Sejarah Indonesia
Tampar Keras Soeharto di Pipi, Nasib Alex Kawilarang Sangat Tragis Usai Pak Harto Jadi Presiden RI
Tampar Keras Soeharto di Pipi, Nasib Alex Kawilarang Sangat Tragis Usai Pak Harto Jadi Presiden RI
Tampar Keras Soeharto di Pipi, Nasib Alex Kawilarang Sangat Tragis Usai Pak Harto Jadi Presiden RI
TRIBUNJAMBI.COM - Mungkin tidak semua orang tahu sejarah ini akan Presiden Soeharto yang harus menahan sakit dan malu karena tamparan keras di pipinya dari sosok Alex Kawilarang.
Ya, memang benar tak banyak yang dapat terungkap di masa-masa lampau saat pemerintahan Indonesia masih dipimpin oleh ir Soekarno sebagai presiden pertama Indonesia.
Seperti kisah-kisah Kopassus yang selalu ada saja kisah yang menggemparkan di balik sepak terjangnya.
Kopassus sendiri merupakan kesatuan elit dalam jajaran militer Indonesia.
• Benarkah Ada Marinir TNI AL di Bawah Kapal saat Soeharto Memancing? Kaitkan Ikan Besar ke Kail
• Siapa Sebenarnya JB Sumarlin? Menteri Keuangan Era Soeharto yang Meninggal Dunia
• PENYEBAB Wafatnya Bu Tien Soeharto Sempat Jadi Teka-Teki, Mantan Kapolri Ungkap Fakta Sebenarnya
• Meski Jadi Jenderal Kesayangan Soeharto, Nasib Benny Moerdani Tragis Kala Peringati Anak Pak Harto
Sejarah pendirian Kopassus juga diwarnai dengan berbagai dinamika negeri ini.
Awalnya pada bulan Juli 1950 timbul pemberontakan di Maluku yang dilakukan oleh simpatisan Republik Maluku Selatan (RMS).
Mengetahui hal itu kemudian pihak pemerintah mengirim bala tentara untuk menumpas pemberontakan tersebut.
Sedangkan komandan operasi lapangan dipegang oleh Letkol Slamet Riyadi.
Operasi penumpasan RMS ini berhasil dilaksanakan.
• Cuma Benny Moerdani yang Berani Buat Para Jenderal TNI Terdiam Saat Banting Baret Merah Kopassus
• Pedangdut Cantik Ini Videonya Viral Lagi Cari Rumput di Pinggir Jalan, Ngaku Tak Gengsi dan Malu
• Polisi Ungkap Pasangan Lucinta Luna yang Juga Diamankan Karena Kasus Narkoba, Lelaki Atau Perempuan?
• Penampakan si Eneng Kaus Kaki Ajaib yang Kini Sudah Beranjak Dewasa, 13 Tahun Berlalu, Sudah Dewasa
Akan tetapi banyak serdadu Indonesia yang tewas dalam pertempuran tersebut.
Gara-gara inilah Letkol Slamet Riyadi berinisiatif membentuk sebuah kesatuan khusus terdiri dari kelompok pasukan kecil yang bisa bergerak cepat dan efektif.
Malang tak dapat ditolak, sebelum cita-citanya membentuk kesatuan khusus tercapai, Letkol Slamet Riyadi keburu gugur dalam suatu pertempuran.
Kemudian cita-cita Letkol Slamet Riyadi diteruskan oleh A.E Kawilarang.
Namun Kawilarang juga bingung untuk merumuskan apa dan bagaimana kesatuan khusus itu dibentuk.
Untungnya ia bertemu dengan seorang mantan Kapten 'Kompeni' KNIL Belanda, Rokus Bernardus Visser.