Penari Lelaki Hebohkan Kota Jambi, Berpakaian Perempuan Potongan Minim Lenggak-lenggok di Panggung

Begitu viral, video tarian itu menuai komentar. "Cabut bae backdrop dibelakangnyo tu dak sesuai kelakuan," tulis akun Instagram @riyan.torres7.

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI
Tribun Jambi Edisi Sabtu (9/9/2023) 

"Karena ada UMKM juga di acara itu, jadi kita panggil talent-talent di Kota Jambi dalam bentuk acara dance," katanya.

Dia menjelaskan sejumlah lelaki berusia di atas 17 tahun itu awalnya tiba di Mall WTC sekira pukul 17.00 WIB.

Mereka berpakaian pada umumnya lelaki sewaktu registrasi ulang.

"Jadi pas malam itu, mereka tampil, ternyata mengganti kostum. Jadi ini kekeliruan dari kita.

Saat mereka tampil, kostumnya berbeda dengan saat registrasi ulang," jelas Putri.

Dia mengatakan sudah menegur talent asal Kota Jambi itu seusai tampil.

Upaya pencegahan pun sudah dilakukan, namun diabaikan.

"Bukan pembelaan diri ya. Sehabis mereka tampil, kita juga sudah tegur.

Karena dari busana kita koreksi, kita komplain. Tapi paginya, video itu viral di media sosial," tuturnya.

"Saya meminta maaf kepada Pemkot Jambi, Wali Kota Jambi, masyarakat Jambi pada umumnya terkait video yang viral itu," ujarnya.

Putri mengatakan tarian itu tidak ada sedikit pun menyuarakan dukungan atas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), sebagaimana yang dicap oleh netizen.

"Tidak ada unsur apa pun, apalagi terkait LGBT, sama sekali tidak ada. Ini murni hanya untuk hiburan UMKM," pungkasnya. 

LPA Prihatin
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Jambi, Merry Warwati, berkomentar terkait sejumlah lelaki yang menari dengan berpakaian dan gaya perempuan secara centil.

Dia mengungkapkan karena acara tersebut disaksikan anak-anak di bawah umur dan generasi muda, tentu akan merusak moral.

Merry langsung ditelepon Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi.

Dia begegas ke lokasi untuk melihat secara langsung acara tersebut sekira pukul 11.30 WIB.

"Kita langsung menemui pihak Forkom Kota dan EO acara tersebut.

Dan kita menyesali kenapa terjadi di acara yang sangat luar biasa seperti itu, ada tarian yang sangat tidak layak untuk dipertontonkan," jelasnya, Jumat (8/9).

Menurut Merry, sebenarnya acara tersebut sangat bagus dengan tema 'Membangkitkan Rasa Cinta Generasi Muda Terhadap Budaya Jambi'.

Namun, tarian yang dipermasalahkan itu tak sesuai tema dan dinilai berbau LGBT.

"Kalau menurut statement dari EO pelaksana, itu merupakan anak-anak mahasiswa.

Dan dance yang dibawakan adalah tarian dari Korea. Kita berharap supaya hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi dan berharap agar ketua panitia meminta maaf kepada masyarakat Kota Jambi terkait hal ini," pungkasnya. (caw/cut/cna)

Baca juga: Syarief Hasan Buka-bukaan SBY Jadikan Jawa Timur Home Base dan Peluang Ganjar-AHY

Baca juga: Ibu Muda di Merangin Ditangkap Polisi Karena Beli Beras 7 Ton dari Lampung Tapi Tidak Bayar

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved