Polwan Hebat
Cerita Iptu Septia Polwan Cantik Polres Tanjabbar, Hadapi Ancaman dari Telepon hingga Pesan Singkat
Selama tiga tahun dari 2015 hingga 2018 dirinya mengabdikan diri di Polda Aceh yang kemudian pada tahun yang sama di 2018 Ia mengambil Perguruan
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Iptu Septia Intan Putri, Kasat Narkoba Polres Tanjabbar membagikan cerita petualangan hidupnya hingga kini menjadi seorang polwan dan bertugas di Polres Tanjabbar.
Empat tahun menjalani pendidikan di Semarang, Septia kemudian ditugaskan di Polda Aceh.
Selama tiga tahun dari 2015 hingga 2018 dirinya mengabdikan diri di Polda Aceh yang kemudian pada tahun yang sama di 2018 Ia kembali mengambil Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian.
Setelah lulus Ia mendapat tugas ke Polda Jambi pada 2019 lalu hingga akhirnya pada 2020 lalu sampai saat ini Ia menjadi Kasatres Narkoba Polres Tanjabbar.
"Alhamdulillah, setiap proses yang saya lalui selalu saya syukuri dan nikmati. Ketika saya mengeluh, yang saya ingat adalah bagaimana perjuangan saya untuk meraih cita-cita saya," sebut Septia yang memiliki hobi bermain basket ini.
Lebih lanjut di ceritakan oleh Septia, bahwa selama bertugas rintangan dan tantangan bahkan hingga ancaman menjadi cerita dari perjalanan yang di lalui oleh Septia.
Ia menyebut pada saat bertugas di Polda Aceh sempat mendapat ancaman dari telpon hingga pesan singkat.
"Dulu di Aceh pernah dapat telpon sama sms ada juga ya nada ancaman gitu. Di bilang aku tau banyak tentang kamu, apalagi kamu di sini sendiri, jangan macam-macam ya nada ancaman-ancaman gitu, tapi ya tergantung kita nyikapi nya gimana,"ungkapnya.
Namun menurut Septia ancaman tersebut hanya sekedar ancaman biasa meskipun untuk dirinya sendiri harus tetap berhati-hati.
Untuk di Tanjabbar sendiri dirinya mengaku belum mendapatkan ancaman atau pesan singkat serupa ketika dirinya di Aceh.
Meskipun Ia menyadari bahwa dengan jabatan yang Ia emban sekarang tidak menutup kemungkinan hal-hal yang di luar dugaan bisa terjadi.
Terlebih dirinya juga tidak menyangka akan mendapatkan jabatan ini ketika di tugaskan di Polres Tanjabbar.
"Ya karena ngiranya itu biasanya kan Polwan pada bagian lalu lintas atau mana gitu, di staff gitu, jarang yang operasional (Satres Narkoba) ini. Tapi itu jadi amanah dan kepercayaan yang di berikan kepada saya yang harus saya lakukan dan bertanggung jawab,"katanya.
Septia memaknai bahwa apa yang Ia kerjakan adalah suatu tugas yang harus di jalankan dengan baik.
Menjadi seorang Polwan adalah cita-cita yang Ia impikan sejak SMP, hingga akhirnya dengan perjuangan cita-cita tersebut Ia raih.
Ia hanya memotivasi pada diri dan kemampuannya untuk mewujudkan apa yang ingin Ia capai.
Ia memandang bahwa menjadi seorang polisi akan memudahkan dirinya untuk menjadi orang yang berguna bagi kedua orangtuanya, bagi keluarga, masyarakat bangsa dan negara.
"Karena menjadi seorang polwan adalah pilihan, dan saya akan bertanggung jawab terhadap pilihan saya. Yang terpenting adalah bagaimana saya bisa berguna bagi masyarakat bangsa dan negara," pungkasnya.
Baca juga: Bulan Puasa Museum Perjuangan Rakyat Jambi Tetap Buka
Baca juga: Jozeph Paul Zhang Ketakutan Jadi Buronan Polisi, Kini Menghilang Usai Ngaku Nabi ke 26
Baca juga: Damkar Tebo Ingatkan Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan Saat Aktivitas di Dapur