Human Interest Story

Kisah Nenek 100 Tahun Menabung di Kresek Rp 20.000 per Hari untuk Membiayai Naik Haji

Ide menabung di kresek yang disimpan di lemari tidak ujug-ujug. Dia trauma kena tipu seseorang yang menggondol tabungannya sebesar Rp 34 juta untu

Editor: Duanto AS
KOMPAS.COM/AHMAH FAISOL
Nenek Ngatima yang berusia 100 tahun segera naik haji setelah berhasil mengumpulkan uang dengan cara menabung di dalam tas kresek. 

DI balik rutinitasnya sebagai tukang pijat dan buruh tandur di sawah, tersimpan kisah inspiratif seorang nenek bernama Ngatima.

Impian dan doanya untuk naik haji segera terkabul.

Dalam prosesnya, Ngatima hanya bekerja dan menabung untuk ongkos naik haji. Nenek berusia 100 tahun tepat pada Juli 2024 ini, tinggal di Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Ia berhasil mewujudkan mimpi besarnya untuk menunaikan ibadah haji.

Dengan tekun, setiap hari Ngatima menabung Rp20.000 di kantong kresek dari penghasilannya yang pas-pasan.

Dari hasil menabungnya sekian tahun itu, tak lama lagi dia akan melihat Kabah.

"Saya nunggu 6 tahun baru dapat panggilan berangkat haji. Saya nabung tiap hari Rp20.000 hasil dari memijat dan kuli tandur sawah," kata Ngatima, Jumat (17/5).

Ide menabung di kresek yang disimpan di lemari tidak ujug-ujug. Dia trauma kena tipu seseorang yang menggondol tabungannya sebesar Rp 34 juta untuk berangkat haji.

Tidak hanya Ngatima, anaknya juga tertipu oleh orang yang sama, yang menabung secara kolektif tapi dibawa kabur pelaku.

"Saya lebih memilih menabung sendiri di dalam kresek," cerita janda dengan lima anak dan 10 cucu ini.

Meski sudah tertipu, Ngatima sudah mengikhlaskan uang yang dibawa kabur pelaku.

Meski usianya telah mencapai 94 tahun saat mendaftar haji, Ngatima harus mengantre selama 6 tahun untuk mendapatkan kesempatan berangkat.

Bahkan, keberangkatannya tertunda selama 2 tahun akibat wabah Covid-19 sehingga pemerintah menunda pemberangkatan haji.

Sebagai tukang pijat, Ngatima membatasi aktivitasnya agar tidak kelelahan, namun tetap gigih mengejar impian.

"Kalau yang pijat dewasa, saya hanya bisa dua sampai tiga orang saja. Kalau anak-anak lebih banyak yang saya pijat," kata Ngatima.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved