Berita Internasional

AS Malah Sibuk Berantem Sama China, Negaranya Kelimpungan Karena COVID-19, Bakal Utang Rp3 Triliun

AS Malah Sibuk Berantem Sama China, Negaranya Kelimpungan Karena COVID-19, Bakal Utang Rp3 Triliun

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Researchgate
Presiden AS Donald Trump 

TRIBUNJAMBI.COM - Kedua negara ini memang diketahui saat ini sedang berkonflik di tengah wabah yang melanda dunia.

Ya, Amerika Serikat memang kini sedang panas dikabarkan berkonflik dengan China.

Bahkan ulahnya sampai buat China dalam kondisi siaga tempur tingkat tinggi.

Namun arogansi Amerika Serikat ternyata tak sehebat yang dikira.

Makin Tak Akur! China Tak Tahan Lagi dengan AS, Skenario Terburuk Mencuat, Akan Konfrontasi Senjata

VIDEO Kim Jong Un 1 Mei Diduga Palsu, Aktivis China Beberkan 4 Perbedaan

Pakar : Amerika Pancing Kemarahan China dengan Dorong Adanya Perwakilan Taiwan di WHO

Pertumbuhan Ekonomi Hanya 2,97%,  Efek Lockdown Ekspor ke China dan AS Turun

Hubungan China dan Amerika Serikat tambah panas oleh virus corona.
Hubungan China dan Amerika Serikat tambah panas oleh virus corona. (via Intisari)

Siapa sangka kalau negara tersebut kini sedang tersiksa dan terpaksa harus berutang banyak.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali akan berutang senilai US$ 3 triliun pada 2020. Mengutip BBC.com pada Selasa (5/5), utang ini akan digunakan untuk memenuhi ledakan kebutuhan anggaran penanggulangan corona termasuk pendanaan kesehatan dan paket kebijakan ekonomi.

Kongres AS juga telah menyetujui utang jumbo tersebut untuk dua bulan terakhir guna menghindarkan kepada dampak ekonomi dari krisis.

Bukan Cemas, Ini Reaksi Najwa Shihab yang Diancam Aibnya Mau Dibongkar, Malah Diskusi Sama Mendikbud

Luna Maya Menguak Lagi Perseteruan Rhoma Irama dengan Inul Daratista, Singgung Sumpah Serapah

Departemen Keuangan AS berencana mengeluarkan utang dalam jumlah besar untuk menutupi biaya-biaya ini. Padahal di sisi lain, pendapatan negara menurun.

Departemen Keuangan mengatakan pihaknya berencana untuk kembali berutang senilai US$ 677 miliar dari Juli hingga September.

Lonjakan besar dalam penerbitan utang dimaksudkan untuk menutupi biaya bantuan pemerintah untuk individu dan bisnis. Juga penangguhan pajak individu dan bisnis hingga Juli, dan peningkatan dalam asumsi saldo kas treasury pada akhir Juni.

Tips Hindari Perasaan Stres Saat Karantina Mandiri, Bisa Lakukan Beberapa Cara Ampuh Ini

Ini Panduan Ibadah Doa Rosario Umat Katolik, Lakukan Bersama Keluarga di Rumah Selama Bulan Maria

Paket-paket relaksasi Covid-19 terbaru diperkirakan bernilai sekitar 14% dari ekonomi negara itu.

Pemerintah juga telah memperpanjang batas waktu pembayaran pajak tahunan hingga 15 April 2020. Hal ini tentunya akan menambah krisis uang tunai di negara itu.

Daftar Harga Produk Apple Terbaru Bulan Mei 2020, dari Seri 11 hingga Generasi Kedua iPhone SE

Siapa Sebenarnya Voice of Baceprot? 3 Remaja Berhijab Garut Bikin Bassist RHCP Kepo

Lantaran utangnya dipandang sebagai risiko yang relatif rendah oleh investor di seluruh dunia.

Namun sebelum virus corona, beban utang negara telah naik ke tingkat yang oleh banyak ekonom dianggap berisiko untuk pertumbuhan jangka panjang.

Sebab negara menghabiskan lebih banyak anggaran dari yang dibutuhkan.

LINK Live Streaming Mata Najwa Nanti Malam 6 Mei 2020, Bahas Soal Cerita Pahlawan Kesehatan

Penyesalan Putra Jokowi Ini yang Pernah Tolak Permintaan Didi Kempot, Kaesang Pangarep Ungkap Ini

Kantor Anggaran Kongres AS bulan lalu memperkirakan defisit anggaran akan mencapai US$ 3,7 triliun tahun ini. Sementara utang nasional melonjak di atas 100% dari PDB.

Halaman
12
Sumber: GridHot.id
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved