Dosen Unja Sulap Buah Pedada Jadi Sabun Cair Antiseptik

Uce Lestari, dosen Farmasi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi (Unja), buah pedada mengandung beberapa senyawa bioaktif.

Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Teguh Suprayitno
istimewa
Uce Lestari, dosen Farmasi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi (Unja), buah pedada mengandung beberapa senyawa bioaktif. 

TRIBUNJAMBI.COM,JAMBI - Provinsi Jambi memiliki hutan mangrove yang tersebar hampir di sepanjang pesisir Kabupaten Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Data dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi, hutan bakau di pantai timur Jambi memiliki 20 jenis tanaman mangrove, salah satunya adalah buah pedada atau Sonneratia cassiolaris.

Tanaman pedada berbuah secara musiman, biasanya periode bulan Oktober hingga Desember.

Berdasarkan penelitian Uce Lestari, dosen Farmasi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi (Unja), buah pedada mengandung beberapa senyawa bioaktif.

Ada flavonoid, luteolin dan luteolin 7-O-B-glucoside yang memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, mampu meningkatkan sistem daya tahan tubuh serta dapat membunuh mikroorganisme.

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) Melati di Kabupaten Tanjabtim menjadi satu-satunya usaha yang mengolah buah pedada menjadi produk olahan pangan.

Olahan tersebut dibuat menjadi dodol pedade, permen asam manis pedado, granul pedada, dan marshmallow pedade sebagai peningkat sistem imun.

Produk pangan fungsional tersebut telah dijual pada pusat oleh oleh Kabupaten Tanjab Timur.

"Tetapi pengolahan menjadi inovasi sabun cair antiseptik belum dikembangkan," ucap Uce.

Kandungan flavonoid pada buah pedada mampu membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri dengan istilah sebagai antiseptic.

Melihat potensi itu, muncul ide untuk membuat teknologi pengolahan sabun cair buah Pedada sebagai antiseptik.

"Harapannya dengan adanya difusi teknologi yang ditemukan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar wilayah pesisir Tanjabtim," kata dia.

Dikembangkannya buah pedada menjadi inovasi baru sabun cair antiseptik akan mendukung peningkatan kualitas PHBS dan berpotensi membuka peluang usaha. Selain itu olahan buah pedada dapat menjadi produk unggulan khusus daerah yang berada di pesisir pantai yaitu Kabupaten Tanjabtim dan Tanjabbar.

Dia berharap selain mengolah hasil hutan mangrove, masyarakat juga mampu mengedukasi atau mengkampanyekan pelestarian ekosistem mangrove.

Baca juga: Pangdam dan Forkopimda Jambi Tanam Ribuan Mangrove di Tanjabtim

Baca juga: Segarnya Manisan Buah Pedada Buatan Mahasiswi Kedokteran Unja

Baca juga: Serentak se-Indonesia, Warga Tanjabtim Antusias Saksikan Penanaman Mangrove di Desa Lambur Luar

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved