Berita Politik
Bongkar Ambisi Politik Menkeu Purbaya: Rocky Gerung 'Cium' Aroma Sensasional Menuju 2029
Sorotan Rocky Gerung mengarah pada sosok Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang belakangan menjadi buah bibir masyarakat dan media.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ringkasan Berita:Ambisi 20291. Rocky Gerung tuding Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa berambisi maju di Pemilu 2029.2. Dia menilai kebijakan dan gaya komunikasi Purbaya terkesan untuk elektabilitas.3. RG menyoroti jejak karier Purbaya yang melesat cepat4. Popularitas Purbaya dinilai RG sebagai gejala FOMO publik Indonesia; dibangun secara instan tanpa aklimatisasi.5. RG mengingatkan Purbaya tidak memiliki partai sendiri, mustahil naik ke pencalonan Pilpres 2029
TRIBUNJAMBI.COM - Pengamat politik kontroversial, Rocky Gerung, kembali melontarkan analisis tajam yang berpotensi memicu perdebatan publik.
Kali ini, sorotannya mengarah pada sosok Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang belakangan menjadi buah bibir masyarakat dan media.
Rocky Gerung secara eksplisit menyatakan ia mencium aroma ambisi politik yang kuat di balik setiap kebijakan yang diambil Purbaya, bahkan menuding gaya komunikasi sang Menteri terkesan "mencari sensasional" demi menjaga popularitasnya.
Pernyataan "kritis" ini disampaikan Rocky Gerung dalam sebuah diskusi di kanal YouTube DeddySitorusOfficial pada Rabu (29/10/2025), dalam podcast berjudul "Rocky Perkarakan Dulu Jokowi Ketimbang Memberi Gelar Pahlawan Kepada Soeharto," di mana ia berbincang dengan politisi PDI Perjuangan, Deddy Sitorus.
Menurut Rocky, sepak terjang Purbaya saat ini tak lepas dari bidikan kontestasi politik jangka panjang.
"Mungkin beliau sedang kejar-kejaran dengan 2029 supaya elektabilitasnya naik. Orang seperti Purbaya pasti sudah berpikir menjadi calon presiden atau wakil presiden, itu ambisinya terlihat," tegas Rocky Gerung.
Keyakinan ini muncul karena Rocky merasa cukup mengenal rekam jejak dan cara berpikir Purbaya. Ia melihat adanya lompatan popularitas yang cepat.
"Saya tahu cara berpikirnya, saya tahu jejak kariernya itu. Jadi bisa saya rumuskan ada momentum tiba-tiba Purbaya dari sekadar researcher atau stafnya Pak LBP (Luhut Binsar Pandjaitan) misalnya tiba-tiba melesat karena dielu-elukan atau mengelu-elukan pejabat," urai Rocky, menambahkan bahwa kondisi ini terjadi karena masyarakat saat ini tidak lagi melihat kualitas pemimpin sejati, melainkan hanya sosok yang tampil menarik di media massa.
Baca juga: Langkah Menkeu Purbaya Berantas Kejahatan Misinvoicing Dapat Dukungan GPA: Tegas dan Berani
Baca juga: Muak! Waketum Projo dan Jokowi Kompak Ogah Respon Roy Suryo Soal Isu Ijazah Palsu
Baca juga: Modus Cuci Uang Jaringan Narkoba Malaysia Terbongkar di Jambi: Rp1,4 Miliar Disita!
Sebagai informasi, Purbaya Yudhi Sadewa memang memiliki rekam jejak yang panjang di bawah kepemimpinan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dengan pernah menjabat di sejumlah posisi strategis, termasuk di Kantor Staf Presiden (KSP) dan Kemenko Marves, sebelum akhirnya menjabat Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan dilantik sebagai Menteri Keuangan.
Fenomena 'Sok Jagoan' dan 'FOMO' Publik
Lebih lanjut, Rocky Gerung melabeli gaya Purbaya sebagai sosok yang "sok jago-jagoan padahal tidak punya kemampuan."
Menurutnya, fenomena bersinarnya Purbaya adalah bagian dari "gejala FOMO (Fear of Missing Out) publik Indonesia."
"Karena tidak ada pemimpin, seorang yang tampil sensasional langsung jadi idola," kata Rocky, menyiratkan bahwa popularitas sang Menteri Keuangan tercipta karena "kekosongan" figur di mata publik.
Namun, ia juga memberikan catatan keras mengenai nasib popularitas yang dibangun secara sensasional. Mengutip teori komunikasi:
"Di dalam teori komunikasi, Pak Purbaya ini berupaya langsung tiba di puncak. Tanpa aklimatisasi, begitu sudah di puncak, dia akan turun," prediksinya.


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
												      	 
												      	 
												      	 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.