Virus Corona

Apa yang Dimaksud dengan 'Gelombang Kedua' Virus Corona di Indonesia yang Disampaikan Para Ahli?

Apa yang Dimaksud dengan 'Gelombang Kedua' Virus Corona di Indonesia yang Disampaikan Para Ahli?

Editor: Andreas Eko Prasetyo
dailymail.co.uk
Ilustrasi Ahli - Foto-foto dari dalam unit perawatan intensif di Rumah Sakit Zhongnan di Wuhan menunjukkan pekerja medis merawat pasien yang sakit kritis hari ini, 24 Januari 

TRIBUNJAMBI.COM - Sudah masuk bulan keempat sejak heboh pada awal tahun 2020.

Kini banyak istilah yang bermunculan di tengah pendemi Covid-19, salah satunya yaitu 'gelombang kedua'.

Beberapa waktu lalu, setelah kasus Covid-19 di China mereda, pun disebut-sebut tentang 'gelombang kedua'.

Sementara itu, belakangan, beberapa ahli mengatakan mengatakan bahwa Indonesia harus bersiap menyambut kedatangan gelombang kedua virus corona.

Lalu, apa itu gelombang kedua virus corona?

Tim Gugus Covid-19 Tanjabbar Bakal Lakukan Ini Jika Benar Pasien 05 Tanjabbar Positif Corona

Meski Corona Yunninta Tetap Rangkul Konstituen Via Jejaring Online

Pasien Berstatus PDP Corona di Tebo Meninggal Dunia, Sempat Dirawat Seminggu di Batanghari

Salah satu peneiliti yang mengungkapkan hal itu adalah Epidemiolog Indonesia kandidat doktor dari Griffith University Australia, Dicky Budiman.

Menurut Dicky, pandemi Covid-19 berpotensi memiliki beberapa gelombang serangan wabah, termasuk di Indonesia.

Dicky mengatakan, gelombang kedua virus corona adalah bila suatu wilayah telah mencapai puncak terkena virus corona, kemudian terjadi penurunan, setelah fase penurunan jumlah kasus tersebut terjadi lonjakan kasus lagi.

Adapun puncak kasus, kata Dicky, biasanya dihitung dengan attack rate di angka 3-10 persen penduduk merujuk data di Wuhan.

KPU Provinsi Jambi Tunggu Keputusan Pemerintah Soal Penundaan Pilkada

BTS Bakal Konser Online, 3 Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Menonton, Diantaranya Wajib Ada Ini

Kalah Dipersidangan, Ini Rincian Yang Harus Dibayar PT ATGA Akibat Kebakaran Gambut di Jambi

"Gelombang kedua biasanya menyerang hingga 90 persen penduduk yang belum terpapar tadi," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/4/2020).

Dicky mengungkapkan, gelombang kedua mempunyai masa jeda yang relatif jauh dengan puncak gelombang pertama, bisa memakan waktu sebulan atau lebih.

Seperti halnya di China, gelombang kedua terjadi karena adanya orang dari luar wilayah atau negara yang membawa virus dan menularkan kembali ke populasi yang lainnya.

"Dalam kasus China diduga pembawanya adalah penduduk China yang kembali ke negaranya," ujar Dicky.

Pengguna Jalan yang Melintasi Jembatan Aurduri I Siap-siap Dicek Suhu Tubuh oleh Petugas Covid-19

Perjalanan Panjang Band Legendaris The Beatles, dari Kematian Sang Manager hingga Hadirnya Yoko Ono

Download Lagu MP3 Terbaru Nissa Sabyan Tahun 2020 Full Album, Ada Video Sholawat Gambus Nonstop

Pelacakan kasus kontak

Sedangkan untuk di Indonesia, ia menyarankan untuk fokus pada kondisi saat ini dengan intensifikasi dan ekstensifikasi test, pelacakan kasus kontak, perawatan dan isolasi.

"Awal atau akhir setiap gelombang tak bisa diprediksi tepat namun dapat diperkirakan, walau kadang sedikit tricky.

Misalnya DKI melakukan PSBB ketat selama sebulan, dan terjadi penurunan angka kasus baru, dan memutuskan untk membuka atau meniadakan PSBB, pada kondisi tersebut bisa saja disebut gelombang pertama," kata Dicky.

Terdampak Corona, Pemkab Merangin Salurkan Bantuan dengan Anggaran Miliaran Rupiah

Bulan Ramadan Salat Tarawih di Merangin Tetap Dilakukan, Al Haris: Ikuti Protokol Pemerintah

Sidang PK Asiang Digelar Via Online, Ini Tanggapan Jaksa KPK

Setiap wilayah berpotensi alami gelombang kedua Menurut Dicky, selama solusi belum ada yaitu obat dan vaksin atau herd imunity terjadi, maka setiap wilayah akan berpotensi mengalami gelombang kedua atau ketiga.

Hal ini, imbuh Dicky, sama halnya seperti perjalanan panjang manusia saat pandemi flu pada 1918-1920.

Dicky mengungkapkan, pandemi Covid-19 ini harus dipahami secara utuh.

Kabar Baik Untuk Penggunanya, Bunga dari Kartu Kredit Akan Turun Mulai 1 Mei 2020

"Saya melihat pemerintah pusat atau daerah belum memahami ini. Terlihat dari pendekatan strategi masih belum menyentuh strategi utama pandemi yaitu tes trace treat dan isolate. Plus upaya pencegahan seperti pembatasan sosial dan fisik yang di dalamnya masuk PSBB, cuci tangan dan bermasker," papar Dicky.

Ketika disinggung apakah jumlah kasus di gelombang kedua akan lebih tinggi dari gelombang pertama, ia tak bisa menjawabnya.

Hal itu lantaran selama pemerintah belum mengetahui berapa sebetulnya jumlah penduduk yang telah terinfeksi Covid-19.

Musim Kemarau Diperkirakan Mei Mendatang, Beberapa Daerah di Tanjabtim Mulai Antisipasi Karhutla

Adapun solusinya dapat dengan cara meningkatkan tes secara masal dan agresif sehingga bisa diperkirakan jumlah yang positif.

"Namun akan lebih tepat dan ideal bila melakukan juga survei serologi agar analisa yang didapat relatif lebih bisa dipercaya untuk menggambarkan berapa jumlah penduduk yang masih rawan," kata Dicky.

Menurutnya, semakin besar jumlah penduduk yang belum terinfeksi maka logikanya potensi penduduk yang akan terinfeksi dalam gelombang berikutnya akan semakin besar.

Download Lagu The Beatles Full Album Mp3 Lengkap, Mengenang Masa Kejayaan Band Lagendaris Ini

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Diprediksi Akan Terjadi, Apa Itu Gelombang Kedua Virus Corona?

Artikel Ini Telah Tayang di Intisari.Online

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved