Berita Internasional
Makin Tak Akur! China Tak Tahan Lagi dengan AS, Skenario Terburuk Mencuat, Akan Konfrontasi Senjata
Makin Tak Akur! China Tak Tahan Lagi dengan AS, Skenario Terburuk Mencuat, Akan Konfrontasi Senjata
TRIBUNJAMBI.COM - Nampaknya dua negara kuat ini semakin memanas di tengah wabah yang terjadi.
Hubungan antara China dan Amerika Serikat sepertinya justru kian tidak erat.
Bocoran yang didapat Reuters dari sejumlah sumber menunjukkan adanya laporan internal China yang memperingatkan bahwa Beijing menghadapi gelombang permusuhan yang meningkat setelah wabah virus corona yang dapat menyebabkan hubungan dengan Amerika Serikat menjadi konfrontasi.
Melansir Reuters, berdasarkan laporan yang disajikan awal bulan lalu oleh Kementerian Keamanan Negara China kepada para pemimpin Beijing termasuk Presiden Xi Jinping, sentimen global anti-China berada pada titik tertinggi sejak penumpasan Lapangan Tiananmen 1989.
• Jambi Tambah 4 Pasien Positif Virus Corona, Rabu (6/5/2020) Total Jadi 47 Kasus COVID-19
• BREAKING NEWS di Provinsi Jambi Positif Corona Tambah 4 Orang, Jadi 47 Orang
• Kasus Positif Corona Didominasi Kaum Laki-laki dan Usia 46-59 tahun
Akibatnya, menurut sumber Reuters yang akrab dengan konten laporan, Beijing menghadapi gelombang sentimen anti-China yang dipimpin oleh Amerika Serikat setelah pandemi dan perlu dipersiapkan dalam skenario terburuk untuk konfrontasi bersenjata antara kedua kekuatan global. Sumber Reuters menolak untuk diidentifikasi karena sensitivitas masalah ini.
Laporan tersebut disusun oleh Institut Hubungan Internasional Kontemporer China (CICIR), sebuah lembaga think tank yang berafiliasi dengan Kementerian Keamanan Negara, badan intelijen top China.
Reuters belum melihat laporan internal yang dimaksud. Akan tetapi, hal ini dijelaskan oleh pihak-pihak yang memiliki pengetahuan langsung tentang temuan ini.
"Saya tidak memiliki informasi yang relevan," kata kantor juru bicara kementerian luar negeri China dalam sebuah pernyataan menanggapi pertanyaan dari Reuters pada laporan tersebut.
• Wanita Ini Diganjar Amuk Netizen Setanah Air, Main TikTok saat Tengah Salat, Sampai Diciduk Polisi
• Terungkap Isi SMS Terakhir Didi Kempot ke Keluarga Sampai Diingatkan Putrinya: Papa Dimana?
• Tak Kalah Cantik, Ini Penampakan Paras Cantiknya Kakak Ipar Gibran Rakabuming, Kakak Selvi Ananda
Kementerian Keamanan Negara Tiongkok tidak memiliki rincian kontak publik dan tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.
CICIR, sebuah lembaga pemikir berpengaruh yang sampai tahun 1980 berada di dalam Kementerian Keamanan Negara dan memberi saran kepada pemerintah Tiongkok tentang kebijakan luar negeri dan keamanan, tidak menjawab permintaan komentar.
Reuters tidak dapat menentukan sampai sejauh mana penilaian gamblang yang dijelaskan dalam makalah ini mencerminkan posisi yang dipegang oleh para pemimpin negara China, dan sejauh mana hal itu akan mempengaruhi kebijakan. Tetapi penyajian laporan itu menunjukkan betapa seriusnya Beijing menghadapi ancaman serangan balik yang dapat mengancam investasi strategisnya di luar negeri dan pandangannya terhadap keamanannya.
Hubungan antara China dan Amerika Serikat secara luas dipandang berada pada titik terburuk dalam beberapa dekade, dengan melorotnya rasa ketidakpercayaan dan poin gesekan dari tuduhan AS tentang praktik perdagangan dan teknologi yang tidak adil terhadap perselisihan tentang Hong Kong, Taiwan dan wilayah yang diperebutkan di Laut China Selatan.
• Dirinya Ngaku Pernah Ditawari Jadi Pacar Settingan oleh Orang Ini, Baim Wong: Kok Murahan Gue Bro
• Pamerkan Video Tinjunya yang Masih Bisa Bikin KO Seseorang, Mike Tyson Langsung Ditawar Rp 15 Miliar
• VIDEO Tempat Persembunyian Ferdian Paleka Pelaku Prank Sampah Mulai Tercium Polisi
Dalam beberapa hari terakhir, Presiden AS Donald Trump, menghadapi kampanye pemilihan ulang yang lebih sulit karena virus corona telah merenggut puluhan ribu nyawa warga Amerika dan menghancurkan ekonomi AS. Tak pelak, Trump telah meningkatkan kritiknya terhadap Beijing dan mengancam tarif baru di China. Sementara itu, pemerintahannya sedang mempertimbangkan tindakan pembalasan terhadap China atas wabah itu, kata para pejabat.
Dipercaya secara luas di Beijing bahwa Amerika Serikat ingin menahan China yang sedang bangkit, yang telah menjadi lebih asertif secara global seiring dengan pertumbuhan ekonominya.
Menurut sumber Reuters, laporan itu juga menyimpulkan bahwa Washington memandang China sebagai ancaman ekonomi dan keamanan nasional dan tantangan bagi demokrasi Barat. Laporan itu juga mengatakan Amerika Serikat bermaksud melemahkan Partai Komunis yang berkuasa dengan merusak kepercayaan publik.