PSBB Bogor

Penumpang Menumpuk di Stasiun Bogor, tidak ada Physical Distancing, Namun Gerbong Kosong

Penumpukan penumpang kembali terjadi di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/6/2020). Physical distancing pun tampak tidak diterapkan.

Editor: rida
ist
Penumpukan penumpang kembali terjadi di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/6/2020). Namun di dalam gerbong justru hanya diperbolehkan diisi 8 penumpang. (ISTIMEWA) 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Penumpukan penumpang kembali terjadi di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/6/2020).

Physical distancing pun tampak tidak diterapkan.

Apalagi minimnya petugas di stasiun tersebut.

670 Calon Jamaah Haji Kota Jambi di Tunda Keberangkatannya Hingga Tahun 2021

Begini Cara Mendapatkan Listrik Gratis, Bisa Log In Melalui Website atau Melalui Pesan WhatsApp

Tidak Ada Penambahan Kasus, Update Perkembangan Corona di Provinsi Jambi, Hari Ini 2 Juni 2020

Warga tampak menghiraukan physical distancing di stasiun tersebut.

Sementara petugas justru lebih fokus pada penjagaan gate tapping tiket.

"Penumpang menumpuk. Orang sudah tidak mikir physical distancing lagi. Petugas juga nggak ada yang jaga untuk mengatur physical distancing,," kata Santoso kepada Warta Kota, Selasa (2/6/2020).

Santoso yang merupakan pegawai swasta itu hendak pergi ke kantor dari Stasiun Bogor menuju Sudirman, Thamrin, Jakarta Selatan, pada pagi hari.

Penumpukan penumpang kembali terjadi di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/6/2020). Namun di dalam gerbong justru hanya diperbolehkan diisi 8 penumpang.
Penumpukan penumpang kembali terjadi di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/6/2020). Namun di dalam gerbong justru hanya diperbolehkan diisi 8 penumpang. (ISTIMEWA)

Namun, ia mengaku kaget ketika hendak menumpangi KRL, terjadi penumpukan penumpang.

"Yang bikin saya kaget, terjadi penumpukan penumpang, tapi tidak diterapkan physical distancing," kata Santoso.

Lalu yang menjadi pertanyaan juga, adalah terkait kapasitas di setiap gerbong kereta.

Ketika terjadi penumpukan penumpang di depan gate tapping tiket, justru di dalam gerbong sangat minim penumpang.

Benarkah Pakai Masker Bisa Sebabkan Kematian Sambil Bersepeda? Begini Penjelasannya

Ratusan Desa di Kabupaten Kerinci Belum Cairkan BLT DD, Diduga Tidak Ada Pjs Kades Jadi Penyebabnya

Virus Ebola Ternyata Berasal dari Hewan, dan Menular dari Manusia ke Manusia, Begini Faktanya

Kapasitas penumpang di gerbong terlalu sedikit.

"Di gerbong justru dibatasi hanya delapan orang, padahal seharusnya kan 20 orang. Itu pun sudah mengikuti aturan antisipasi covid dengan duduknya selang-seling. Jadi banyak gerbong kosong sementara penumpang menumpuk di stasiun," jelasnya.

Karena itu Santoso berharap, agar dengan akan diterapkannya new normal pada saat ini, pihak Kereta Commuter Indonesia (KCI) bisa meningkatkan pelayanannya.

Khususnya dalam penerapan pencegahan virus corona.

Ketika dikonfirmasi, VP Corcom KCI Anne Purba, Selasa (2/6/2020) belum merespon Warta Kota. 

BKIPM Jambi Akan Lepas Liarkan Baby Lobster yang Diamankan ke Perairan Sumatera Barat

Pembatasan

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) akan beroperasi normal pukul 06.00-18.00, sesuai ketentuan  selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar alias PSBB Jakarta mulai Selasa (26/5/2020). 

Ini adalah jam operasional normal barua setelah KCI menerapkan jadwal terbatas selama libur Lebaran pada 24-25 Mei 2020. 

"Jadwal pemberangkatan kereta-kereta pertama dari wilayah penyangga Jakarta mulai pukul 05.00 WIB," ungkap VP Corporate Communications KCI Anne Purba melalui keterangan resmi perusahaan Senin (25/5/2020). 

Soal Pengawasan Anggaran, Pansus Covid-19 DPRD Merangin Kunjungi 2 Instansi Hukum

Kesal dengan Suara Knalpot Racing, Warga Buat Polisi Tidur, Ini Kata Dishub Bungo

Penumpang yang akan memanfaatkan KRL tetap harus menerapkan protokol kesehatan nasional yakni tetap menggunakan masker, mengikuti pemeriksaan suhu tubuh, dan memanfaatkan fasilitas wastafel tambahan yang ada di stasiun untuk cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum dan sesudah naik KRL. 

Selama dalam kereta, KCI juga minta penumpang untuk tidak bicara secara langsung maupun dengan telepon genggam alias hp selama  dalam kereta.

Ini demi mencegah penularan Covid-19 lantaran penularan virus corona bisa melalui droplet atau cairan yang dapat keluar dari mulut dan hidung saat kita batuk, bersin, maupun berbicara.

Selama masa PSBB, KCI juga membatasi jumlah penumpang dalam satu gerbong kereta yakni maksimal 60 orang.

