Berlatih Menganyam Resam, Keterampilan Masyarakat Jambi yang Mulai Ditinggalkan
Keterampilan menganyam resam sebenarnya sudah lama dimiliki masyarakat Jambi. Namun, seiring waktu, keterampilan itu mulai ditinggalkan.
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Teguh Suprayitno
Di satu sisi menguntungkan pekebun karena mengurangi gulma, di sisi lain bisa dimanfaatkan sebagai bahan anyaman. Apa lagi, aktivitas menganyam resam kini kian ditinggalkan.
"Kami mendapatkan resam ini dari sekitaran Muarojambi," selanya.
Tantangan Menganyam Resam
Lidya, instruktur anyam yang melatih peserta pada Sabtu (26/9/2020) menjelaskan, sering kali hasil anyaman resam tidak rapi. Hal itu sering dikarenakan kurangnya ketelitian penganyam dalam menyisipkan tanaman menjalar ini.
"Kuncinya teliti, sih. Kadang pas menganyamnya, ada bagian terlewat atau mungkin salah meletakkannya. Itu nanti berpengaruh ke yang setelahnya," jelasnya.
Mahasiswa seni yang sudah lihai menganyam ini bilang, penganyam mesti fokus, khususnya pada bagian-bagian penting, seperti pembentukan pola, hingga penutupan.
• Tak Berani Bubarkan Konser Dangdut di Tegal, Seorang Kapolsek Dicopot dan Diperiksa Propam
Penutupan yang dia maksud adalah proses mengunci resam ketika anyaman jadi, sehingga hasil anyaman tidak mudah buyar.
Ada pola-pola tertentu yang mesti dipahami sebelum membuat anyaman, tergantung barang apa yang hendak dibuat. Pembiasaan juga akan memengaruhi kelihaian dalam menganyam.
Gonau rutin membuka pelatihan menganyam tiap Sabtu pagi, pukul 08.30-11.30 WIB. Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi 0822 7754 5673.
(Tribunjambi.com/ Mareza Sutan A J)