Kisah Militer RI
Singapura Pernah Mau Diserbu Marinir TNI AL, Karena Sosok Usman dan Harun Dihukum Mati di Negara Itu
Singapura Pernah Mau Diserbu Marinir TNI AL, Karena Sosok Usman dan Harun Dihukum Mati di Negara Itu
TRIBUNJAMBI.COM - Banyak cerita heroik yang masih tersimpan di sejarah Indonesia. Semua pastinya merupakan aksi dari seluruh pasukan khusus dari 3 matra TNI.
Bila TNI AD bangga dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang sudah mencatatkan cerita-cerita membanggakan bagi Indonesia.
Dari TNI AL, mereka punya Marinir yang sempat buat negara tetangga menjadi gempar.
• Dikenal Sebagai Pelawak Gemulai, Siapa Sangka Tessy Srimulat Dulu Seorang Anggota Marinir TNI AL
• Sejarah Mencatat, Marinir Indonesia Ditakuti & Jadi Angkatan Perang Terkuat di Bumi Bagian Selatan
• Kopassus vs Marinir, Dua Elite TNI Ini Pernah Gegerkan Ibukota Jakarta, Berawal dari Saling Ejek
Satu di antara kisah yang melegenda adalah kisah kepahlawanan Usman Janatin dan Harun Tohir yang dituduh meletakkan bom di Mac Donald House (MDH), kawasan Orchard Road, Singapura.
Bagi rakyat Indonesia, kedua prajurit ini adalah pahlawan karena mereka mati sahid dalam menjalankan tugas negara.
Selain melancarkan operasi penyusupan lewat perbatasan yang berada di darat, militer Indonesia juga melancarkan operasi rahasia lewat laut.
Tujuan operasi penyusupan yang dilakukan oleh Pasukan Katak (Kopaska) dan Marinir (KKO) itu berupa operasi intelijen, provokasi, dan sabotase.
• Lagi, Dua Warga Batanghari Kembali Tunjukan Hasil Positif Saat Rapid Tes, Bagian Klaster Gowa
• Begini Kondisi Masjid Seribu Tiang di Jambi Saat Ramadan di Tengah Pandemi Corona
• Dikenal Sebagai Pelawak Gemulai, Siapa Sangka Tessy Srimulat Dulu Seorang Anggota Marinir TNI AL
Satu misi operasi sabotase yang berhasil adalah yang dilakukan oleh Sersan Dua KKO Djanatin, Kopral Satu KKO Tohir, dan rekannya yang bertugas sebagai operator perahu, Gani bin Aroep.
Untuk mengamankan jalannya operasi itu, mereka membuat nama samaran sesuai dengan nama warga setempat.
Djanatin memakai nama samaran Usman bin Haji Muhammad Ali dan Tohir memakai nama Harun bin Said.
Sasaran utama misi rahasia itu adalah melakukan sabotase di pusat Kota Singapura dengan berbekal bahan peledak seberat 12,5 kg.
Target yang harus diledakkan adalah gedung McDonald House yang berada di pusat keramaian kota.
Karena ketatnya penjagaan di perairan Singapura, ketiga infiltran itu menyamar sebagai pemasok barang dagangan ke Malaysia dan Singapura.
Ketika sedang menyamar sebagai pedagang itulah, mereka mempelajari sasaran yang harus diserang termasuk rute bagaimana harus melahirkan diri.
• Terdesak Ekonomi, Residivis Polresta Jambi Nekat Mencuri Truk di Sungai Gelam
• Daftar Harga Sembako di Provinsi Jambi Hari Ini Rabu 29 April 2020, Harga Bawang Masih Tinggi
• Sudah Siapkan 17 Peti Mati, Nama Kopassus Malah Dibuat Benny Moerdani Mendunia Atas Aksi di Thailand
Setelah merasa yakin dengan semua rencana yang sudah dimatangkan ketiga infiltran itu pun siap melancarkan serangan sabotase.
Saat menjelang fajar menyingsing tanggal 9 Maret 1965 ketiga infiltran itu berhasil mendarat di pantai Singapura dan menyusup masuk ke pusat Singapura.
Gedung McDonald yang menjadi sasaran sabotase berhasil diledakkan pada pukul 03.07 waktu setempat.
Saat kembali menuju perahu karet yang ditempatkan di lokasi tersembunyi mereka sengaja berpisah dengan Gani bin Aroep.
