Autopsi Ulang Brigadir Yosua
Wawancara Eksklusif Johnson Panjaitan: Upacara Pemakaman Brigadir Yosua Bantah Aib yang Dilontarkan
Kuasa hukum keluarga Brigaidr j alias Brigadir Yosua, Johnson Panjaitan mengaku sejak laporannya masuk ke pihak kepolisian, pihaknya meminta 3 hal, di
Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Suci Rahayu PK
Saya tidak menuduh iya kan, tapi Ini pengalaman saya, karena saya banyak menangani daerah konflik. Nah, bagaimana Kalau senjata, uang dan narkoba ini digunakan oleh orang-orang tertentu.
Termasuk juga polisi-polisi dan kelompok-kelompok polisi yang bermasalah, ini beresiko besar.Jadi tidak mudah ini menurut saya, tidak mudah. Saya mengerti, bahwa saya pasti akan mendapatkan tekanan begitu ya, tapi demi Republik ini, komitmen kita bersama, karena itu jangan dibiarkan kami berjuang sendiri.
Saya yakin dukungan dan partisipasi serta keinginan dari teman-teman untuk membongkar kasus ini dan memperbaiki institusi Polri, karena ini kan andalan kita. Kalau polisinya enggak ada, korup, kita bisa berbahaya kan? bisa hancur negara hukum kita ini, jadi tidak boleh.
Kita harus bergandengan tangan, mari kita perjuangkan, kita kritisi lembaga ini, kita perbaiki. Tindak! oknum-oknum pimpinannya yang berusaha meruntuhkan atau menghancurkan kewibawaan ini dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap institusi.
Baca juga: Istri Irjen Ferdy Sambo Keberatan Brigadir J Dimakamkan Secara Kedinasan, Terduga Pelaku Pelecehan
Jadi abang mau mengatakan, hari ini Polri harus lakukan perubahan besar?
Iya, karena itu, enggak main-main, dua kali presidennya. Dan statement yang kedua itu, harus jadi perhatian, kenapa? jangan sampai ketidakpercayaan masyarakat ini muncul. Berarti kan, ada problem legitimasi. Jadi saya kira, maksudnya bukan hanya kasus ini. Tapi lewat kasus ini, kita berusaha membongkar potensi-potensi yang menjadi penyakit. Agar institusi ini, sungguh-sungguh punya kekuatan menjadi penegak hukum yang handal di negara ini.
Dukungan publik seperti apalagi, sebenarnya yang diharapkan oleh abang atau pihak keluarga Brigadir Yosua?
Banyak ya, tentu yang pertama adalah kita masih harus bertarung di soal-soal teknis. Karena sekali lagi autopsi antara 4-8 Minggu itu, harus terjawab sebab kematian.
Karena kami kan bertanya sebagai pelapor, dia ditembak dulu atau disiksa kan menjadi pertanyaan kita kemudian. Pertanyaannya adalah kalau kontaknya itu 10:58 WIB kemudian mayat tergeletak pukul 17:00 WIB. Apakah ini benar TKPnya bukan cuman di Duren Tiga?
Ini kan harus diungkap dan itu tugas polisi, jangan-jangan dibentur-benturkan ke kami agar kami berspekulasi. Kami juga menunggu prosedur hukum, jadi ayo kerja yang cepat.
Makin lama ini, ketidakadilan makin sulit kita jangkau jadi pertarungannya di teknis. Kedua pertarungan teknis ini, tolong dibantu oleh teman-teman masyarakat, karena di hadapan kita dia bilang baik-baik tapi ternyata nggak didengar, dia jalan terus.
Misalnya persoalan yang lebih besar, katanya ini ditarik nggak tahunya ini masih jalan, yang ono masih jalan.
Bukan hanya kasusnya loh, tapi orangnya juga ikut jalan kami juga jalan nih, jadi itu peristiwa Teletubbies yang dikatakan oleh koordinator Kamaruddin Simanjuntak, artinya itu bukan hanya film Teletubbies, tapi itu terlihat ada kolaborasi yang penting untuk penanganan kasus ini, antara Sambo kadiv Propam dengan Kapolda.
Nah, Kapolda ini adalah pimpinan penyidik, yang kedua adalah ini ada satgas, yang punya kekuatan senjatanya, uangnya, ini harus dievaluasi. Supaya jangan satgas-satgas yang ini, digunakan oleh kelompok-kelompok dan orang-orang tertentu, yang dapat memunculkan potensi kewibawaan dan kepercayaan masyarakat terhadap polisi kita hancur.
Abang berkali-kali dalam wawancara, kita juga mendengar, kemudian di media lain kita dengar abang selalu berbicara soal satgas tadi, dan kemudian jadi sorotan yang sangat besar. Kemudian, ada pertanyaan penting hari ini, bagaimana dengan keselamatan saksi-saksi dari keluarga maupun saksi yang lain? ada laporan ke LPSK mungkin?
Ini menjadi problem yang besar. Saya jawab pertanyaan anda dulu, bagaimana kami mau ke LPSK, mereka sudah menunjukkan bahwa mereka menangani saksi-saksi jenderal dan istri jenderal gitu loh, sama sekali enggak memperhatikan korban.
Ini bagaimana keluarga yang tertekan, bagaimana? mana gitu loh, jadi itu menjadi sebuah pertanyaan besar.
Nah yang kedua, ini penting juga saya kemukakan, kami kecolongan, kecolongannya ini secara real pacar atau calon daripada Brigadir Yosua sudah terkena masalah, sudah terkena dampak. Dia mengundurkan diri dari pekerjaan, akibat dari pemberitaan penjelasannya tentang BAP, waktu pemeriksaan sebagai saksi.
Ini sudah kita tanggung masalahnya, handphone dia sudah disita dan diambil. Saya tidak tahu apakah diganti atau tidak, yang jelas yang bersangkutan sudah sangat ketakutan.
Nah bagaimana dengan saksi-saksi yang lain? ini juga menjadi sangat penting, terutama ibu yang melahirkan harus menerima kenyataan kedatangan jenazah anaknya. Tentu darah anaknya itu, yang akan terus meminta keadilan pada Tuhan.
Itu harus dilindungi dan perempuan-perempuan yang menjadi saksi kunci karena kan sudah di BAP sebenarnya ini kewajiban negara, jangan timbul masalah dulu baru nanti dilindungi
Artinya abang melihat, sampai sejauh ini tidak ada perlindungan kepada saksi?
Sama sekali belum ada, pertanyaannya adalah sebagai orang yang pengalaman menangani kasus-kasus seperti ini, tekanannya nanti semakin kencang, dalam pertarungannya nanti, akan makin terbuka. Setelah misalnya mulai ada bukti-bukti yang kuat, untuk menentukan kan harus ada tersangkanya.
Jangan sampai kayak kemarin, udah olah TKP berhari-hari, nggak jelas. Jangan sampai penyidikan ini, penyidik... nyidik... terus gitu loh. Harus jelas tindak pidananya apa, tersangkanya bagaimana, tempus di mana, lokusnya di mana, berkasnya dibuat tuntutannya, bawa ke pengadilan dengan sidang terbuka, harus begitu.
Nah proses ini sangat mengkhawatirkan, dalam kondisi negara kita yang sekarang ini, terlalu beresiko terutama bukan hanya kepada saksi tapi kabar semua teman bukan hanya saya teman-teman lain juga yang sangat profesional. Ingin jadi wartawan yang mengungkap kenyataan, fakta fakta, akan beresiko.
Dan itu bukan kata saya, korbannya sudah cukup banyak, saya menjadi bagian yang memperjuangkan wartawan-wartawan yang menjadi korban dalam membongkar fakta-fakta.
Agar negara ini, menjadi benar dan demokrasi berdiri tegak. Apalagi sudah terbukti juga, kalian berusaha menghadirkan kebenaran mau sepahit apapun itu. Dan kalian tidak hanya pakai tulisan, tapi berusaha masuk dan on the spot di lapangan Saya kira itu resiko-resiko profesi yang sekarang ini akan terjadi menurut saya.
Baca juga: Misteri Tewasnya Bocah 4 Tahun di Septic Tank di Jambi, Apa Motif Pelaku Lakukan Pembunuhan?
Ternyata yang abang sampaikan tadi, hari ini kemudian saksi dalam kondisi sangat rentan, ada harapan atau desakan bang Bagaimana kemudian melindungi saksi ini?
Pertama tentu enggak usahlah laporan-laporan, negara berkewajiban melindungi. Kita malu penegakan hukum ini, keluarga itu beri kuasa kepada kami dan kami menunggu proses hukum.
Harus diimbangi dengan proses yang baik dan melindungi saksi-saksi, karena itu kan perintah undang-undang jangan diminta-minta dulu. Punya hati gitu loh, karena kan rakyat melihat, kok giliran jenderal dan istrinya dilindungi, tapi giliran sopir, seorang guru honorer dan keluarganya, kok nggak dilindungin gitu loh. Pakai hati dan perasaan lah, kerja yang benar karena itu uang negara.
Oke Makasih banyak Bang Johnson. Tapi ada satu lagi, tadi pengacara dari istri kadiv Propam mengatakan pengacara dari keluarga Brigadir Yosua terlalu banyak membangun asumsi. Tangapan dari abang bagaimana?
Saya tidak mau merespon itu ya, sebaiknya dia melihat langkah-langkah hukum yang kami buat. Itu adalah dasar kami, yang tentu sah secara hukum. Jadi marilah kita mendorong karena dia kan advokat juga. Mari mendorong supaya ini terbuka. Jangan cuma membela kepentingan masing-masing atau maju tak gentar membela yang bayar.
Jadi, saya tidak mau terpancing dengan respon-respon, pertanyaan, tuduhan-tuduhan seperti itu. Legal standing kami jelas dan prosedur hukum yang kami tempuh juga jelas.
Ayolah Kita bertarung di sini untuk mengungkap masalah ini
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Kasus Tewasnya Brigadir Yosua, Ini Alasan Komnas HAM Belum Periksa Ferdy Sambo
Baca juga: Misteri Tewasnya Bocah 4 Tahun di Septic Tank di Jambi, Apa Motif Pelaku Lakukan Pembunuhan?
Baca juga: Terungkap Kalimat Perpisahan Brigadir Yosua pada sang Pacar sebelum Tewas Ditembak