Berlatih Menganyam Resam, Keterampilan Masyarakat Jambi yang Mulai Ditinggalkan

Keterampilan menganyam resam sebenarnya sudah lama dimiliki masyarakat Jambi. Namun, seiring waktu, keterampilan itu mulai ditinggalkan.

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi/Mareza
Gonau merupakan sanggar yang didirikan sejumlah anak muda Jambi yang meminati kerajinan dan pelestarian lingkungan. 

Berlatih Menganyam Resam, Keterampilan Masyarakat Jambi yang Mulai Ditinggalkan

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Keterampilan menganyam resam sebenarnya sudah lama dimiliki masyarakat Jambi. Namun, seiring waktu, keterampilan itu mulai ditinggalkan. Kini, sekelompok anak muda mulai kembali menggalakkannya, bagaimana cara mereka?

Seperti biasa, setiap Sabtu pagi teras rumah Gonau sudah dipenuhi resam. Tanaman jenis pakis dengan nama ilmiah dicranopteris linearis ini sengaja dikumpulkan sebagai sarana berlatih menganyam bagi peminat kegiatan rutin Gonau yang sudah berlangsung beberapa bulan terakhir.

Gonau merupakan sanggar yang didirikan sejumlah anak muda Jambi yang meminati kerajinan dan pelestarian lingkungan.

Kolaborasi Seniman Jakarta dan Perajin di Muaro Jambi, Sulap Resam Jadi Karya Seni Kontemporer

Syafril Nursal: Insyaalah dengan Jambi Berkah Tak Ada Lagi Kawasan Pinggiran

Nama Gonau terinspirasi dari penyebutan seorang anak kecil di Eropa yang punya kepedulian yang tinggi. Selain itu, namanya juga terinspirasi dari gano yang berarti hutan atau rimba, juga go now yang kekinian.

Tiap Sabtu mereka rutin mengadakan pelatihan menganyam resam. Namun, selama pandemi ini, jumlah peserta pelatihan dibatasi enam orang saja. Meski begitu, pelatihan menjadi lebih intens.

Humas Gonau, Natali bilang, mereka mendatangkan instruktur yang lihai di bidang anyam-menganyam. Tujuannya, agar peserta lebih mudah paham dan mempraktikkan.

"Resam ini nanti dibuat jadi berbagai hasil kerajinan," katanya.

Awalnya, aktivitas menganyam ini sebagai upaya untuk mendorong perajin resam berkreasi di tengah pandemi Covid-19, mereka hanya membuat pot bunga. Respons yang diterima bagus, lama-kelamaan ternyata mulai banyak peminatnya.

Berbagai kreasi pun bermunculan. Akhirnya, hasil kerajinan, seperti tas, keranjang, topi, gelang hingga cincin pun jadi produk yang menarik.

Meski begitu, menganyam barang-barang tersebut ternyata tidak semudah yang dibayangkan.

Kata Natali, pembuatan pot bunga misalnya, membutuhkan waktu sekitar 10-30 menit, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan.

Gampang dan cepat? Belum tentu. Dia bilang, penganyam harus bisa menyisipkan resam pada letak yang tepat. Karena jika tidak, bentuknya tidak akan sesuai dengan keinginan.

Kreativitas Pipit saat Pandemi Covid-19, Isi Waktu dengan Podcast

Meraup Omzet Puluhan Juta di Masa Pandemi dari LED Display

Kondisi resam sebisanya mesti basah. Alasannya, supaya lebih lembut dan tidak mudah patah, sehingga menganyamnya lebih gampang.

Ternyata, memanfaatkan resam sebagai bahan anyaman bukan tanpa alasan. Selain mudah untuk dianyam, resam juga selama ini dikenal sebagai gulma bagi pekebun. Melihat kondisi tersebut, Gonau berinisiatif untuk menciptakan 'simbiosis mutualisme'.

Di satu sisi menguntungkan pekebun karena mengurangi gulma, di sisi lain bisa dimanfaatkan sebagai bahan anyaman. Apa lagi, aktivitas menganyam resam kini kian ditinggalkan.

"Kami mendapatkan resam ini dari sekitaran Muarojambi," selanya.

Tantangan Menganyam Resam

Lidya, instruktur anyam yang melatih peserta pada Sabtu (26/9/2020) menjelaskan, sering kali hasil anyaman resam tidak rapi. Hal itu sering dikarenakan kurangnya ketelitian penganyam dalam menyisipkan tanaman menjalar ini.

"Kuncinya teliti, sih. Kadang pas menganyamnya, ada bagian terlewat atau mungkin salah meletakkannya. Itu nanti berpengaruh ke yang setelahnya," jelasnya.

Mahasiswa seni yang sudah lihai menganyam ini bilang, penganyam mesti fokus, khususnya pada bagian-bagian penting, seperti pembentukan pola, hingga penutupan.

Tak Berani Bubarkan Konser Dangdut di Tegal, Seorang Kapolsek Dicopot dan Diperiksa Propam

Penutupan yang dia maksud adalah proses mengunci resam ketika anyaman jadi, sehingga hasil anyaman tidak mudah buyar.

Ada pola-pola tertentu yang mesti dipahami sebelum membuat anyaman, tergantung barang apa yang hendak dibuat. Pembiasaan juga akan memengaruhi kelihaian dalam menganyam.

Gonau rutin membuka pelatihan menganyam tiap Sabtu pagi, pukul 08.30-11.30 WIB. Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi 0822 7754 5673.
(Tribunjambi.com/ Mareza Sutan A J)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved