Kisah Polwan
Polwan Iptu Septia Intan Buka-bukaan Kisah Terima Telepon dan Pesan Ancaman: Tergantung Nyikapinya
Septia lahir di Payakumbuh 1 September 1993 silam, dan sudah hampir setahun menjabat Kasatres Narkoba Polres Tanjabbar.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Andreas Eko Prasetyo
TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL - Polwan Iptu Septia Intan Putri, sosok abdi negara cantik namun yang selalu tampil sederhana.
Kini ia menjabat sebagai Kasat Reserse Narkoba Polres Tanjung Jabung Barat.
Septia lahir di Payakumbuh 1 September 1993 silam, dan sudah hampir setahun menjabat Kasatres Narkoba Polres Tanjabbar.
Iptu Septia Intan Putri merupakan perwira lulusan Akpol atau Akademi Kepolisian.
Polwan cantik ini bukan berasal dari keluarga kaya, membuat banyak yang mencibirnya saat mau test Akpol.
Orangnya, Yendri dan Yusmanidar sehari-hari bekerja sebagai tukang sayur.
Akhirnya orang sekitarnya banyak menyebut Septia tidak akan mungkin lulus, dan dipersepsikan harus menyetor uang banyak.
Mindset harus bayar itu membuat sejumlah orang mengubur cita-cita untuk menjadi seorang polisi.
Namun, melalui cerita Septia, hal itu terbantahkan, setelah proses panjang untuk melewatinya.
Septia memaklumi pandangan kepadanya yang meremehkan itu, lantaran orangtua Septia hanya pedagang sayur.
"Tapi saya tidak yakin akan hal itu (harus menyiapkan uang). Saya berjuang sendiri. Yang lain ikut les, saya tidak. Modal nekat saja untuk ikut tes Akpol," katanya dalam wawancara dengan Tribunjambi.com, Senin (19/4/2021).
Septia menceritakan, ia harus berangkat dari Payakumbuh ke Sumatera Barat untuk mengikuti tes.
Pada waktu itu perjalanan ditempuh dalam waktu 3 jam.
Pada saat itu Ia berangkat naik travel sendiri dan tanpa siapa pun.