Berita Internasional

Taktik Licik China Dalam Perseteruannya dengan AS, Analis Sebut Tiongkok Bisa Tarik Negara Sekutu

Taktik Licik China Dalam Perseteruannya dengan AS, Analis Sebut Tiongkok Bisa Tarik Negara Sekutu

Editor: Andreas Eko Prasetyo
CGTN
Presiden China Xi Jinping 

Padahal wilayah Hong Kong merupakan daerah China semi-otonom yang memiliki kedekatan hubungan perdagangan khusus dengan AS.

Presiden Amerika Donald Trump dengan cepat mengumumkan bahwa AS akan mencabut status preferensi kota.

Fatri Bantah Jalan yang Ditinjau Dewan Rusak: Mutu Beton Jalan Terjamin

Ramai Netizen Indonesia Gugat Kerajaan Belanda, Gegara Kereta Emas Bergambar Budak Orang Indonesia

Pemkab Bungo dan Unsur Forkopimda Tandatangai Enam Pakta Integritas Anti PETI, Ini Bunyi Poinnya 

"Hong Kong tidak lagi cukup otonom untuk menjamin perlakuan khusus yang telah kami berikan pada wilayah itu sejak negara kota bekas koloni Inggris itu dikembalikan ke China pada 1997," katanya seperti yang dikutip dari CNBC.

Christopher Granville dari perusahaan riset TS Lombard juga berpendapat hal yang sama.

Kejadian yang muncul baru-baru ini sebagai ketegangan "Perang Dingin 2.0" menurutnya.

Granville mengatakan dalam sebuah catatan, beberapa dari taktik diplomasi prajurit serigala sudah berlangsung.

Sebagai contoh, China menghentikan sementara impor daging sapi dari Australia setelah Negeri Kanguru itu menyerukan penyelidikan global tentang asal-usul virus corona.

1.800 Botol Minol Impor Dimusnahkan Kejari Jambi, Ahong Dihukum Setahun Penjara Denda Ratusan Juta

Mulai 10 Juni 2020 Jam Kerja ASN Kota Jambi Berubah, Ini Ketentuannya

Erick Thohir Pangkas 5 Direksi Pertamina, Begini Komentar Ahok dan Munculnya Nama-nama Baru

"Diplomasi prajurit serigala adalah pendekatan baru Tiongkok yang dilarang berlaku di dunia luar," tambah Edward Lucas dari Pusat Analisis Kebijakan Eropa dalam sebuah catatan bulan lalu.

Dia menambahkan: “Serangan balik terhadap diplomasi Wolf Warrior sedang tumbuh. Tiongkok memicu kemarahan di Australia, Kanada, Jerman, Belanda, dan Swedia - jika mengambil beberapa contoh baru-baru ini.”

Melansir dari South China Morning Post, Shi Yinhong, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Renmin China sekaligus penasihat Dewan Negara Tiongkok mengungkap bahwa akan terjadi perang dingin model baru.

"Amerika Serikat dan China sebenarnya berada di era Perang Dingin yang baru," kata Shi.

Beda dengan Gerindra, PA 212 dan PKS Kompak Menolak Prabowo Subianto Maju Lagi di Pilpres 2024

Anggota DPRD Merangin Kunker ke Bengkulu Saat Pandemi Covid-19, Herman Efendi: Silakan Rapied Test

Daftar Harga Motor Matic Honda Terbaru - Honda PCX Mulai Rp 31 Jutaan, Honda Scoopy Rp 20 Jutaan

Dia menambahkan, “Berbeda dari Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet, Perang Dingin baru antara AS dan China memiliki kompetisi penuh dan perputaran cepat. Hubungan AS-China tidak lagi sama dengan beberapa tahun yang lalu, bahkan tidak sama dengan beberapa bulan yang lalu.” (*)

Artikel Ini Telah Tayang di SOSOK.ID

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved