Berita Nasional
Pengakuan Susi Pudjiastuti Soal Bisnisnya yang Terancam Bangkrut, Kerugian Rp30 Miliar per Bulan
Pengakuan Susi Pudjiastuti Soal Bisnisnya yang Terancam Bangkrut, Kerugian Rp30 Miliar per Bulan
TRIBUNJAMBI.COM - Meski tidak menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan lagi, nama Susi Pudjiastuti tidak mudah dilupakan masyarakat Indonesia.
Pemilik maskapai penerbangan Susi Air itu baru-baru ini menceritakan bagaimana kondisi bisnis miliknya setelah terhantam pandemi Virus Corona (Covid-19).
Susi jujur mengakui kini 95 persen pendapatannya sudah hilang, karena sepinya pemasukan.
Bahkan ia tidak memungkiri apabila kondisi terus berlanjut, dirinya terancam bangkrut.
• Fakta tentang Kakek Susi Pudjiastuti, Haji Ireng dan Generasi Kelima Kaya Raya di Pangandaran
• Susi Pudjiastuti Masak Tutut Buat Makan Malam, Yuk Simak Resep Sajian Tutut Bumbu Kuah Kuning!
• Diam-diam Kondisi Susi Pudjiatuti Terancam Bangkrut, Curhat Keadaan setelah Dihantam Corona
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menghadiri acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Senin (21/4/2020).
Awalnya Presiden ILC Karni Ilyas meminta pandangan Susi mengenai kondisi saat ini dari sudut pandangnya sebagai pengusaha.
"Ibu kan punya usaha tapi lebih ke transportasi, dan saya tidak tahu yang lain-lainnya," kata Karni Ilyas.
• Ketahuan Minta Bayaran Rp 52 Juta untuk Sporadik, Mantan Kades Disidang Kasus Korupsi
• Luhut Binsar Pandjaitan, Anak dari Sopir Bus AKAP yang Menjelma Jadi Menteri Jokowi yang Serba Bisa
• Lawan Covid-19, MUI Tebo Imbau Masjid Sepanjang Jalan Lintas Tak Digunakan Ibadah Selama Ramadan
"Saya dengar cabang-cabang lainnya banyak," lanjutnya.
Susi menjawab kini pendapatannya makin menipis karena penutupan bandara yang terjadi dimana-mana.
"Sekarang ya cuma (bisnis) transportasi Susi Air saja, tapi ya sejak Bulan Maret kita sudah 95 persen mid of March (pertengahan Maret), airport-airport (bandara-bandara) sudah tutup," ujarnya.
• Dua Kali Rapid Test Positif, Tiga Warga Sarolangun Dicurigai Terpapar Covid-19
• VIDEO Satu PDP yang Meninggal di Garut Ternyata Positif Corona, Satu Kampung Akhirnya Diisolasi
• Fakta tentang Kakek Susi Pudjiastuti, Haji Ireng dan Generasi Kelima Kaya Raya di Pangandaran
"Di Papua tutup, jadi kita sekarang tinggal 5 persen saja penerbangan kita mungkin minggu depan makin berkurang," lanjut Susi.
Rugi 95 Persen
Susi lalu menjelaskan soal kerugian yang kini ia miliki.
Ia mengatakan pendapatannya kini hanya lima persen.
"Pendapatan kita tinggal lima persen dari 100 persen," ujar Susi.
Kerugian yang ia alami bahkan bisa mencapai angka Rp 30 miliar per bulan.
"Kalau kita tidak melakukan efisiensi, restructuring organisasi, pengurangan karyawan, meng-upgrade pilot ya tentunya bisa Rp 20 sampai 30 miliar per bulan lebih," papar Susi.
Mantan Menteri Kelautan menjelaskan kerugian sebesar Rp 30 miliar belum termasuk bunga, dan cicilan bank.
"Belum lagi bunga bank, dan cicilan bank, mau tidak mau ya kita harus mengurangi kita apa yang bisa kita bisa efisienkan, untuk sementara menahan napas," lanjutnya.
Susi mengatakan solusi sementara untuk menyelamatkan bisnisnya kini adlah menutup sejumlah cabang, hingga terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada beberapa karyawannya.
"Sebagian ada yang kita rumahkan, sebagian ada yang kita kurangi salary-nya (gaji), tutup beberapa cabang," kata dia.
"Ya ada (PHK), ya harus mau tidak mau," imbuh Susi.
Terancam Bangkrut
Ia mengatakan apabila kondisi tersebut terus berlanjut, dirinya bisa terancam bangkrut.
