WAWANCARA EKSKLUSIF

Budiman Sudjatmiko Buka-bukaan Soal Pertemuan dengan Prabowo, Bahas Isu Penculikan 1998

"Rasa-rasanya selama ini kasus kami hanya muncul lima tahun sekali tapi kemudian tidak pernah diselesaikan menjadi keuntungan politik," kata Budiman.

Editor: Duanto AS
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko (kiri), saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, di gedung Tribun Network, Jakarta, Selasa (15/8/2023). Budiman menjelaskan alasan pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan perkembangan politik jelang Pemilu 2024. 

TRIBUNJAMBI.COM - Pertemuan Budiman Sudjatmiko dengan Prabowo Subianto menjadi tanda tanya banyak orang.

politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menjadi sorotan, karena kedua sosok itu ada di dua kubu berbeda pada masa sebelum reformasi 1998. Budiman sebagai aktivis pergerakan.

Luka para korban penculikan aktivis 1997-1998 hanya dijadikan komoditas lima tahunan.

Bagi politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Budiman Sudjatmiko, sudah saatnya kasus penculikan itu diselesaikan.

Dia mendiskusikan soal penculikan itu saat bertemu dengan Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan, 18 Juli 2023.

"Rasa-rasanya selama ini kasus kami hanya muncul lima tahun sekali tapi kemudian tidak pernah diselesaikan menjadi keuntungan politik," kata Budiman dalam wawancara eksklusif di kantor Tribun Network, Jakarta, Selasa (15/8/2023).

"Sementara dulu kami berjuang karena memiliki cita-cita besar, cita-cita itulah membuat saya ditangkap, teman-teman diculik, ada yang di penjara diadili segala macam," lanjutnya.

Bukan hanya bertemu Prabowo, Budiman juga berdiskusi dengan sejumlah tokoh nasional di antaranya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Presiden RI Joko Widodo, mantan Panglima TNI Andika Perkasa, dan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Berikut petikan wawancara Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Budiman Sudjatmiko:

Banyak versi mengenai pertemuan Anda dengan Pak Prabowo di 18 Juli 2023. Bisa diceritakan, nawaitu pertemuan ini siapa yang menginisiasi?

Nawaitunya itu mulai dari saya, tidak diperintahkan oleh partai, tidak diperintahkan juga oleh Pak Jokowi, tidak juga diminta Pak Prabowo.

Itu hasil diskusi dengan tim saya tentu saja, dan boleh saya katakan hasil diskusi saya dengan korban penculikan 1998.

Sudah lama diskusi tersebut, tetapi mereka menyampaikan bahwa sudah saatnya kasus penculikan aktivis 1998 tidak dijadikan komoditas politik lima tahunan.

Rasa-rasanya selama ini kasus kami hanya muncul lima tahun sekali tapi kemudian tidak pernah diselesaikan menjadi keuntungan politik.

Sementara dulu kami berjuang karena memiliki cita-cita besar, cita-cita itulah membuat saya ditangkap, teman-teman diculik, ada yang di penjara diadili segala macam.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved