Berita Nasional
KISAH KKB Terkejam di Papua yang Tinggal di Wilayah Segetiga Hitam, Jadi Target Buruan TNI dan Polri
Pasca pemerintah Indonesia menetapkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sebagai teroris, aksi-aksi KKB pun mulai masif meneror aparat dan warga
Di Lanny Jaya misalnya KKB dikuasai oleh Puron Wenda dan Enden Wanimbo.
Lalu di Kabupaten Puncak Jaya, KKB dikuasai oleh beberapa kelompok yakni Goliat Tabuni dan juga kelompok Yambi pimpinan Lekagak, Tengahmati Telenggen dan Kalenap Murib.
"Kelompok Yambi ini yang diduga selalu menyeberang ke wilayah Kabupten Puncak dan melakukan aksi penembakan dan kekerasan disana," ujar Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw.
Polda Papua mengklaim bahwa KKB yang sering melakukan aksi kekerasan di tanah Papua tak ada hubungannya dengan suatu organisasi.
Baca juga: Selain Guru, Formasi CPNS Dosen dan Penjaga Tahanan Banyak Dibutuhkan di Pendaftaran CPNS 2021
Baca juga: Curi Uang Tetangga untuk Top Up Game Online, Remaja SMP Ini Malah Bakar Rumah, Santai Saat Ditangkap
Baca juga: Ini Besaran Gaji ke-13 yang Bakal Diterima PNS Setelah THR Bulan Depan, Golongan 1 sampai 4
Kepentingan KKB ini adalah untuk mempertahankan sebagai kelompok pengacau dan ingin tetap menunjukkan eksitensi dengan merampas senjata, menganiaya, membunuh serta melakukan kekerasan.
"Sepanjang Desember 2015-Maret 2016 sudah ada tiga catatan penembakan disertai kekerasan yang dilakukan oleh KKB. Ini tak bisa lagi dibiarkan dan harus ditindak tegas," kata Kapolda Paulus.
Operasi Khusus
Menyikapi aksi penembakan yang dilakukan KKB, Polda Papua berencana membuat operasi khusus penegakan hukum di 3 kabupaten yang dijuluki segitiga hitam tersebut. Operasi yang dimaksud hampir sama dengan operasi yang saat ini sedang berlangsung di Poso.
Apalagi, pasca kejadian di Distrik Sinak yang menyebabkan empat karyawan dari PT Modern Grup tewas tertembak oleh KKB, membuat Menkopolhukam Luhut Panjaitan langsung angkat bicara bahwa daerah Puncak dan sekitarnya akan dijadikan daerah operasi khusus seperti di Poso.
"Kejadian penembakan dan pembunuhan sudah kerap terjadi di daerha segitiga hitam. Operasi seperti di Poso memang kami butuhkan, untuk mengejar dan mempersempit ruang gerak KKB," katanya.
Pasca kejadian penembakan di Distrik Sinak, Polda Papua juga meminta pihak Komnas HAM untuk menyikapi lebih dalam kasus ini.
Apalagi korban adalah masyarakat sipil yang merupakan pekerja jalan yang sedang melakukan proyek jalan Trans Papua, Sinak-Mulia.
"Komnas HAM ini selalu bicara tentang hak asasi manusia dan saat ini ada kejadian dengan korban masyarakat sipil. Silahkan Komnas HAM mengartikan hal ini," terangnya.
(*)
Baca juga: Simpang Siur Kronologis Aksi Nekat Pemuda Nekat Panjat Jembatan Aurduri 1 jadi Tontonan Warga
Baca juga: Istri Grebek Suami yang Berzina dengan Selingkuhan: Biar Allah yang Balas
Baca juga: BREAKING NEWS Satu Unit Rumah di Desa Teluk Sialang Tungkal Ilir Hangus Terbakar
SUMBER: TRIBUN TIMUR