"Ya sebetulnya untuk kita ya kalau tanpa insentif penundaan-penundaan, dan tambahan modal ya tidak mungkin ya kita harus pailitkan dalam waktu dekat," jelas Susi.
"Itu konsekuensi yang sebetulnya tidak kita inginkan," sambungnya.
• Kena Dampak Covid-19, Polres Muarojambi Buat Program Bantu Ojek Pangkalan
• 330 Anak di Jambi Akan Terima Bantuan dari Kemensos, Dipercepat karena Covid-19
• Susi Pudjiastuti Masak Tutut Buat Makan Malam, Yuk Simak Resep Sajian Tutut Bumbu Kuah Kuning!
Susi juga mengeluhkan adanya bandara yang masih buka, sementara yang lainnya telah tutup.
Ia mengatakan pada satu wilayah yang sama, bandara di kabupaten yang satu, dengan kabupaten yang lain bisa berbeda keputusan.
"Akhirnya kita menyediakan untuk satu rute pesawat saja," tandasnya.
Lihat videonya mulai menit ke-2:40:
Buruh Minta Pengusaha Tak Ikut Mengeluh
Di sisi lain Nining Elitos, Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) meminta agar para pengusaha bisa berbagi dengan para buruh yang kini kehidupannya semakin sulit.
Dikutip dari acara APA KABAR INDONESIA PAGI, Selasa (14/4/2020), Nining bercerita kondisi buruh setelah wabah Virus Corona (Covid-19) menyebar telah semakin sulit.
"Pertama kita semua dalam prihatin," katanya.
"Dimana kita dihadapkan tentang persoalan pandemi Covid-19," kata Nining.
Nining lalu bercerita bagaimana para buruh saat ini tengah dihadapkan oleh dilema.
• Pulang Dari Zona Merah, Seorang Pria di Blora Mencoba Bunuh Diri Setelah Diusir Istri dan Warga
• Anggota DPRD Muaro Jambi Jadi Terdakwa Korupsi Dana Bansos, Sidang Digelar Online
• Lawan Covid-19, MUI Tebo Imbau Masjid Sepanjang Jalan Lintas Tak Digunakan Ibadah Selama Ramadan
Dimana mereka khawatir akan keselamatan mereka selama bekerja, namun mereka juga mau tak mau harus bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup.
"Ditambah lagi khususnya para buruh yang bekerja hari ini sebenarnya punya keterancaman beberapa sisi," kata Nining.
"Di sisi lain mau tidak mau cara kewajiban mereka untuk bertahan hidup sebagai para pekerja masih bekerja hari ini."
"Itu yang kemudian situasi, kondisinya yang ada di dalam buruh," lanjutnya.
Nining juga mengeluhkan kebijakan pemerintah soal PSBB.
Menurutnya hal tersebut semakin mempersulit kehidupan buruh, sebab banyak buruh-buruh yang akhirnya harus mengalami pemutusan hubungan kerja.
"Dalam situasi ini justru kemudian bertambah beban para buruh, dan para pekerja, dimana pemerintah kita membuat ada sistem lockdown, dan distancing," kata Nining.
"Mereka banyak yang dirumahkan, ada juga yang di-PHK," tambahnya.
Nining bercerita berdasarkan data yang dimiliki olehnya, ada 18 ribu buruh yang telah dirumahkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja.
Ia juga mengatakan mayoritas buruh yang dirumahkan hanya mendapat 25 persen upah mereka, hingga ada yang sama sekali tidak mendapat upah.
"Mayoritas mereka sangat kecil mendapatkan upahnya, 25 persen, bahkan ada yang sama sekali tidak mendapatkan upah," kata Nining.
Kemudian Nining juga tidak sepaham apabila pengusaha ikut mengeluh atas wabah Covid-19.
Menurutnya saat-saat seperti ini, para pengusaha justru bisa mengulurkan bantuan kepada para buruh.
"Padahal kita tahu benar hari ini ada persoalan-persoalan ekonomi, tidak sepenuhnya benar ketika pengusaha juga mengeluh tentang persoalan situasi hari ini," ujar Nining.
"Mereka selama ini bertahun-tahun para pekerja memberikan produktivitasnya, memberikan keuntungan."
"Seharusnya ini saat yang tepat bagi pengusaha berbagi keuntungannya terhadap pekerja," sambungnya.
(TribunWow.com/Anung)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Susi Pudjiastuti Terancam Bangkrut, Kerugian Rp 30 Miliar per Bulan
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: