Kisah Militer RI
Pimpin Operasi Benteng I, Legenda Kopassus Ini Kehilangan Satu Kakinya, Begini Nasibnya Usai Perang
Pimpin Operasi Benteng I, Legenda Kopassus Ini Kehilangan Satu Kakinya, Begini Nasibnya Usai Perang
Pimpin Operasi Benteng I, Legenda Kopassus Ini Kehilangan Satu Kakinya, Begini Nasibnya Usai Perang
TRIBUNJAMBI.COM - Kisah satu ini merupakan cerita dari legenda Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Saat memimpin Operasi Benteng I kakinya tertembak tentara Belanda.
Anak buahnya berusaha membopong untuk menyelamatkan komandannya, namun di situasi itu, Agus Hernoto memilih jalannya sendiri.
Agus tetap berada di medan pertempuran, hingga akhirnya tertangkap dan menjadi tawanan tentara Belanda.
• Kopassus Berkaki Satu Dibela Mati-matian, Agus Hernoto Kehilangan Kaki di Papua karena Membusuk
• Siapa Sebenarnya Satria Tubagus Hermawan? Pria 22 Tahun Anggota Termuda DPRD Tanjab Barat
• Legenda Kopassus, Agus Hernoto yang Tetap Ingin Bertugas di Satuan Meski Kaki Buntung Karena Perang
Dia dirawat pasukan Belanda hingga sembuh, tapi kakinya terpaksa diamputasi, mengingat luka tembaknya sudah membusuk.
Kisah Agus Hernoto itu dituliskan di buku Legenda Pasukan Komando: Dari Kopassus sampai Operasi Khusus, Penerbit Buku Kompas.
Dari masa Orde Lama hingga Orde Baru, anggota Kopassus ( Komando Pasukan Khusus) ini mengabdi. Daya juang Agus Hernoto sangat tinggi, hingga dia kehilangan kakinya saat memimpin Operasi Benteng I pembebasan Irian Barat.
Agus merupakan anggota pasukan Kopassus yang berkaki satu dan punya semangat juang tinggi.
Dia dikenal begitu menjiwai motto berani-benar-berhasil, bahkan setelah dia tidak bergabung lagi dengan Kopassus.
• Dua Pasien RSPI Meninggal, Belum Diketahui Positif Corona atau Tidak, Dua Pasien Alami Kecemasan
• Iuran BPJS Kesehatan Batal Naik tak Berlaku Surut
• WIKIJAMBI Museum Siginjei Tiga Kali Berubah Nama, Begini Ceritanya
Ya, Agus didepak dari Kopassus, dulu bernama RPKAD ( Resimen Para Komando Angkatan Darat), lantaran kondisi fisiknya.
Agus kehilangan satu kakinya saat memimpin Operasi Benteng I. Saat itu, kakinya tertembak tentara Belanda.
Anak buahnya berusaha membopong dan menyelamatkan komandannya. Namun, di situasi kala itu, Agus memilih jalannya sendiri.
Dia tetap berada di medan pertempuran, hingga akhirnya tertangkap dan ditawan tentara Belanda.
Pasukan Belanda memperlakukan Agus sesuai konvesi Jeneva. Agus dirawat hingga sembuh, tapi kakinya terpaksa diamputasi, mengingat luka tembaknya sudah membusuk.
Agus masih hidup dan Irian Barat akhirnya jatuh ke tangan Indonesia.