WAWANCARA EKSKLUSIF

Budiman Sudjatmiko Bicara Soal Soeharto, Prabowo, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo

Kemarin adik Pak Prabowo (Hashim Djojohadikusumo) memberikan tafsir bahwa Mas Budiman memberikan endorsement. Kalau menurut penjelasan Anda?

Editor: Duanto AS
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko saat di gedung Tribun Network, Jakarta, Selasa (15/8/2023). Dia menjelaskan alasan pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan perkembangan politik jelang Pemilu 2024. 

Melampaui pilpres tapi berkaitan dengan pilpres sama seperti

Anda berangkat dari Bandung ke Jakarta, Anda melampaui rest area lalu berhenti di situ lalu nyampenya kapan.

Kira-kira begitu.

Bisakah Mas Budiman mendeskripsikan calon presiden dalam satu kata?

Ya, oke.

Mas Anies: intelektual.

Mas Ganjar: populis.

Pak Prabowo: strategis.

Menurut saya, Mas Anies intellectual thinking menonjol, sedangkan Mas Ganjar populis, dan Pak Prabowo menonjol strategic thinking.

Ketika Pak Jokowi merangkul Pak Prabowo dan Pak Sandi masuk kabinet, buat Anda itu surprise atau bagaimana?

Surprise, karena setahu saya dalam sejarah demokrasi kita belum pernah terjadi.

Tetapi kemudian memaklumi mengingat polarisasi yang tumbuh dalam dua kali pilpres dan pilkada DKI sekaligus menghadapi pandemi Covid-19 yang luar biasa.

Kalau keinginan Mas Budiman dalam menyatukan tidak tercapai itu bagaimana?

Ya, nanti kita jangan berandai-andai dulu. Masih ada waktu.

Berarti optimis ya?

Harus optimis.

Saya dari tahun 1996 melawan Orde Baru, nekat dan bikin rusuh.

Tapi akhirnya nggak ada yang disomasi toh. Karena dulu kami melihat dalam pembangunan bahwa melawan Orde Baru adalah keharusan sejarah.

Itu tugas sejarah hari ini merangkul seluruh unsur bangsa Indonesia.

Dulu berlawan tugas sejarah sekarang berkawan tugas sejarah juga.

Kan nggak ada lawan abadi.

Dipersilakan, Mas Budiman memberikan closing statement mengenai tahun politik ini?

Pilpres dan Pemilu 2024 itu bukan yang biasa-biasa saja.

Setelah reformasi ada tiga pilpres yang menurut saya cukup menarik.

Pemilu 1999 diikuti banyak sekali peserta.

Pilpres 2014 menegaskan bahwa sebuah demokrasi itu berjalan dengan baik.

Pilpres 2019 menguji apakah kemenangan Pak Jokowi hanya sebuah keberuntungan sekaligus menunjukkan jalan sejarahnya.

Tapi, bila dilihat Pilpres 2024 juga dalam kancah dunia sedang bergolak karena sedang terjadi tiga ledakan besar yaitu ledakan virus, ledakan krisis pangan, dan ledakan disrupsi media sosial.

Ledakan besar ini hanya terjadi di awal abad ke-30, dan ledakan itu membuat kekuatan kolonialisme.

Tiga ledakan selalu mengeluarkan ide-ide cemerlang, Pilpres 2024 harus menjadi narasi yang futuristik tapi realistis. (tribun network/reynas abdila)

Baca juga: Budiman Sudjatmiko Buka-bukaan Soal Pertemuan dengan Prabowo, Bahas Isu Penculikan 1998

Baca juga: Adian Napitupulu: Kenapa Lu Begitu Bud?

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved