KEDEPAN Aplikasi WhatsApp Tidak akan Bisa Digunakan Lagi pada Smartphone: Begini Penjelasannya

TRIBUNJAMBI.COM - Aplikasi WhatsApp dijadikan andalan bagi sebagian besar orang untuk berkomunikasi.

Editor: ridwan
istimewa
Ilustrasi--Aplikasi WhatsApp 

TRIBUNJAMBI.COM - Aplikasi WhatsApp dijadikan andalan bagi sebagian besar orang untuk berkomunikasi.

WhatsApp sendiri merupakan aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan penggunanya untuk bertukar pesan atau melakukan panggilan tanpa biaya SMS atau telepon.

Namun, untuk beberapa bulan mendatang, pengguna ponsel tertentu mungkin tak akan bisa mengakses WhatsApp lagi.

Melansir Livemint, Minggu (29/92019), pengguna iPhone dan Android yang tidak memperbarui ke versi sistem operasi terbaru mungkin tak bisa menggunakan WhatsApp.

 

Baca: Seorang Ibu Ditolak Datang ke Pernikahan Anaknya, Ekspresi Menantu Jadi Sorotan

Baca: Usai Sampaikan Visi Misi dan Program Kerja, 3 Nama Calon Rektor Unja, Akan Ditentukan Sore Ini

Baca: 5 Bakal Calon Rektor Unja, Sampaikan Visi Misi dan Program Kerja, Akan Dipilih 3 Nama

Sebab WhatsApp akan menghentikan dukungannya untuk sejumlah versi Android dan iOS.

Menurut laman FAQ layanan pengiriman pesan instan milik Facebook tersebut tertulis bahwa pengguna yang tidak memenuhi syarat minimal versi sistem operasi tidak akan lagi bisa membuat akun baru atau memverifikasi ulang akun yang sudah ada.

Hal tersebut mulai berlaku pada 1 Februari 2020 mendatang.

Baca: Bunuh Suami Demi Selingkuhan, Pakai Sianida dan Sewa Pembunuh Bayaran Gagal Total, Begini Endingnya

Baca: Daftar Menteri yang Pamit dan Mengundurkan Diri Dari Kabinet Jokowi di Akhir Masa Jabatan Mereka!

Baca: Pacaran 6.5 Tahun, Harold Hasibuan Tega Siram Kekasih Hingga Koma 48 Hari dan Kini Meninggal Dunia

 

Versi sistem operasi yang dimaksud adalah iPhone dengan iOS 8 dan sebelumnya serta semua ponsel Android dengan OS Android 2.3.7 alias Gingerbread dan yang lebih lama.

Artinya, jika WhatsApp saat ini aktif di perangkat iOS 8, Anda hanya bisa menggunakannya sampai kurang-lebih empat bulan lagi.

"Di iOS 8, Anda tidak dapat lagi membuat akun baru atau memverifikasi ulang akun yang ada," tulis WhatsApp dalam lamannya.

Jadi pengguna iPhone akan membutuhkan iOS 9 atau lebih baru untuk menggunakan WhatsApp.

Baca: Posisi Badan Bidan MAD dan Dokter yang Diduga Selingkuh saat Digerebek, Direktur RSUD Ungkap Fakta

Baca: 2 Bulan Terakhir, Penderita ISPA di Muara Kumpeh, Muarojambi, Alami Peningkatan, Ini Rinciannya

Baca: Ratusan Pengungsi Wamena Bersyukur Dapat Kembali ke Jawa Timur Dengan Selamat, Begini Pengakuannya!

 

"Untuk pengalaman terbaik, kami sarankan Anda menggunakan versi terbaru iOS yang tersedia untuk ponsel Anda," tambah WhatsApp.

"Kami tidak secara eksplisit membatasi penggunaan perangkat yang di-jailbreak atau di-unblocked. Namun, karena modifikasi ini dapat memengaruhi fungsionalitas perangkat Anda, kami tidak dapat memberikan dukungan untuk perangkat yang menggunakan sistem sistem operasi iPhone yang sudah dimodifikasi," tambahnya.

Baca: KESAKSIAN Personel KKO AL, Jasad Jendral A Yani Paling Tragis: Korban G30S/PKI di Lubang Buaya

Baca: 19 Perguruan Tinggi dengan Ikatan Dinas di 2019, Lulusannya Bisa Langsung Jadi PNS, dengan Syarat. .

Baca: Buntut Kerusuhan di Wamena, Sejumlah Kepala Daerah Pulangkan Warganya Sampai Bentuk Tim Khusus!

 

Namun WhatsApp menerangkan pengguna ponsel dengan sistem operasidi atas akan dapat terus menggunakan WhatsApp hingga 1 Februari 2020.

KISAH SUKSES LUAR BIASA 

Beberapa tokoh digital dunia, kita tahu asalnya dari keluarga mapan. Mark Zuckerberg atau Bill Gates, contohnya. Akan tetapi ada satu pengecualian yakni Jon Koum.

Kita memang tidak kenal namanya, tapi menggunakan aplikasi besutannya yakni WhatsApp.

Baca: Ratusan Pengungsi Wamena Bersyukur Dapat Kembali ke Jawa Timur Dengan Selamat, Begini Pengakuannya!