Pembatasan dilakukan dengan penyekatan penumpang di sejumlah titik, sehingga jumlah yang berada di peron dan di dalam kereta terkendali. 

"Bila diperlukan, petugas juga melakukan buka tutup pintu masuk stasiun," imbuhnya. 

KCI mencatat, dua hari selama Lebaran,  jumlah penumpang mencapai 83.125 orang dari dua tahap pengoperasian terbatas KRL, yakni pukul 06.00-08.00 WIB dan tahap kedua pada 16.00-18.00 WIB. 

Jumlah ini turun 86% dari total penumpang pada hari kedua lebaran tahun 2018 mencapai 629.983 orang. Sementara dibandingkan hari kedua lebaran 2018, jumlahnya turun 88,9% dari 749.332 orang. 

KCI mencatat,  ada 448 perjalanan kereta pada masa libur lebaran dua hari ini.

KCI sempat menambah 18 perjalanan kereta karena jumlah penumpang meningkat dan agar jaga jarak fisik (physical distancing) tetap bisa dilakukan di dalam kereta.

Apalagi, ada beberapa stasiun yang mengalami antrean panjang penumpang, misalnya Stasiun Angke, Cikarang, dan Karet.

Antrean terjadi sekitar dua jam sebelum keberangkatan pertama, namun antrian dapat terurai dalam waktu 10-15 menit. 

Kerap Peluk Wanita Lain, Jessica Iskandar Akui Sering Cemburu Lihat Richard Kyle Banyak Teman Wanita

Pengguna KRL Selama Masa Lebaran 2020 Berkurang Drastis

Pandemi virus corona atau covid-19 merubah kebiasaan masyarakat Indonesia selama masa Idul Fitri atau lebaran 1441 Hijriah.

Jumlah penumpang selama masa lebaran pun jauh berkurang dibandingkan tahun sebelumnya.

PT Kereta Commuter Indonesia diungkapkan Vice President Corporate Communications PT KCI Anne Purba mencatat jumlah pengguna KRL pada hari kedua lebaran hingga pukul 18.00 WIB mencapai sebanyak 83.125 penumpang.

Sementara pada hari pertama lebaran pengguna KRL mencapai 60.457.

Jumlah penumpang tersebut diungkapkannya turun sekitar 90 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni sebanyak 629.983 pengguna pada tahun 2019 dan sebanyak 749.332 pengguna pada tahun 2018.

"Penurunan ini sejalan dengan upaya bersama untuk mengurangi mobilitas yang tidak perlu dan kebijakan tidak mudik, tidak piknik pada lebaran karena masih dalam situasi pandemi covid-19," ungkjap Anne dalam siaran tertulis pada Senin (25/5/2020).

Baru 50 Persen, Target Pendapatan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor di Jambi Baru Capai Rp60 Miliar

Berdasarkan pantauan PT KCI, para pengguna KRL masih didominasi oleh penumpang musiman yang naik KRL berkelompok / rombongan, dan cukup banyak yang membawa anak-anak.

Situasi ini serupa dengan tahun-tahun sebelumnya pada hari lebaran, sehingga dengan operasional terbatas semakin sedikit pula penumpang musiman yang dilayani.

Selama operasional terbatas, PT KCI ditegaskannya tetap memperhatikan protokol kesehatan dalam memberikan layanan.

Seluruh pengguna pun wajib menggunakan masker dan mengikuti pemeriksaan suhu tubuh.

PT KCI juga sudah menyediakan layanan berupa tambahan wastafel selain yang ada di toilet stasiun, dan hand sanitizer di stasiun maupun di dalam KRL.

Sejalan dengan aturan PSBB yang masih berlaku, jumlah pengguna di dalam kereta juga dibatasi maksimum 60 orang untuk tiap kereta.

"Pembatasan ini dijalankan dengan penyekatan penumpang di sejumlah titik sehingga jumlah yang berada di peron dan di dalam kereta terkendali," ungkap Anne.

"Bila diperlukan, petugas juga melakukan buka tutup pintu masuk stasiun," tambahnya.

Dalam operasional terbatas selama masa lebaran, yakni Minggu (24/5/2020) dan Senin (26/5/2020), protokol kesehatan dan pembatasan jumlah pengguna dapat berjalan.

Di awal-awal operasional sore hari, pada dua hari ini masih terdapat antrean pengguna di sejumlah stasiun antara lain Stasiun Angke, Cikarang, dan Karet.

Antrian terjadi karena para calon penumpang KRL rela menunggu jadwal operasional pertama di sore hari hingga dua jam sebelum keberangkatan pertama.

Namun antrean ini dapat terurai dalam waktu 10-15 menit.

Selanjutnya operasional sore hari berlangsung relatif lancar.

Sebagai bentuk antisipasi terhadap antrean pengguna, selama hari pertama dan kedua lebaran ini PT KCI menjalankan 448 jadwal setiap harinya.

KCI kemudian juga menambah secara total 18 jadwal kereta tambahan agar physical distancing di dalam kereta dapat terjaga.

"Secara umum, operasional KRL terbatas berjalan dengan lancar, masyarakat mengikuti protokol kesehatan dan aturan yang ada, serta upaya mengurangi mobilitas masyarakat yg tidak perlu dapat tercapai," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KRL Kembali Beroperasi Normal 12 Jam Mulai Hari Ini, Penumpang Diminta Lakukan Ini

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved