Kisah Militer

KISAH Soeharto Mendadak Arahkan Revolver ke Muka Jenderal Ini, Herman: Kalau Pistol Meledak Mati gue

TRIBUNJATIM.COM -Pak Harto disebut pernah mengarahkan senjata api ke seorang Jenderal TNI. Insiden itu terjadi waktu

Editor: ridwan
Kolase
Kisah Jenderal TNI (Purn) Herman Sarens Soediro yang Nyaris Ditembak Revolver Tepat di Kepala oleh Soeharto 

TRIBUNJATIM.COM -Pak Harto disebut pernah mengarahkan senjata api ke seorang Jenderal TNI.

Insiden itu terjadi waktu Itu Soeharto belum menjadi Presiden Republik Indonesia.

Tepatnya, saat Soeharto masih menjadi Pangkostrad.

Sang Jenderal TNI pernah nyaris ditembak revolver oleh Soeharto karena dianggap 'melangkahi' dirinya.

Hanya Terima Rp350 Ribu, Warga Desa Mendalo Laut Berseteru dengan Pendamping PKH

BREAKING NEWS Warga Ramai-ramai Tolak Graha Lansia di Talang Banjar Jadi Tempat Karantina Covid-19

Dilansir dari manuskrip otobiografi berjudul 'Cerita Seorang Tentara: Cuplikan Riwayat Kehidupan Herman Sarens Sudiro', perwira TNI yang pernah nyaris ditembak Pak Harto itu adalah Brigadir Jenderal TNI (Purn) Herman Sarens Soediro.

 

Soeharto saat itu sudah sangat marah dan menodongkan senjata api revolver ke kepala Jenderal TNI (Purn) Herman Sarens Soediro yang kala itu jadi bawahannya

Ceritanya berawal pada 2 Oktober 1965 pukul 09.00 pagi, ketika Herman sedang mandi di rumahnya di Jalan Daksa Kebayoran Baru.

Lolos dari Sergapan Mulut Harimau, Pesulap Legendaris Ini Malah Meninggal Karena Terinfeksi Covid-19

SIAPA Sebenarnya Jenderal M Jusuf, Pernah Gebrak Meja di Rumah Soeharto, Pertemuan Sampai Dibubarkan

Tiba-tiba sang istri menggedor pintu dari luar karena ada telepon penting dari markas Kostrad.

Panglima Kostrad, Mayor Jenderal Soeharto memerintahkan Herman agar segera menghadap dirinya.

Herman langsung berangkat ke markas Kostrad dan menuju ke ruang kerja Soeharto.

Setelah memberi salam hormat, Soeharto mempersilakan Herman duduk.

Tanpa berbicara apa-apa, Soeharto hanya membuka laci mejanya dan mengambil sesuatu.

Aneka Parsel Istimewa untuk Hari Kemenangan di ACE Hardware

Sangat Ditunggu Umat Muslim, Ini Rahasia Mendapatkan Lailatul Qadar, Sekaligus Perhitungan Ulama

Sepucuk pistol revolver diarahkan tepat ke muka Herman.

“Ta' slentik kowe! (aku sentil kau!)” kata Soeharto dengan emosi.

“Ada apa, Pak?” tanya Herman.

“Kamu…., dari jip sampai tank mesti lewat kamu. Saya ini kamu anggap apa?” ujar Soeharto.

Herman yang masih memendam ngeri dalam hati bertanya lagi,

“Mengenai apa, Pak?” tanya Herman

Prediksi Ramhan, Ada Tiga Kandidat dan Tiga Kader Golkar yang Ikut Bertarung di Pilgub Jambi 2020

CALON Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Ini Buka Cerita Latihan Bareng Pemain Top Eropa

“Kamu memberi 10 truk kepada kavaleri yang kamu ambil dari gudang Cakrabirawa!” jawab Soeharto.

Rupanya Soeharto tersinggung dengan inisiatif Herman yang dianggap mendahului Panglima Kostrad.

Sehari sebelumnya, Herman memang mengatur gerakan untuk menumpas Gerakan 30 September.

Prakarsa itu dilakukan Herman lantaran Panglima Kodam V Jaya, Mayor Jenderal Umar Wirahadikusumah mengkonsinyasi pasukan garnisun Jakarta.

Menag Umat Islam Salat Idul Fitri di Rumah, Kasus Covid-19 Tambah Banyak, Kini Capai 15.438

Perpres 64/2020: Pemerintah Berikan Bantuan untuk Peserta JKN-KIS Kelas III

Dengan kedudukannya sebagai Kepala Biro Antar Angkatan dan Kesiapsiagaan Staf Umum AD, Herman memutuskan untuk menyiapkan kekuatan pemukul.

Herman bergerak cepat dengan mengambil alih 10 unit truk yang berada di pool Resimen Cakrabirawa di Cawang.

Truk-truk tersebut diserahkan kepada Brigade Kavaleri pimpinan Letnan Kolonel Wing Wiryawan.

Selanjutnya Herman bergerak ke Jalan Madiun, mengobrak-abrik markas Badan Pusat Intelijen (BPI) pimpinan Soebandrio dan menangkap orang-orang yang terlibat atau diduga PKI.

Promo Data Internet Murah Telkomsel 15 GB Rp 22 Ribu di Ramadhan 2020, Gratis XL, Axis & Indosat?

Warga Kota Sungai Penuh yang Positif Rapid Test Bertambah Dua Orang yang Berasal dari Daerah Ini

Karena dinilai terlalu cepat dan melibatkan pasukan skala cukup besar, tindakan Herman ini menimbulkan kesalahpahaman dengan Soeharto.

“Kalau (pistol) itu meledak, mati gue,” kata Herman bertahun-tahun kemudian kepada sejarawan Rushdy Hoesein saat mengenang kemarahan Soeharto tersebut.

Menurut Rushdy, Soeharto memang pantang dilangkahi.

Herman kemudian mengajukan permintaan maaf.

HEBOH! Seorang Siswa SMP di Bandung Kendalikan Ganja dari Facebok,

Mau Cari Kerja, Warga Kasang Jaya, Kota Jambi Ini Malah Gadaikan Sepeda Motor yang Dipinjamnya

Pendamping PKH Potong Dana Bantuan Sejumlah Warga di Desa Mendalo Laut, Kabupaten Muarojambi

Bantuan Sosial Belum Dibagikan, Bupati Adirozal ; Data Penerima Belum Singkron Masih Diverifikasi

Meski dikenal tegas kepada para penentangnya, Soeharto masih memaafkan Herman Sarens.

Kejadian itu berakhir dengan saling pengertian satu sama lain.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved