Jejak Suku Korowai Pemakan Daging Manusia Penyihir (Khakhua) di Pedalaman Papua

Ternyata kanibalisme oleh suku pedalaman juga ada di Indonesia, yakni suku Korowai di pedalaman Papua

Penulis: Heri Prihartono | Editor:
en.goodtimes.my
Suku Korowai 

Rumah Menyatu Dengan Pohon

Satu dari sekian banyak hal unik dari suku ini adalah tempat tinggalnya. Mereka hidup di atas sebuah rumah yang menyatu dengan pohon tinggi menjulang. Bahkan, kabarnya salah satu rumah mereka ada yang tingginya mencapai 50 meter di atas tanah.

Citra “perumahan” mereka yang diambil dari ketinggian. [Image Source].Rumah-rumah ini dibangun di atas pohon-pohon yang kokoh sebagai tiang penyangga utama dan pondasi satu-satunya. Teknik pembuatannya primitif, namun jenius. 
Lantainya hanya terbuar dari dahan kayu, sedangkan kulit pohon sagu menjadi dindingnya. Dedaunan yang lebar digunakan sebagai atap rumah mereka. 

Tak ada paku atau semen sama sekali. Mereka hanya menggunakan tali rotan yang kuat untuk merekatkan material yang ada. Akses ke rumah mereka juga cukup ekstrem sebetulnya. Jalan masuk dan keluar satu-satunya adalah dengan menaiki tangga panjang berbahan ranting yang menjuntai dari atas ke bawah.

Baca: 50 Prajurit Kodim 0419/Tanjab Barat Dites Urine

Baca: Cucu Proklamator Gustika Jusuf Hatta Bikin Heboh, Sindir Capres Prabowo Soal Rencana Kejar Koruptor

Baca: Usai Rapat Kooridinasi Bersama KPK Begini Kata Fachrori Umar

Baca: Menolak Dimutasi, Anthon Akan Ungkap Benang Kusut di BPN Bungo, Tebo, Kota Jambi dan Tanjab Timur

Baca: Pasca Banjir, Penyakit DBD Menghantui Masyarakat Kabupaten Batanghari

Salah seorang anggota suku tengah memanjat ke rumahnya. [Image Source].Usut punya usut, ternyata rumah mereka adalah satu-satunya rumah di dunia yang didirikan di atas pohon setinggi itu. 
Tujuan mereka mendirikan rumah dengan ketinggian tersebut tak lain adalah untuk berlindung dari ancaman hewan buas terutama ketika malam tiba. 
Ada juga yang mengatakan kalau rumah tersebut dipancang di atas pucuk pohon sebagai tempat berlindung dari ancaman suku lainnya. 

Hanya Makan Manusia Sesuai Adat

Berbeda dengan imajinasi kita mengenai kanibalisme seperti yang banyak terpengaruh dari film-film barat, suku Korowai punya aturan tersendiri dan sakral untuk dipatuhi dalam pemahaman mereka yang satu ini.

Raffaele tengah bercengkerama dengan Suku asli Korowai. [Image Source].Menurut penuturan seorang jurnalis yang bernama Paul Raffaele, yang berkunjung dan ikut menetap bersama suku primitif tersebut selama beberapa hari, kanibalisme yang dilakukan oleh suku ini berbeda dengan stereotip kita kebanyakan. 

Tak sembarang manusia yang dibunuh lalu disantap, suku Korowai hanya mempraktikkan hal tersebut terhadap manusia yang mereka anggap menyimpang dari aturan dan kepercayaan mereka. Mereka yang ketahuan sebagai khakhua saja yang jadi target kanibalisme suku Korowai.

Apa itu Khakhua? Itu adalah bahasa mereka yang berarti penyihir atau dukun. Warga dari suku mereka atau suku sekitarnya yang dicurigai sebagai Khakhua akan diadili. Jika terbukti benar, orang tersebut akan dibunuh dan dimakan. Setiap bagian akan dibagikan secara merata, tungkai, lengan, badan, bahkan organ dalam seperti usus dan otak pun tak luput mereka makan.

Syarat lain untuk menjalankan praktik ini adalah apabila ada seorang warga yang sakit atau terluka parah hingga merasa tak bisa diselamatkan. Meski kedengarannya cukup mengerikan, namun menurut Raffaele, kanibalisme hanyalah suatu bentuk adat yang diwarisi secara turun temurun dan merupakan bagian dari sistem kehidupan mereka.

Itulah sekelumit kisah singkat dan eksplanasi mengenai Korowai, suku yang hidup di pelosok timur Papua sana. Sekadar diketahui, saat ini sudah banyak warga suku Korowai yang mulai membuka diri dan hidup membaur dengan masyarakat modern lainnya di Papua.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved