Sejarah Indonesia
"Ta' Slentik Kowe!" Soeharto Nyaris Mau Tembak Kepala Jenderal TNI Ini Karena Dianggap Melangkahinya
"Ta' Slentik Kowe!" Soeharto Nyaris Mau Tembak Kepala Jenderal TNI Ini Karena Dianggap Melangkahinya
TRIBUNJAMBI.COM - Sebelum menjadi seorang Presiden Republik Indonesia. Pak Harto disebut pernah mengarahkan senjata api ke seorang Jenderal TNI.
Insiden itu terjadi waktu Itu Soeharto belum menjadi Presiden Republik Indonesia.
Tepatnya, saat Soeharto masih menjadi Pangkostrad.
• Update Piala Dunia U-20 2021, PSSI Nantikan Kunjungan FIFA Cek Stadion di Indonesia
• Provinsi Jambi dan Lima Kabupaten/Kota Siap Laksanakan Pikada Serentak 9 Desember Mendatang
• Penggunaan Kontrasepsi Menurun, Kehamilan tak Direncanakan Justru Meningkat Selama Pandemi Covid-19
Dilansir dari manuskrip otobiografi berjudul 'Cerita Seorang Tentara: Cuplikan Riwayat Kehidupan Herman Sarens Sudiro', perwira TNI yang pernah nyaris ditembak Pak Harto itu adalah Brigadir Jenderal TNI (Purn) Herman Sarens Soediro.
Soeharto saat itu sudah sangat marah dan menodongkan senjata api revolver ke kepala Jenderal TNI (Purn) Herman Sarens Soediro yang kala itu jadi bawahannya
Ceritanya berawal pada 2 Oktober 1965 pukul 09.00 pagi, ketika Herman sedang mandi di rumahnya di Jalan Daksa Kebayoran Baru.
• Terkenal Ganas Dalam Perang, Pasukan Bayaran Ini Pernah Buat Tentara Argentina Lari Terbirit-birit
• Terekam CCTV Punya Kumis, Pencuri di Toko Baju Kenali Asam Jambi
• BREAKING NEWS Wajah Pencuri di Toko Baju Kawasan Kenali Asam Terekam CCTV, Lihat Ciri-cirinya
Tiba-tiba sang istri menggedor pintu dari luar karena ada telepon penting dari markas Kostrad.
Panglima Kostrad, Mayor Jenderal Soeharto memerintahkan Herman agar segera menghadap dirinya.
Herman langsung berangkat ke markas Kostrad dan menuju ke ruang kerja Soeharto.
Setelah memberi salam hormat, Soeharto mempersilakan Herman duduk.
Tanpa berbicara apa-apa, Soeharto hanya membuka laci mejanya dan mengambil sesuatu.
• Penambangan Emas Ilegal Besar-besaran? Kok 7 Ekskavator Ada di Dalam Hutan Bungo
• Perang Bisa Pecah! China Kecam Kelakuan Amerika yang Seenaknya Kirim Pesawat Militer ke Taiwan
• Pelaku Kabur Tinggalkan Ekskavator dan Peralatan di Hutan, PETI Besar-besaran di Bungo?
Sepucuk pistol revolver diarahkan tepat ke muka Herman.
“Ta' slentik kowe! (aku sentil kau!)” kata Soeharto dengan emosi.
“Ada apa, Pak?” tanya Herman.
“Kamu…., dari jip sampai tank mesti lewat kamu. Saya ini kamu anggap apa?” ujar Soeharto.
Herman yang masih memendam ngeri dalam hati bertanya lagi,
“Mengenai apa, Pak?” tanya Herman
• Putri Gisella Anastasia Kirim Ini ke WhatsApp Wijin, Kelakuan Gempi pun Diunggah Sang Pebasket di IG
• Begini Komentar Mengejutkan Donald Trump Saksikan Demontrans George Floyd Terkena Gas Air Mata
“Kamu memberi 10 truk kepada kavaleri yang kamu ambil dari gudang Cakrabirawa!” jawab Soeharto.
Rupanya Soeharto tersinggung dengan inisiatif Herman yang dianggap mendahului Panglima Kostrad.
Sehari sebelumnya, Herman memang mengatur gerakan untuk menumpas Gerakan 30 September.
Prakarsa itu dilakukan Herman lantaran Panglima Kodam V Jaya, Mayor Jenderal Umar Wirahadikusumah mengkonsinyasi pasukan garnisun Jakarta.
• Bukan Cuma Ashanty, 6 Artis Ini Juga Dijuluki Ibu Tiri Baik dan Cantik Usai Putuskan Dinikahi Duda
• Tak Puas Penyerangnya Dituntut Hukuman Ringan, Begini Sindiran Novel Baswedan pada Jokowi
Dengan kedudukannya sebagai Kepala Biro Antar Angkatan dan Kesiapsiagaan Staf Umum AD, Herman memutuskan untuk menyiapkan kekuatan pemukul.
Herman bergerak cepat dengan mengambil alih 10 unit truk yang berada di pool Resimen Cakrabirawa di Cawang.
Truk-truk tersebut diserahkan kepada Brigade Kavaleri pimpinan Letnan Kolonel Wing Wiryawan.
Selanjutnya Herman bergerak ke Jalan Madiun, mengobrak-abrik markas Badan Pusat Intelijen (BPI) pimpinan Soebandrio dan menangkap orang-orang yang terlibat atau diduga PKI.
• Warga Heboh Tagihan Listrik PLN Membengkak, Erick Thohir Buka Suara Soal Keluhan Para Pelanggan
• Siapa Sebenarnya Jerry Lawalata?Pesinetron Era 2000-an yang Ditangkap Polisi Terkait Narkoba
Karena dinilai terlalu cepat dan melibatkan pasukan skala cukup besar, tindakan Herman ini menimbulkan kesalahpahaman dengan Soeharto.
“Kalau (pistol) itu meledak, mati gue,” kata Herman bertahun-tahun kemudian kepada sejarawan Rushdy Hoesein saat mengenang kemarahan Soeharto tersebut.
Menurut Rushdy, Soeharto memang pantang dilangkahi.
Herman kemudian mengajukan permintaan maaf.
• Sangar! Lari Dari Penjara Super Ketat, Dua Tahanan Ini Janji Bakal Kembali, Mereka Tinggalkan Surat
• Punya Uang 100 Rupiah Tahun 1992 Ini? Beruntung Bila Memlikinya, Ini Misteri Tersembunyi Dibaliknya
• Benarkah Kasus Corona di Indonesia Menurun? Ini Fakta Hitungan Peneliti
• Intip Profil Dory Harsa, Penabuh Gendang Ganteng yang Diisukan Dekat Nella Kharisma, Ternyata Duda
Meski dikenal tegas kepada para penentangnya, Soeharto masih memaafkan Herman Sarens.
Kejadian itu berakhir dengan saling pengertian satu sama lain.
Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul KISAH Soeharto Mendadak Arahkan Revolver ke Muka Jenderal Ini, Herman: Kalau Pistol Meledak Mati gue,
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE: