Manusia Terakhir Pewaris Dideng, Jalan Panjang Sang Maestro Menghidupkan Kearifan Lokal

Nenek Jariah menjadi satu-satunya orang yang masih menguasai naskah syair yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Duanto AS
Tribun Jambi/Dedy Nurdin
Nenek Jariah (81), satu-satunya orang yang masih menguasai naskah syair Dideng yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Dideng merupakan Warisan Budaya Takbenda di Desa Rantau Pandan, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, yang keberadaannya terancam punah. 

Dang Bujang kemudian memerintahkan debalangnya untuk mencari tahu penyebabnya. Debalang kembali sambil membawa kabar perihal kehadiran Puti Dayang Ayu yang memiliki kecantikan luar biasa sehingga pesonanya mampu menyihir warga yang datang.

Dang Bujang yang mendapat laporan tak mengenakkan itu memerintahkan debalang untuk mengusir Puti Dayang Ayu dan ibunya.

Karena merasa malu, Puti Dayang Ayu kemudian pergi dengan hati yang terluka. Namun setelah pesta usai, sang raja bertanya pada penasihatnya mengenai keributan yang terjadi.

Mengetahui kejadian pengusiran itu sang raja marah, lalu memanggil Dang Bujang. Raja menceritakan bahwa Puti Dayang Ayu merupakan wanita yang dijodohkan dengannya sejak kecil.

Raja kemudian memerintahkan Dang Bujang untuk mencari Puti Dayang Ayu sampai ketemu.

"Dang Bujang mencari turun hutan, naik hutan. Setelah berbulan-bulan, akhirnya dia ketemu nenek keramat Nenek Rubiah di dalam hutan," kata Gadis Tauvif mengisahkan.

Puti Dayang Ayu sendiri telah dibaiat Nenek Rubiah menjadi putri kesembilan.

Atas bantuan Nenek Rubiah, Dang Bujang bisa bertemu dengan Puti Dayang Ayu. Ia meminta maaf dan akhirnya menikahi jodohnya itu.

Setelah dikaruniai seorang anak laki-laki, Puti Dayang Ayu meninggal karena hatinya tetap sedih ketika mengingat perkataan Dang Bujang saat mengusirnya dari pesta itu.

Puti Dayang Ayu meninggal dan menjelma menjadi seekor elang.

"Kalau zaman dulu mendengar elang berbunyi tengah hari atau sekitar jam 10 siang, itu dipercaya sebagai jelmaan Puti Dayang Ayu," kata Gadis Tauvif.

Kisah yang digambarkan dalam Dideng ini mengandung banyak pesan moral. Satu di antaranya saat menerima kabar untuk tidak mudah percaya karena bisa berakibat fatal.

Kisah Puti Dayang Ayu dalam Dideng ini juga mencerminkan adanya praktik informasi hoaks yang pernah ada dalam cerita rakyat di Desa Rantau Pandan.

"Seperti saat Dang Bujang mendapat kabar dari debalang, yang kemudian marah dan langsung mengusir Puti Dayang Ayu. Padahal dia tidak tahu kalau ini adalah jodohnya sejak kecil," kata Gadis.

Pesan moral lain yang disampaikan dalam Dideng, kalau bersedih hati jangan suka menyendiri. "Jangan pula menjadi pendendam yang akhirnya menyakiti diri sendiri, kalau berjanji harus ditepati. Ini pesan moral yang ada dalam Dideng," ungkap Gadis Tauvif.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved