Berita Tebo

Perhatian dan Pelayanan Kesehatan, Komitmen PT LAJ bagi Kelompok Suku Anak Dalam di Area Perusahaan

Perhatian dan Pelayanan Kesehatan, Komitmen PT LAJ bagi Kelompok Suku Anak Dalam di Area Perusahaan

Editor: Deni Satria Budi
IST
Perhatian dan Pelayanan Kesehatan, Komitmen PT LAJ bagi Kelompok Suku Anak Dalam di Area Perusahaan 

Perhatian dan Pelayanan Kesehatan, Komitmen PT LAJ bagi Kelompok Suku Anak Dalam di Area Perusahaan

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kelompok suku anak dalam (SAD) yang berada di lanskap Bukit Tiga Puluh, tersebar di area PT Lestari Asri Jaya (LAJ) yang bergerak di bidang Hutan Tanaman Industri karet, dapat terbantu dengan keberadaan perusahaan.

Keberadaan perusahaan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat yang berada di sekitar perusahaan, begitu juga dengan kelompok SAD.

Perusahaan bersama pemerintah setempat mengupayakan untuk memfasilitasi program kesehatan untuk warga SAD.

Seorang warga SAD, Tumenggung Hasan mengungkapkan, beberapa waktu lalu Dinas Kesehatan dan LAJ mengadakan program pengobatan gratis untuk mereka.

Pelayanan kesehatan kepada warga SAD
Pelayanan kesehatan kepada warga SAD (IST)

Program itu dirasa cukup membantu. Menurut Hasan, kehidupan SAD perlu perhatian khusus dari semua pihak. Pemerintah dan perusahaan, terutama di bidang kesehatan.

Kehidupan SAD yang bersentuhan langsung dengan alam jelas Tumenggung Hasan, saat beraktivitas di alam terbuka sangat rentan dengan serangan penyakit. Seperti demam, diare hingga Tuberkolosis (TBC).

Rafiq, seorang warga SAD mengatakan dari kelompoknya pada Juni 2019 lalu sekitar 22 orang terserang diare.

"Kami sakit galo samo sakitnyo terkapar. Mencret muntah dan demam, untunglah kami cepat bawak ke bidan Desa Semambu selamatlah kami," kata Rafiq.

Baca: Curhat Kekecewaan Kepada Aparat, Petani SMB Unjuk Rasa di Kejati Jambi

Baca: Pemeriksaan 6 Kooporasi Terkait Karhutla, Ini Pernyataan Kabid Humas Polda Jambi

Baca: Walhi Jambi Minta Pelaku Pengering Lahan Gambut Diproses Hukum

Baca: Ini Rangkaian Kegiatan Pameran Nasional Kain Nusantara, Talkshow dan Fashion Show Batik Jambi

Selama ini kata dia, saat mereka diserang penyakit mereka mengobati dengan obat tradisional. Namun sekarang mereka sudah mengenal obat-obatan modern. Dulu, obat yang digunakan secara turun temurun.

"Bahan alami dari dedaunan dan akar-akaran," kata Rafiq.

Arifadi Budiarjo, Public Affairs General Manager PT LAJ mengatakan, perusahaan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Tebo dalam hal ini Puskesmas Desa Suo suo, berkomitmen bersama pemerintah untuk memfasilitasi dalam hal kesehatan.

Menurutnya, Arifadi, dalam kegiatan yang digelar pada 23 April 2019 lalu, kelompok kerja SAD, Tim Resolusi Konflik PT LAJ dan PT Wanamukti Wisesa bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo, Puskesmas Suo-Suo, dan Puskesmas Pulau Temiang, melakukan kegiatan pelayanan kesehatan terhadap kelompok SAD Hasan, Buyung, dan Bujang Kabut.

Perusahaan dan Pemerintah menggelar kegiatan ini langsung di rumah Tumenggung Buyung, Hasan, dan Bujang Kabut. Dalam kegiatan ini dilakukan imunisasi balita, pencegahan malaria, dan pelayanan kesehatan umum.

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada SAD, Pokja SAD juga berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas Suo-Suo untuk proses penandatanganan kesepakatan pelayanan kesehatan secara periodik kepada kelompok SAD yang ada di konsesi PT LAJ.

Koordinator KKI Warsi Bukit Tigapuluh Haryanto menjelaskan, selama ini kehidupan SAD tidak terlepas dari berburu dan bercocoktanam dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca: Pemerintah Harus Bangun Rumah Aman Bebas Asap di Desa Terdampak Karhutla, Ini Tanggapan Walhi

Baca: Menunggu Hasil Pemeriksaan Penyidik Kejati Jambi, Kasus Auditorium UIN STS Jambi

Baca: Desa Suka Maju Dipastikan Aman, BKSDA Jambi Tidak Temukan Jejak Harimau

Namun, akibat perubahan ekologi di lingkungan sekitar SAD, memaksa mereka untuk beradaptasi. Melingkupi aspek kesehatan, tidak ada standar baku bagi SAD. Tiap kelompok bisa saja melakukan kebiasaan yang berbeda.

"Ada yang makan sehari sekali, ada yang dua kali. Ada yang tiga kali," sebut Haryanto.

Apalagi, kata Haryanto, yang juga merupakan perwakilan KKI WARSI dalam Pokja SAD dengan kondisi saat ini, pengetahuan dan pengalaman juga membedakan kebiasaan mereka.

"Misalnya kelompok yang sudah stabil tinggal di desa atau di perumahan sosial terlihat sedikit lebih bersih karena sering berinteraksi dengan orang luar," kata dia.

Namun, pada dasarnya kebiasaan mereka sama terkait urusan kesehatan. Untuk pengobatan, kata Haryanto, mereka masih menggunakan obat tradisional. Atau dengan bantuan dukun.

"Ada juga cara pencegahan penularan penyakit dari mereka yaitu isolasi sosial (besesandingon). Memisahkan yg sakit dari kelompoknya agar tidak tertular," kata Haryanto.

"Sekarang hampir sama kayak orang luar. Penyakit SAD sudah banyak jenisnya dan kompleks," kata dia.

Saat ini kata Haryanto, pihak swasta atau perusahaan sudah mulai memperhatikan aspek kesehatan SAD. Caranya dengan mengakomodir progtam kemitraan dengan SAD. Warsi sendiri sekarang mendukunga perusahaan seperti PT LAJ memberikan perhatian kepada SAD.

"Yang sudah mulai membuka diri dan sedang dikomunikasikan adalah LAJ," jelas Haryanto.

Perhatian dan Pelayanan Kesehatan, Komitmen PT LAJ bagi Kelompok Suku Anak Dalam di Area Perusahaan (Tribunjambi.com)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved