SATRIA 1 Sukses Mengudara, Mahfud MD: Satelit Internet Pertama Indonesia, Ini Fungsinya

Indonesia sukses luncurkan Satelit Republik Indonesia 1 atau SATRIA 1.

|
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Capture Yt Kompas.com
Indonesia sukses luncurkan Satelit Republik Indonesia 1 atau SATRIA 1. 

Sri menambahkan bahwa Kemenkominfo akan menyesuaikan kapasitas layanan dengan kebutuhan serta memantau penyediaan akses internet oleh pihak swasta agar mengetahui kebutuhan kapasitas terkini. 

“Dulu kebutuhannnya 1 Mbps, sekarang kalau kita pakai handphone saja membutuhkan minimum 5 Mbps untuk apapun itu. Saat ini perkembangan terestrial yang seperti fiber optik dari BTS cukup masif dari operator operator lain sehingga pemerintah memutuskan apakah pemerintah turun tangan lagi untuk membuat satelit berikutnya” ungkapnya. 

Sri mengatakan, pemerintah saat ini juga menyiapkan Hot Backup Satellite untuk memenuhi kebutuhan satelit internet nasional. 

“Saat ini untuk backup satellite kita masih ada proses konstruksi kebetulan di Boeing Los Angeles. Sudah kurang lebih 85 persen untuk secara fisik dan rencana peluncuran targetnya di bulan Oktober 2023,” imbuh Sri.

Mulai diuji coba tahun depan Meskipun diluncurkan besok, Satria-1 baru bisa dimanfaatkan pada Januari 2024. Sebab, butuh waktu cukup lama bagi satelit untuk menjangkau orbitnya. 

Menurut Adi Rahman Adiwoso, Direktur Utama PT Satelit Nusantara Tiga, dibutuhkan waktu sekitar 145 hari bagi satelit Satria-1 menuju orbit. 

Pasalnya, satelit ini tergolong satelit modern, dengan memakai bahan bakar elektrik untuk menuju lintasan orbit dari titik luncurnya. Oleh karena hal teknis tersebut, satelit internet Satria-1 baru bisa dicoba mulai tahun depan. 

Baca juga: Menko Polhukam Mahfud MD Digugat Perkomhan Rp 1 M, Komentari Putusan PN Jakpus Soal Penundaan Pemilu

"Untuk meluncur, kita pakai empat roket kecil, yang bahan bakarnya elektronik, plasma dari zenon. Dan itu memerlukan 145 hari," kata Adi. 

Adi menjelaskan bahwa Satria-1 akan mencapai orbit pada November 2023. 

Saat itu, pihak SNT juga akan melakukan serangkaian tes guna memastikan perangkat tersebut berjalan normal. Adapun waktu pengujian diperkirakan selesai akhir Desember. 

Dengan begitu, Satria-1 bisa dipastikan siap dijajal masyarakat per Januari 2024. Satelit internet Satria direncanakan meluncur pada orbit 146 BT menggunakan frekuensi Ka-band dengan teknologi very high throughput satellite (HTS) dengan kapasitas frekuensi 150 Gbps. 

Kecepatan internet di setiap titik layanan publik, diproyeksikan mencapai 4 Mbps, naik empat kali lipat dari perhitungan awal di tahun 2018 lalu, ketika proyek SATRIA-1 dirintis. 

"Backup" Palapa Ring Teknologi satelit menjadi salah satu solusi yang dipilih pemerintah untuk mewujudkan pemerataan akses internet di Tanah Air. Satelit diharapkan bisa melengkapi integrasi infrastruktur Palapa Ring yang sudah ada. 

Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo Danny Januar Ismawan mengatakan, masih ada daerah-daerah di Indonesia yang belum terjamah internet

“Ada daerah yang masih blank spot (belum ada akses internet), jadi tantangan bagaimana cara mengintegrasikan dengan Palapa Ring yang sudah ada. Teknologi satelit ini jaringan telekomuniaksi pilihan terakhir. Kenapa pakai satelit, karena tidak mungkin dengan teknologi teresterial fiber optik atau microwave,” jelasnya. 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved