Virus Corona

Kasus Harian Corona Tembus 1000, Jokowi Beri Peringatan Serius, Bakal Ada Pengetatan Jika Terus Naik

Kasus Harian Corona Tembus 1000, Jokowi Beri Peringatan Serius, Bakal Ada Pengetatan Jika Terus Naik

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Wartakota
Presiden Jokowi 

TRIBUNJAMBI.COM - Baru saja new normal diberlakukan, Kasus baru Corona di Indonesia mencapai rekor tertinggi dengan jumlah baru lebih dari 1.000 kasus.

Sementara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan jika kasus baru terus meningkat, bakal dilakukan kembali pengetatan.

Adapun Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut kasus baru di DKI Jakarta pada Selasa kemarin bukanlah lonjakan kasus baru.

Dituntut 1,6 Tahun Penjara, Mantan Kades Tanjung Pauh Minta Dibebaskan dari Tuntutan JPU

Bunuh Suami dan Lakukan Hubungan Intim dengan Sang Eksekutor, Zuraida Dituntut Hukuman Seumur Hidup

Lembaga Swasta CRC Bantah Melakukan Pemerasan Terhadap Pasien

Tugas Baru Untuk Kepala Daerah dari Jokowi, Jika Terjadi Covid-19 Gelombang Kedua saat New Normal

1. Rekor Tertinggi, 1.043 Kasus Baru dalam 24 jam

Pada Selasa (9/6/2020) kemarin, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona, Achmad Yurianto menyampaikan adanya tambahan kasus baru sebanyak 1.043 kasus dalam 24 jam terakhir.

Angka ini menjadi rekor tertinggi kasus baru Corona selama pandemi Corona di Indonesia.

Sebelumnya, jumlah kasus baru tertinggi yang dilaporkan sebanyak 973 kasus pada 21 Mei lalu.

Tambahan 1.043 kasus baru ini menjadikan total kasus Corona di Indonesia mencapai 33.076 kasus dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 11.414 orang dan pasien meninggal sebanyak 1.923 kasus.

Berdasar sebaran per provinsi, kasus baru pada Selasa kemarin terbanyak berasal dari Provinsi DKI Jakarta yang melaporkan 232 kasus baru.

Di urutan kedua Provinsi Jawa Timur melaporkan 220 kasus dan disusul Sulawesi Selatan dengan 180 kasus.

Selengkapnya data kasus Corona di Indonesia per Selasa kemarin bisa Anda lihat dalam tabel di bawah ini:

Corona di Indonesia per Selasa (9/6/2020) sore" />

Kapolda Jambi Apresiasi Markas Tangguh Brimob untuk Ketahanan Pangan Pada Masa Pandemi

Kisah Pak Harto Gugup Saat Terima Surat Ini hingga Lengser dari Kursi Kepresidenan, Merasa Ditinggal

Tim Gugus Covid-19 Berencana Siapkan Ruang Isolasi Tambahan Berdaya Tampung 20 Orang

2. Jokowi Sebut Bakal Ada Pengetatan Jika Ada Peningkatan Kasus

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bakal melakukan pengetatan kembali jika terjadi adanya peningkatan kasus covid-19.

Pengetatan itu termasuk dengan melakukan penutupan sektor-sektor kehidupan yang kini beroperasi.

"Perlu saya ingatkan jika dalam perkembangan ditemukan kenaikan kasus baru maka langsung akan kita lakukan pengetatan atau penutupan kembali," kata Jokowi saat berkunjung ke Kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (10/6/2020) sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Jokowi meminta para kepala daerah yang telah menerapkan fase new normal secara rutin mengevaluasi keadaan di lapangan.

Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta ini meminta para kepala daerah tak lengah di fase new normal dan malah menghadapi gelombang kedua penularan covid-19.

"Evaluasi secara rutin, sekali lagi meski misalnya sebuah daerah kasus baru menurun jangan sampai lengah karena di lapangan masih sangat dinamis. Keberhasilan pengendalian covid-19 sangat ditentukan kedisiplinan dan protokol kesehatan," ujar Jokowi.

Sektor Usaha F&B Satu Diantara Usaha yang Bertahan di Masa Pandemi

Ini Alasan Pihak Korban Pelecehan Seksual Tidak Menggunakan Pendamping Hukum

"Saya kira kita semua harus optimis bahwa tantangan yang kita hadapi bisa kita kendalikan dengan baik, dengan harapan bisa diselesaikan dalam waktu sesingkat-singkatnya sehingga kita bisa beraktivitas kembali," kata dia.

3. Anies Baswedan Sebut Kasus Baru di DKI Jakarta bukan Lonjakan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Dalam Konferensi Pers di Gedung BNPN, Jakarta, Senin (25/5/2020). Anies menjelaskan skenario terbaik dan terburuk dari akhir PSBB tahap 3 di Ibu Kota.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Dalam Konferensi Pers di Gedung BNPN, Jakarta, Senin (25/5/2020). Anies menjelaskan skenario terbaik dan terburuk dari akhir PSBB tahap 3 di Ibu Kota. (Humas BNPB via Tribunnews.com)

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberi tanggapan soal kasus baru Corona tertinggi pada Selasa kemarin.

Dikutip dari TribunBogor, menurut Anies sebenarnya angka tertinggi tersebut bukan berarti terjadi lonjakan.

Dalam program Indonesia Lawyers Club, awalnya Anies Baswedan mengakui bahwa angkat kasus baru covid-19 di DKI Jakarta 9 Juni 2020 merupakan yang tertinggi.

"Angka hari ini termasuk tinggi, hari ini penambahan kasus di DKI Jakarta ada 234 kasus, " kata Anies Baswedan dikutip dari akun Youtube Indonesia Lawyers Club.

Menurut Gubernur Anies, angka tersebut merupakan rekor terbanyak di DKI Jakarta.

"ini rekor terbanyak di Jakarta, sebelumnya tanggal 16 April ada 223 kasus," kata Anies Baswedan.

Meski demikian menurut Anies Baswedan angka tertinggi itu bukan berarti di DKI Jakarta ada lonjakan kasus.

"Tetapi saya perlu sampaikan angka tertinggi hari ini bukan berarti selama 3 hari ini ada lonjakan, lonjakan kasus seperti yang dibayangkan," kata Anies Baswedan.

Ia menjelaskan, dari 234 kasus baru covid-19 di Jakarta, 40 di antaranya adalah rapelan dari rumah sakit.

"234 kasus in Bang Karni, 40 rapelan dari rumah sakit, sesungguhnya angka yang benar itu 194 karena 40 itu rapel rumah sakit, 194 dari mana ? 113 dari pasien, 110 kegiatan tracing kegiatan puskesmas," papar Gubernur Anies.

Anies Baswedan menjelaskan, selama masa transisi Pemprov DKI Jakarta melakukan penelusuran lewat puskesmas.

"Di masa transisi ini kita melakukan kegiatan tracing oleh puskesmas, bahkan dibuatkan khusus perintah untuk melakukan tasting PCR, bukan rapid test yah, pcr, puskesmas kita melakukan aktive car finding diberi tambahan kuota oleh Dinkes sehingga bisa melakukan kontak trancing follow up pengobatan," kata Anies Baswedan.

Anies Baswedan menekankan dalam kegiatan ini puskesmas memiliki peran yang sangat besar.

"Puskesmas ini perannya sangat besar, kegiatan di sini itu sangat pro aktif. Jadi dari kasus 194 kasus yang ditemukan hari ini 110 itu adalah hasil temuan karena pro aktif mencari."

"Biasanya kalau kita dengar temuan kasus pasien diperiksa kalau ini gencar mencari, efeknya 44 persen dari kasus yang kita temukan kasus yang tanpa gelaja. Kita tidak bisa mengatakan bahwa hanya yang bergejala, yang tidak bergejala itu 44 persen, " kata Anies Baswedan.

(Tribunnews.com/Daryono) (Sumber: TribunnewsBogor/Sanjaya Ardhi, Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Setelah Kasus Baru Tembus 1.000 per Hari, Jokowi Beri Peringatan, Anies Sebut Bukan Lonjakan di DKI

Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Ini Peringatan Serius Jokowi Karena Kasus Harian Corona Tembus 1.000, Anies: Bukan Lonjakan di DKI,

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved