Rekonstruksi Senior Habisi Nyawa Junior
Terungkap, Senior yang Habisi Nyawa Junior UI dengan Sadis dan Keji: Sampai 30 Tusukan
Hasil rekonstruksi mengungkapkan bahwa senior di kampus Universitas Indonesia yang habisi nyawa juniornya itu dengan 30 tusukan.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Pada reka adegan ke-27, terungkap bahwa tersangka Altafasalya mengambil barang-barang berharga milik korban usai membunuhnya.
Adapun barang-barang berharga itu antara lain berupa laptop Macbook dan telepon seluler atau ponsel iPhone milik korban yang masih di-charge di atas kasur.
Selanjutnya, barang-barang berharga milik korban tersebut dimasukkan tersangka Altafasalya ke dalam ranselnya.
Tak hanya itu, jaksa yang turut menghadiri rekonstruksi itu, mengatakan ada adegan tersangka menangis setelah membunuh dan mengambil barang-barang milik korban.
Peristiwa itu terlihat dalam reka adegan ke-28 dan 29 dalam rekonstruksi pembunuhan tersebut. Dalam adegan itu, tersangka Altafasalya tampak duduk di depan mayat Zidan yang sudah tergeletak di lantai kamar.
Kemudian, jaksa sempat bertanya kepada tersangka Altafasalya mengenai jumlah luka tusuk yang dihujamkan kepada korban.
"Ada puluhan berarti? Sampai 100 (tusuk) enggak?" tanya jaksa penuntut umum, Alfa Dera di lokasi.
"Kemarin 30 tusuk," jawab tersangka dilansir dari Kompas TV.
Adapun tersangka Altafaslya menusuk Zidan menggunakan pisau yang sudah dipersiapkannya di dalam jok motor. Dalam rekonstruksi, tersangk menusuk Zidan hingga punggung korban menabrak dinding kamar.
Sementara itu, Wakasat Reskrim Polrestro Depok AKP Nirwan Pohan mengatakan tersangka Altafasalya mengaku bahwa senjata atau pisau itu memang sudah disimpan dalam jok motornya jauh-jauh hari sebelum terjadi pembunuhan.
Namun, Nirwan tidak merinci kapan pastinya pisau tersebut sudah ada di dalam jok motor tersangka. Tersangka hanya mengaku baru merencanakan membunuh korban dengan pisau pada hari kejadian.
"Kalau pengakuannya, dia meniatkan baru hari itu, hari Rabu (2/8/2023) itu," ucap Nirwan.
Nirwan menjelaskan pembunuhan yang dilakukan tersangka terhadap Zidan dilatarbelakangi pelaku yang terjerat utang karena rugi dalam berinvestasi kripto serta utang pada pinjaman online atau pinjol yang mencapai Rp80 juta.
Pelaku kemudian melihat korban kerap untung dalam investasi yang sama, sehingga membuat pelaku iri dan gelap mata ingin menguasai hartanya dengan harapan bisa menutupi utang-utangnya itu.
"Korban main investasi lebih banyak berhasil, makanya dia anggap korban banyak duitnya dengan menguasai termasuk ATM mungkin bisa menyelesaikan utangnya," ujar Nirwan.
Karena sebab itulah, tersangka kemudian merencanakan untuk membunuh korban. Untuk melancarkan aksinya, tersangka menyiapkan sebilah pisau lipat yang disimpan di dalam jok motornya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.