Baca: Apa yang Sebenarnya saat Presiden Jokowi Undang Mahfud MD Dkk Datang ke Istana Mendadak?

Kisah Jan yang kini sukses luar biasa, jauh dari cerita yang keglamoran. Pria dari sebuah desa kecil di Kiev, Ukraina, harus berjuang dalam penderitaan.

 
Pada masa Perang Dingin, hidup di wilayah Eropa Timur, tidak mudah bagi keluarga Jan. Pemerintah komunis saat itu melakukan pengawasan sangat ketat, yang bahkan membuat keluarganya takut untuk menggunakan telepon rumah.

Iklim politik yang tidak stabil dan meningkatnya sentimen anti-semit di Ukraina, membuat Jan yang masih 16 tahun bersama ibunya pindah ke Mountain View, California pada 1992. Keduanya tinggal di apartemen dengan keuangan yang menipis.

Akhirnya Jan menjadi penyapu di toko swalayan, sedangkan ibunya menjadi pengasuh anak. Sebenarnya ayah Jan ingin menyusul keluarganya ke AS, tetapi pada 1997 keburu meninggal di kampung halamannya. Tiga tahun kemudian ibunya juga meninggal karena kanker.

Baca: TERHARU, Ini Doa Umi Pipik Untuk Mulan Jameela yang Telah Resmi Jadi Anggota DPR RI

Baca: Seleksi CPNS Dibuka Oktober 2019 di Tanjab Timur, Ini Tahapan Awal yang Dilalui

 

Di usia 19, titik balik hidupnya mulai terjadi sewaktu Jan belajar untuk menggunakan komputer secara autodidak. Sebuah buku bekas yang mengajarkan jaringan komputer, kemudian mengantarkan Jan untuk berkuliah di San Jose State University

Saat berkuliah ia sempat bekerja paruh waktu di perusahaan Ernst & Young sebagai penguji keamanan. Setelah 6 bulan bekerja, ia berkesempatan untuk menangani sistem Yahoo dan merasa nyaman dalam bidang teknologi dan komputer. Jan malah akhirnya drop out.

Semasa menangani Yahoo, Jan bertemu dengan Brian Acton yang kemudian menjadi sahabatnya. Merasa tak memiliki keluarga, Jan akrab dengan Brian. Bahkan sempat bekerja sama splama 9 tahun. Keduanya sempat melamar di Facebook tapi ditolak.

Baca: Megawati Soekarnoputri Tolak Salaman Dengan Surya Paloh dan AHY, Ada Apa Sebenarnya?

Baca: Seleksi Penerimaan PPPK di Tanja Timur Tahun 2019 Ini Batal Dilaksanakan, Ini Penyebabnya

 

September 2007 Jan meninggalkan kantor lamanya higga akhirnya berhasil menciptakan WhatsApp pada 2009. Brian akhirnya ikut bergabung dalam mengembangkan aplikasi chat ini.

WhatsApp terus berkembang pesat, terutama setelah mendapatkan suntikan dana AS$8 juta (sekitar Rp106,8 miliar) dari Sequoia Capital pada April 2011 dan menjadi salah satu aplikasi terpopuler di App Store.

Puncaknya, Februari 2014, Facebook membeli saham WhatsApp sebesar AS$19 miliar (sekitar Rp253 triliun).

Menariknya, aplikasi yang telah digunakan di 109 negara dan memiliki pemakai hingga 1 miliar ini tetap independen, dikelola oleh Jan dan Brian tanpa campur tangan Facebook.

Baca: VIDEO: Viral Seorang Ibu lahirkan Bayi 4 Kaki dan 3 Tangan, Dokter Jelaskan Penyebabnya

Baca: ISTRI Nekat Bawa Selingkuhan ke Rumah saat Suami ke Warung: Hingga Berakhir Tragis di Kamar Mandi

Baca: VIRAL Video Megawati Tak Sapa Surya Paloh dan Tak Mau Salami AHY, PDIP Sebut Hal Biasa

 

Penandatanganan dokumen saham ini dilakukan di depan lokasi apartemen yang menjadi tempat tinggal pertama Jan di AS.

Kesuksesan tak membuat Jan lupa untuk berbagi. Pria sederhana ini memberikan donasi sebesar AS$1 juta (sekitar Rp13,3 miliar) kepada The FreeBSD Foundation dan AS$556 juta (sekitar Rp7,4 triliun) kepada Silicon Valley Community Foundation pada November 2014.

Dengan kerja kerasnya, Jan Koum berhasil meraih “American Dream”-nya.K. (Tatik Wardayati/Intisari online)

Baca: VIRAL Lora Fadil Boyong 3 Istri Sekaligus ke Pelantikan Jadi Anggota DPR RI: Mereka Tinggal 1 Atap

Baca: Penerimaan Tamtama PK TNI AD Gelombang II-TA 2019, Ini Syarat Lengkapnya

 

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Kisah Masa Lalu Pencipta WhatsApp, Bikin Haru Namun Semangat, https://jambi.tribunnews.com/2017/04/29/kisah-masa-lalu-pencipta-whatsapp-bikin-haru-namun-semangat?page=all.

Editor: duanto

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved