Berita Viral

Jeritan Sopir di Teluk Serdang: Solar 8 Ton Ludes Sebelum Pukul 3 Sore: Pelangsir, Bagi-bagilah!

Keluhan soal kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, kembali memuncak. 

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Instagram
antrean di SPBU 

TRIBUNJAMBI.COM -Keluhan soal kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, kembali memuncak. 

Kali ini, jeritan kekecewaan seorang sopir truk di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kawasan Teluk Serdang viral di media sosial.

Dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @jambisharing, terekam suara pria yang meluapkan emosinya.

Luapan eosi itu karena kesulitan mendapatkan solar untuk bekerja. 

Pria tersebut menyoroti kecepatan habisnya stok BBM subsidi dan menuding adanya praktik pelangsiran yang merugikan pekerja.

“Woi para pelangsir, bagi-bagilah solar tuh! Orang nak kerja jugo, bukan kalian be yang nak nyari makan,” terdengar suara pria itu dalam video, dengan nada tinggi. 

Ia menambahkan, “Gilo nian, Solar 8 ton belum jam 3 udah habis.”

Antrean Berjam-jam dan Stok Mendadak Lenyap

Video ini memperkuat keluhan yang sudah lama dirasakan warga Teluk Serdang dan sekitarnya di Tanjung Jabung Timur. 

Baca juga: Polda Jambi Gerebek Truk Tangki Berlogo Pertamina, Angkut Solar Ilegal dari Banyuasin ke Pekanbaru

Baca juga: Terekam CCTV! Ini Detik-detik Bripda Waldi Buang Motor Dosen EY di Parkiran RSUD Bungo Jambi

Baca juga:  Presiden Prabowo Tegaskan akan Pikul Penuh Tanggung Jawab Proyek Kereta Cepat Warisan Jokowi

Mereka mengaku harus antre berjam-jam di SPBU hanya untuk mendapatkan solar dalam jumlah terbatas. 

Bahkan, tak jarang kendaraan terpaksa kembali dengan tangan kosong.

Ironisnya, kelangkaan ini terjadi meskipun tangki pengisian dikabarkan baru saja tiba. 

"Kami cuma mau beli untuk kerja, tapi selalu kehabisan. Katanya solar habis, padahal belum lama datang tangki!" keluh salah satu warga, menggambarkan situasi yang mencurigakan.

Kelangkaan parah ini diduga kuat disebabkan oleh maraknya aktivitas pelangsir (penyalahguna) yang memborong solar bersubsidi dalam volume besar, hanya untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi. 

Praktik ilegal ini membuat kuota yang seharusnya untuk masyarakat dan sektor riil, seperti angkutan barang dan nelayan, habis dalam hitungan jam.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved