Kisah Militer RI
Kopassus dengan Ilmu Kanuragannya Buat Pentagon Geger, Jenderal AS Saksi dari Aksi Ngeri Baret Merah
Tidak unggul di teknologi dan persenjataannya, namun Tentara Nasional Indonesia (TNI) miliki ilmu yang buat tentara asing bisa kesulitan meladeninya.
Selain menjadi kebal oleh sabetan senjata tajam, berkat ilmu debus yang dikuasai.
Seorang pasukan khusus AS yang berbadan raksasa hanya bisa kebingungan.
Pasalnya ketika pasukan khusus AS itu disuruh berdiri di atas selembar kertas koran dan kemudian diangkat oleh dua pasukan khusus TNI sambil mengerahkan negara dalamnya, dia bisa terangkat dengan mudah.
Namun, yang paling mudah untuk membuat klenger para pasukan khusus AS adalah ketika dalam latihan jungle survival mereka disuguhi buah durian.
Tak ada seorang pun pasukan AS berani makan durian sementara pasukan khusus TNI bisa menyantap semua durian penuh gairan dan suka cita.
Berkat kemampaun pasukan khusus Indonesia yang tiap personelnya menguasai ilmu beladiri dan tenaga dalam itu, sesungguhnya telah membuat para jenderal di markas besar militer AS, Pentagon ketakutan.
Para jenderal di Pentagon yakin, pasukan khusus Indonesia menguasai ‘ilmu hantu’, sementara pasukan khusus AS sama sekali asing dengan ilmu kebatinan tersebut.
Baca juga: Nilai Ekspor Jambi Naik 15,90 Persen, Terbesar ke Singapura dan Malaysia
Baca juga: Keluarga Antusias Gunakan Layanan Video Call, Komunikasi dengan WBP saat Idul Fitri
Baca juga: Nanda Damanik dan Bayinya Meninggal di Rumah Sakit, Keluarga Tuding Rumah Sakit Lalai Urus Pasien
Oleh karena itu, jika dalam latihan bersama para pasukan khusus TNI mulai menerapkan ilmu kanuragannya (beladiri dan tenaga dalam).
Misalnya makan beling sewaktu mempraktekkan ilmu debus, benar-benar membuat para pasukan khusus AS sama sekali tak berkutik.
Maka menjadi masuk akal jika dalam pertempuran melawan pasukan khusus TNI, para pasukan khusus AS yang bertempur tanpa menggunakan teknologi militer canggihnya, bisa dengan mudah dikalahkan. (*)
Berita lainnya seputar Kopassus
Sumber:
Sintong Panjaitan: Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, PBK, 2009