Berita Tanjab Timur
Musim Kemarau Diperkirakan Mei Mendatang, Beberapa Daerah di Tanjabtim Mulai Antisipasi Karhutla
Satu di antaranya pada awal Maret lalu, tepatnya di Desa Mencolok Kecamatan Mendahara Ulu Tanjabtim. Selanjutnya pada pertengahan Maret kebakaran...
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK - Mendekati Mei, diperkirakan akan memasuki musim kemarau. Beberapa daerah di Kabupaten Tanjabtim masuk kategori rawan terjadi Karhutla.
Sejak Januari hingga Maret sudah terjadi dua kasus kebakaran lahan.
Satu di antaranya pada awal Maret lalu, tepatnya di Desa Mencolok Kecamatan Mendahara Ulu Tanjabtim. Selanjutnya pada pertengahan Maret kebakaran lahan kembali terjadi di Kecamatan Sadu di Desa Air Hitam Laut.
• Pasien Berstatus PDP Corona di Tebo Meninggal Dunia, Sempat Dirawat Seminggu di Batanghari
• Sidang PK Asiang Digelar Via Online, Ini Tanggapan Jaksa KPK
• Bulan Ramadan Salat Tarawih di Merangin Tetap Dilakukan, Al Haris: Ikuti Protokol Pemerintah
Terkait hal tersebut, dikatakan Kades Mendahara Ulu, Sarjuna melalui sambungan ponsel pribadinya menuturkan, terkait karhutla dirinya berharap kejadian tahun lalu jangan sampai terulang kembali dirinya bersama pihak terkait terus mengantisipasi hal tersebut.
"Mudah-mudahan jangan sampai ada lagi karhutla terjadi, kebakaran kemarin merupakan pertama dan terakhir di tahun ini," ujarnya, Selasa (14/4/2020).
Dikatakannya pula, sejak kejadian kebakaran tersebut pihaknya dan masyarakat terus mengantisipasi agar kebakaran tidak terulang. Hal tersebut dibuktikan hingga saat ini tidak ada lagi kebakaran lahan terjadi.
"Kita terus lakukan sosialisasi dan pengarahan ke masyarakat. Mengingat Mendahara Ulu ini merupakan satu dari kecamatan yang rawan terjadinya kebakaran lahan," katanya.
Kebakaran yang terjadi pada Jumat, 6 Maret 2020 di Simpang Tuan Kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjabtim tersebut setidaknya api melahap lebih kurang 10 hektare lahan yang ditanami sawit muda.
Sebelumnnya Camat Sadu Frans, saat dikonfirmasi Tribunjambi.com pasca terjadinya kebakaran lahan di wilayahnya pada 16 Maret 2020 tersebut menuturkan, dalam penanganan kebakaran lahan kosong tersebut tim gabungan TNI, POLRI, Manggala Agni, BPBD dan Masyarakat cukup kesulitan mengingat beberapa hari terakhir hembusan angin terbilang kencang.
Hingga saat ini pihaknya belum mengetahui ataupun menerima pemberitahuan, terkait penyebab dan asal mula api muncul di lahan tersebut. Mengingat saat ini masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian.
"Yang jelas perkembangan terbaru kondisi di lapangan proses pendinginan, fokus pada titik asap tebal yang kemungkinan akan kembali menimbulkan api," pungkasnya.
Sementara itu, ketika Tribunjambi.com mencoba meminta data kasus kebakaran sejak Januari di Kecamatan Sadu, camat masih belum bisa memberikan data dengan alasan masih akan mengumpulkan data terlebih dahulu. (Abdullah Usman)