Virus Corona
Guru Besar UGM Ini Klaim Pandemi Covid-19 Bakal Mereda Akhir Juli, Bisa Berubah Tergantung 3 Hal Ini
Guru Besar UGM Ini Klaim Pandemi Covid-19 Bakal Mereda Akhir Juli, Bisa Berubah Tergantung 3 Hal Ini
TRIBUNJAMBI.COM - Angin segar hadir dari pendapat seorang Guru Besar UGM yang menyebut pandemi Covid-19 bakal mereda akhir Juli 2020.
Guru Besar Statistika Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dedi Rosadi mengatakan persebaran Covid-19 di Indonesia diprediksi akan mereda di akhir Juli 2020 dalam rilis terbaru hari ini, Sabtu (25/4/2020).
Memperkirakan waktu puncak pandemi akan terjadi pada Mei 2020 dan mereda di akhir Juli 2020, prediksi yang mengacu pada data publikasi pemerintah hingga 23 April 2020 tersebut.
Dengan perkiraan proyeksi total penderita positif Covid-19 di angka 31 ribu kasus.
Dedi memaparkan, ada tiga hal yang mengubah akhir pandemi Covid-19 menjadi lebih cepat atau lebih lambat dari yang diprediksikan, dengan jumlah kasus yang berkurang atau melebihi prediksi.
3 hal pengaruhi cepat lambatnya akhir pendemi Corona
Menurutnya, hal pertama yang bisa memengaruhi cepat atau lambatnya akhir pandemi Covid-19 ialah kondisi dan usaha untuk mengubah kecepatan penularan bahkan memutus total rantai penularan penyakit.
Usaha tersebut dapat diwujudkan melalui pengendalian yang efektif terhadap episentrum-episentrum penyebaran virus, khususnya kelompok provinsi zona merah.
• Sejarah Mencatat, Marinir Indonesia Ditakuti & Jadi Angkatan Perang Terkuat di Bumi Bagian Selatan
• Pernah Heboh Isu Wafatnya Ibu Tien karena Tertembak, Mantan Kapolri Zaman Soeharto Ini Buka Suara
• Ngerinya Latihan SERE Paskhas TNI AU, Siswa Komando Sampai Pernah Hilang dan Masuk Alam Gaib
• Di Tengah Pandemi Corona, Ketua Dewan Sungai Penuh Manfaatkan Waktu ke Ladang
Jika pencegahan maksimal terhadap kemungkinan tumbuhnya klaster baru di setiap daerah dilakukan dengan baik, maka wabah bisa selesai jauh lebih cepat dengan jumlah kasus yang lebih kecil.
Sebaliknya, jika pengendalian tidak berhasil dilakukan, maka prediksi berakhirnya wabah akan mundur.
Jumlah penderita akan lebih besar dari prediksi sementara juga masih mungkin terjadi.
Kedua ialah besar atau kecilnya fenomena mudik pada bulan Mei 2020 atau bentuk migrasi lain dari daerah pusat penyebaran, khususnya daerah zona merah, yang sangat berpotensi untuk ditunggangi virus.
Sehingga, keputusan larangan mudik oleh Pemerintah sejak tanggal 24 April 2020 dianggap tepat karena sejalan dengan upaya pengendalian risiko wabah.
Bila larangan tersebut ditaati, diharapkan dapat menghambat tumbuhnya klaster-klaster penyebaran baru di seluruh Indonesia.
"Tumbuhnya klaster-klaster baru perlu dicegah agar wabah tidak mundur lebih lama ke belakang yang berakibat akhir wabah di setiap wilayah akan berbeda-beda.