Kisah Militer RI
Bintara Marinir Bentak Pria Berbaju Preman Kala Salah Parkir, Tak Disangka Dia Rajanya Intelijen
Bintara Marinir Bentak Pria Berbaju Preman Kala Salah Parkir, Tak Disangka Dia Rajanya Intelijen
Cerita itu bermula ketika Moerdani pergi ke Markas Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib).
Moerdani yang saat itu telah berpangkat mayor jenderal, mengendarai mobilnya tanpa mengenakan seragam dinas.
Dia berkendara ke kantor yang terletak di kawasan Medan Merdeka Barat.
Setiba di lokasi, ia langsung memarkirkan kendaraannya di lokasi terdekat dari pintu masuk.
• Dampingi Tim Penilai P2WKSS Provinsi Jambi, Wabup Amir Sakib Harapkan Desa Tungkal I jadi Juara
• Jenderal AS Sampai Ketar-ketir Lihat Aksi Denjaka Pakai Peluru Tajam, Tembak-tembakan di Hadapannya
• Begal Motor Wartawan di Depan Gedung Polda Jambi, Novian Malah Tersenyum Saat Hakim Tanyakan Hal Ini
• Kala Pasukan Kopaska Pakai Kondom Demi Misi Rahasia Agar Tetap Berjalan Sesuai Rencana
• Ilmu Kebal Ala Kopassus Dalam Misi, Tiga Pendekar Banten Ikut Serta Bebaskan Sandera dari Ilmu Hitam
• Kasus Korupsi SMK Bagimu Negeri, Santi Wirda Serang Balik Berkas Tuntutan Jaksa dalam Eksepsi
• 5 Nama Diseleksi Jokowi Jadi Dewan Pengawas KPK, Ahok dan Antasari Ada? Yusril Ihza Miliki Peluang
Lokasi parkir itu merupakan tempat khusus bagi perwira tinggi militer.
Tanpa pikir panjang, seorang penjaga berpangkat bintara yang berasal dari satuan marinir menghardiknya.
Sang jenderal dibentak-bentak bintara.
Penjaga itu meminta Benny memindahkan mobilnya ke lokasi parkir lain.
Namun yang terjadi, Benny Moerdani diam saja.
Dia tidak marah dan hanya diam mengikuti perintah marinir tersebut.
"Mungkin memang salah saya sendiri, kok waktu itu pakai pakaian preman," ujar Benny.
Kolonel Zulkifli Lubis dituduh
Kisah intelijen yang kuat menutupi jati diri adalah Kolonel Zulkifli Lubis.
Jauh sebelum Benny Moerdani, Kolonel Zulkifli Lubis telah ditunjuk sebagai komandan intelijen pertama di Badan Istimewa (BI).
BI merupakan badan intelijen pertama yang didirikan pemerintah pada Agustus 1945 di bawah Badan Keamanan Rakyat (BKR). Kemudian BI bertransformasi menjadi Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani) pada 1946.
Harian Kompas pernah menulis sosok kontroversial itu pada 28 Juni 1992, beberapa hari setelah ia wafat akibat sakit.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/benny-moerdani_20180829_200229.jpg)