Pemerintah Terkesan 'Angkat Tangan' dan Menyerah Atas Lebanon Setelah Ledakan di Beirut, Ada Apa?
Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan ia dan seluruh kabinet pemerintahannya mundur dari memimpin negara tersebut. "Semoga Tuhan lindungi Lebanon"
Oleh karenanya, banyak yang melihatnya sebagai pemerintahan satu sisi.
Pemerintahan tersebut pada dasarnya sudah rusak sejak awal, lebih-lebih setelah mereka ditugasi untuk mereformasi negara tersebut.
Namun reformasi itu gagal, dan golongan elit masih menguasai negara itu.
Kini, prosesnya harus dimulai lagi dari nol.
Menteri Pekerja Publik Michel Najjar berkomentar, "kuharap pembentukan kabinet baru tidak lama, negara ini tidak bisa menunggu terlalu lama.
"Mari berharap pemerintah baru akan segera terbentuk," tambahnya.
"Pemerintah yang efektif saat ini sangat diperlukan untuk keluar dari krisis ini."
• 15 Juta Pegawai Swasta Dapat Rp 600 Ribu Mulai September 2020, Penuhi 4 Syarat Termasuk Kartu BPJS
• Sejak Kapan Marsha Aruan Pindah Agama? Heboh Dibaptis, Terungkap Agama Lahir Model Mantan El Rumi
Tekanan rakyat dan Emmanuel Macron
Tuntutan yang berasal dari rakyat dan kedatangan Presiden Perancis Emmanuel Macron minggu lalu ke Beirut diharapkan dapat mendorong golongan elit politik untuk mengesampingkan perbedaan mereka dan membentuk pemerintah yang bersatu.
Selama ini pemerintahan Diab sendiri terpecah antara musuh Hizbullah seperti disebutkan dari hasil analisis Grup Eurasia.

Sehingga harusnya golongan elit perlu melihat sektor lebih luas dalam reformasi Lebanon.
Golongan elit sendiri mengatakan pemerintah yang berasal dari ahli independen dapat dibentuk.
Namun tantangan hal itu adalah Hizbullah, karena para golongan elit takut jika mereka tidak mendukung Hizbullah, maka mereka dikeluarkan dari sistem politik Lebanon.
Protes akhir pekan ini lihatkan ketegangan ketika pasukan keamanan tembakkan gas air mata kepada para demonstran.
Sebelum mundur, keputusan terakhir yang dibuat oleh pemerintah Diab adalah untuk menyerahkan kasusnya ke Pengadilan Mahkamah Agung, yang biasa menangani kasus kejahatan yang menyerang kemanan nasional Lebanon baik itu keamanan politik maupun kejahatan tingkat negara.
Sementara itu, ahli kimia Perancis yang bekerja di pelabuhan itu mengatakan timnya sedang bekerja mengamankan setidaknya 20 kontainer berisi zat kimia berbahaya setelah temukan satu bocor dan terbakar menjadi ledakan hebat itu.
Sumber: Intisari Online