Harta Kekayaan Efer Segidifat, Kepala BPKAD Sorong Terjaring OTT KPK Bareng Pj Bupati & Pejabat BPK

TRIBUNJAMBI.COM - Ini harta kekayaan Efer Segidifat, Kepala BPKAD Sorong yang terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat bersama Pj Bupati Sorong dan Pejabat BPK Perwakilan Papua Barat Daya.

Dari hasil OTT itu Efer ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh KPK.

Lembaga Antirasuah itu juga menetapkan Pj Bupati Sorong, Yan Piet Mosso serta Staf BPKAD Maniel Syatfle sebagai tersangka .

Untuk diketahui bahwa Efer Segidifat telah menjadi Kepala BPKAD Kabupaten Sorong sejak Februari 2022.

Sebelumnya dia merupakan Sekretaris BPKAD Sorong.

Sebagai pejabat, Efer Segidifat diamanahkan melaporkan Harta Kekayaannya kepada negara.

Hal itu sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Baca juga: Upaya Pj Bupati Sorong dan Kaki Tangan Hilangkan Temuan BPK Berakhir di KPK

Baca juga: Pengacara Dua Tersangka Siap Bertarung di Pengadilan Soal Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Baca juga: BREAKING NEWS Mantan Dirut PDAM Tirta PengabuanTanjab Barat Diperiksa Kejari

Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara atau LHKPN sendiri menjadi bagian penting upaya mencegah tindak korupsi.

Penyampaian LHKPN selama Wajib LHKPN menjabat dilakukan secara periodik setiap 1 tahun sekali atas Harta Kekayaan yang dimiliki per posisi 31 Desember.

LHKPN itu diserahkan kepada KPK paling lambat tanggal 31 Maret pada tahun berikutnya.

Dilansir dari laman e-LHKPN Selasa 14 November 2023, Efer Segidifat tercatat rutin melaporkan Harta Kekayaannya kepada negara.

Untuk yang periodik 2022 disampaikannnya pada 20 Februari 2023.

Berdasarkan LHKPN itu, ia mempunyai total Harta Kekayaan sebesar Rp. 984 juta.

Harta Kekayaan itu meliputi sebuah tanah dan bangunan di Kota Aimas.

Kemudian ia juga memiliki tiga unit mobil dan sebuah sepeda motor jenis Ninja KR 150P.

Baca juga: Makna Nomor Urut Capres-Cawapres Versi Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud