Keberanian Ki Hajar Dewantara Lepas Gelar Bangsawan Lalu Mengajar, Selamat Hardiknas 2020
Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada 3 Juli 1922
Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa.
Ganti Nama Pada Usia 40
Saat berusia 40 tahun, menurut hitungan penanggalan Jawa, dia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara.
Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.
Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia.
Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. ("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan").
Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan Tamansiswa.
• Katalog Promosi Hypermart, Giant, Carrefour, Guardian hingga 7 Mei 2020 - Daging Sirup Personal Care
Masa Indonesia merdeka
Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia (posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan) yang pertama.
Pada 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada.
Suwardi Suryaningrat meninggal dunia di Yogyakarta, pada 26 April 1959. Doa dimakamkan di Taman Wijaya Brata.
Itulah perjalanan Ki Hajar Dewantara, selamat Hari Pendidikan Nasional . (*)
• Daftar Orang Beruntung - Ramalan Zodiak Hari Ini Sabtu 2 Mei 2020
• Ancaman Pembunuhan ke Remaja 16 Tahun di Batanghari, 6 Tahun Layani Nafsu Bejat Ayah Tiri
• Kala Mobil Soekarno Mogok, Paspampres Bingung Sampai Salah Tingkah, Sopir Datang: Pak Akinya Tak Ada