam tubuh dan pembuang sial, serta melakukan acara “Asik Nguhak Antai” yaitu tarian ritual melepas rantai atau belenggu yang kasat mata dari tubuh dengan makna sebagai melepas belenggu penyakit didalam tubuh.

Sementara itu, Mandi Balimau Perseorangan dilakukan : Ketika seseorang mau menuntut ilmu kebathinan melalui para Baliyan Salih di Kerinci, mereka wajib mandi balimau untuk menyucikan jiwa raga sebelum mempelajari ilmu-ilmu kebathinan yang diajarkan oleh Tuan Guru.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved