Virus Corona
Kabar Buruk Kembali Diterima Risma, Dua Kepala Dinas di Surabaya Positif Terinfeksi Virus Corona
Dua anak buahnya di pemerintahan terinfeksi virus corona, meraka merupakan 2 Kepala Dinas di Surabaya.
Misalnya pasien virus corona yang sebelumnya memiliki riwayat penyakit di saluran pernapasan dapat memicu penyakit lain.
Namun Risma menyadari dalam situasi pandemi ini, hal itu tidak dapat dijadikan alasan.
Saat ini terus dipikirkan bagaimana cara menurunkan angka kematian di Surabaya.
• Warga Lorong Tukang Jahit Yang Bacok Kakak Sendiri Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara
• SEDANG TANDING Praveen/Melati vs Akbar/Winny di Final PBSI Home Tournament Ganda Campuran
• Pengurus DPC PDI Perjuangan Bungo Mendadak Temui Kapolres Bungo, Ini Yang Mereka Bicarakan
Salah satunya dengan memberikan bantuan alat ke rumah sakit. Nanti Pemkot juga akan diberikan bantuan alat dari Kemenkes.
"Artinya mungkin dengan peralatan itu kita bisa mengurangi lagi angka kematian," terang Wali Kota dua periode itu.
Disisi lain, Staf khusus pembangunan dan pembiayaan kesehatan Kemenkes Alexander K Ginting mengungkapkan kehadiran pihaknya di Surabaya itu hanya untuk melakukan sharing terkait dengan penanganan covid-19 ini.
"Kita disini bukan untuk menggurui, karena kita tahu surabaya juga punya pengalaman dan sudah mahir dalam menanggulangi itu.
Yang penting bagaimana surabaya ini angka kematiannya bisa turun dan kemudian penemuan kasusnya semakin bertambah," ujar dia.
Risma tak ingin stafnya disalahkan
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma mengakui tak mau stafnya disalahkan dan dianggap tidak bisa berkoordinasi dalam penanganan covid-19.
Sebagai pemimpin, menurutnya dirinyalah yang bertanggung jawab,
"Nah informasi ini enggak ada enggak pernah kami terima kemudian beliau menuding staf saya tidak bisa komunikasi atau koordinasi, padahal setiap hari membaca laporan berapa rumah sakit kosong, informasinya dari mana, bagaimana kondisi rumah sakit."
"Bagi saya, saya adalah jenderal perangnya di Surabaya, saya bertanggung jawab memang.\
Kalau menyalahkan staf saya, saya tidak terima," ujar Risma.
Lalu Risma menjelaskan soal bagaimana dirinya berusaha keras dalam melakukan penelusuran penyakit covid-19.
Penelusuran tidak hanya berhenti pada anggota keluarga yang terjangkit covid-19, melainkan juga pada para pekerjanya, seperti sopir hingga asistan rumah tangga.