Sejarah Indonesia
Aksi Mengerikan Prajurit Kostrad Lumpuhkan Tentara Paling Berbahaya di Timtim, Pertempuran di Jurang
Aksi Mengerikan Prajurit Kostrad Lumpuhkan Tentara Paling Berbahaya di Timtim, Pertempuran di Jurang
Aksi Mengerikan Prajurit Kostrad Lumpuhkan Tentara Paling Berbahaya di Timtim, Pertempuran di Jurang
TRIBUNJAMBI.COM - Sejarah Indonesia kali ini membahas kisah operasi militer terbesar yang dilakukan oleh Indonesia.
Operasi itu bernama Seroja di Timor Timur.
Pasukan tempur dari berbagai kesatuan diturunkan di wilayah tersebut.
Satu diantara pasukan yang diterjunkan untuk berperang yakni Kostrad.
Sebagai pasukan terlatih yang siap dikirim ke berbagai medan tempur, pasukan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) merupakan pasukan yang kenyang pengalaman.
Salah satu pertempuran yang pernah djalankan oleh para prajurit Kostrad adalah menumpasan Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) di Timor Timur (sekarang Timor Leste).
• Kisah 19 Kopassus di Operasi Seroja 1975, Har, aku kena Tapi Bendera Merah Putih Tetap Dikerek
• Prajurit Kopassus yang Tak Ganti Baju Sebulan saat Operasi Seroja: Operasi Militer Terbesar
• Operasi Seroja 1975 - Kisah Heroik Kopassus yang Tak Takut Mati Har Aku Kena
• Kerasnya Pertempuran Operasi Seroja di Timor Timur, Data Tak Akurat Akibatkan Pasukan Babak Belur
Tahun 1995 sebuah tim combat intelligent (CI) atau biasa disebut tim khusus dari jajaran Yonif Linud 330/Kostrad diturunkan ke wilayah Timtim.
Tim diberangkatkan dari Jakarta menggunakan KRI Teluk Amboina beranggotakan 15 orang dipimpin Lettu Tandoyo Budi Revita.
Hampir tiga bulan melakukan operasi, tim belum menemukan sasaran yang dicari.
Beberapa kontak senjata sempat terjadi, namun belum membuahkan hasil.
Lewat bulan ketiga barulah tim menemukan jejak.
Kala itu hari Jumat menjelang siang.
• Bahas UMKM, Komite IV DPD RI Gelar Rapat Bersama Pemprov Jambi
• Hasil Tes Urine, Lucinta Luna Terbukti Gunakan Narkoba Jenis Psikotropika!
• Tampar Keras Soeharto di Pipi, Nasib Alex Kawilarang Sangat Tragis Usai Pak Harto Jadi Presiden RI

Usai beristirahat di pinggir sungai dekat laut di daerah Laga, tiba-tiba tim menemukan jejak bekas orang mengambil air di sungai.
Tim pun dibagi dua kelompok.
Kelompok Sanca beranggota 10 orang dipimpin Tandyo bergerak ke depan.
Sementara kelompok Cobra beranggota lima orang tetap di basis operasi.
Benar saja, setelah bergerak, tim Sanca menemukan pos musuh, dan tiba-tiba satu tembakan SS-1 meluncur ke arah musuh.