Operasional Truk Batubara Disetop

Persoalan Buka Tutup Operasional Batubara, Asosiasi Masyarakat dan Sopir Tebo: Kami Bingung

buka tutup operasional batubara tersebut tak hanya dilakukan kali ini saja, persoalan itu kemudian ditanggapi, Amir perwakilan Assosiasi sopir

|
Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Tribunjambi.com/Srituti Apriliani Putri
Direktorat Lalu Lintas Polda Jambi, kembali menghentikan transportasi angkutan truk batubara. Penghentian ini, berlaku mulai hari ini, Kamis (25/05/2023). 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARATEBO - Asosiasi Masyarakat dan Sopir batubara Kabupaten Tebo mengaku bingung dengan kebijakan yang terus melakukan buka tutup operasional batubara.

Pasalnya, buka tutup operasional batubara tersebut tak hanya dilakukan kali ini saja, persoalan itu kemudian ditanggapi, Amir perwakilan Assosiasi sopir batubara Tebo.

Ia mengatakan, semua aturan yang dikeluarkan oleh Pemprov Jambi dan Polda Jambi siap didukung oleh pihaknya.

Namun mereka mengaku kecewa dan bingung karena aturan yang mereka terima dan praktik di lapangan justru berbeda.

Salah satu alasan penutupan operasional batubara yang hari ini dilakukan oleh Polda Jambi adalah persoalan tonase berlebih yaitu ada truk mengangkut batu bara dengan muatan 20 ton.

Menanggapi itu, Amir justru mengungkapkan permasalahan tonase di Kabupaten Tebo bahkan bisa mencapai lebih dari 40 ton, sebab kata dia, perusahaan melakukan pengangkutan menggunakan tronton dan melewati jalan nasional arah ke Sumatera Barat.

"Nah itu kita bingung, apa aturan tonase itu tidak berlaku di Kabupaten Tebo atau apakah pemerintah provinsi ini sudah dibutakan semua dengan masalah ini. Kalau dibilang engga tahu, tidak mungkin," katanya, Kamis (25/5).

Dia kemudian mempertanyakan mengapa selama ini pengangkutan batu bara di Tebo justru dibiarkan menggunakan tronton.

"Kenapa itu tidak diberlakukan juga seperti kami, jangan kayak kami orang kecil ini yang hanya cari makan justru dilarang, sementara mereka diizinkan. Jadi itulah, kami bingung dengan pemerintah ini," katanya.

Ia pun menyarankan bila aturan yang dikeluarkan tak sanggup untuk dijalankan pemerintah secara adil, lebih baik dilakukan penutupan total hingga ada solusi permanen atas persoalan itu.

"Jadi kalau itu ditutup, oke kami dukung. Jangan seperti ini, di Tebo tronton terus beroperasi," katanya.

Terpisah, penutupan operasional batu bara tersebut juga ditanggapi Salim, perwakilan Pemuda Tebo. Ia menyebut dirinya sudah muak dengan buka tutup yang dilakukan oleh pemerintah.

"Jika gubernur pro terhadap masyarakatnya, harusnya hentikan dulu sampai jalan khusus ada," katanya.

Ia mengatakan bila persoalan kemacetan memang tak dapat diatur oleh pemerintah dan kepolisian, pihaknya justru setuju operasional batu bara ditutup hingga jalan khusus ada, sebab ia menilai persoalan ini terus menyebabkan terganggunya aktivias masyarakat banyak.

"Pesan kami engga banyak, Kami dari Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Peduli Tebo meminta Kapolda Jambi untuk menghentikan angkutan batu bara sampai jalan khusus ada, jangan buka tutup lagi," pungkasnya.

Baca juga: Juwanda Berharap Bawa Dampak Positif Ekonomi Masyarakat Usai Ditetapkannya UNESCO Global Geopark

Baca juga: Geopark Merangin Ditetapkan UNESCO, Fauzi Ansori: Kita Siap Perjuangkan Usulan Pengembangan

Baca juga: 4.629 Tenaga Honorer di Sarolangun Belum Seluruhnya Diangkat PPPK

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved