Di Malam Kelam Tragedi G30S PKI, Soekarno dan Sang Istri Pergi ke Tempat Ini, Ajudan Jadi Saksi

TRIBUNNEWS.COM -  Akhir bulan September ini, seluruh rakyat Indonesia pastinya mengenang kekejaman tragedi G30S PKI.

Pada 30 September 1965 malam tepatnya 55 tahun lalu, komplotan G30S PKI sedang menyiapkan rencana operasi untuk menculik para jenderal TNI AD.

Namun di sisi ini, tribunjambi.com bakal mengulas keberadaan Presiden Soekarno.

Ternyata di saat yang sama Presiden Soekarno justru sedang sibuk menyiapkan hal lain.

Saat itu Bung Karno bersiap menghadiri acara pembukaan Musyawarah Nasional Teknik (Munastek) ke Istora Senayan, Jakarta.

Acara Munastek diprakarsai oleh pemimpin Angkatan Darat dan Persatuan Insinyur Indonesia(PII).

Ketua Munastek adalah Brigjen Hartono Wirjodiprodjo yang juga menjabat Direktur Pelalatan AD.

Sementara wakil ketuanya adalah Ir PC Harjo Sudirdjo, Menteri Pengairan Dasar yang sekaligus menjabat sebagai Ketua I.

• Tugas Baru Luhut Binsar Pandjaitan Diminta Kendalikan Covid-19 di 9 Provinsi Termasuk DKI Jakarta

• Apa Itu Nomophobia, Simak Dampak dan Cara Mengatasinya

• Cerita Detik-detik Pidato Soekarno Terhenti Pasca G30S PKI, Gegara Terima Selembar Nota dari Ajudan

Brigjen Hartono kemudian menjemput Bung Karno ke Istana Merdeka dan kemudian berangkat menuju Istora Senayan.

Hadir pula dalam acara pembukaan Munastek itu Wakil Perdana Menteri (Waperdam) II dr Johannes Leimena dan Waperdam III, Chaerul Saleh.

Saat tiba dan memasuki Istora yang sudah dipenuhi oleh lebih 10.000 hadirin yang gegap gempita meneriakkan slogan seperti “Merdeka”, “Hidup Bung Karno”, dan “Viva Pemimpin Besar Revolusi”.

Seperti, biasanya Soekarno tersenyum sambil melambaikan tangan dan disambut secara menggelora oleh hadirin.

Acara Munastek sukses dan selesai sekitar pukul 23.00 WIB.

• VIDEO Empuknya Daging Bebek di Resto Bebek Goreng Harissan

• Kisah Satpam Sritex Solo, Awalnya Pilot Pesawat Tempur TNI, Saat Diklat Dirahasiakan, Kini Manajer

Bung Karno lalu kembali ke Istana Merdeka.