Jejak Suku Korowai Pemakan Daging Manusia Penyihir (Khakhua) di Pedalaman Papua

Ternyata kanibalisme oleh suku pedalaman juga ada di Indonesia, yakni suku Korowai di pedalaman Papua

Penulis: Heri Prihartono | Editor:
en.goodtimes.my
Suku Korowai 

Dia melanjutkan dengan detail penulisannya:

“Mereka tinggal sekitar 100 mil dari Laut Arafura, dimana Michael Rockefeller, putra gubernur New York, Nelson Rockefeller, menghilang pada 1961 saat mengumpulkan artefak dari suku Papua lainnya. Tubuhnya tidak pernah ditemukan."

Pria ini juga menegaskan bahwa sebagian besar orang Korowai hidup dengan mengabaikan dunia di luar suku mereka.

Suku Korowai ()
Raffaele menuliskan, “Seperti yang ditulis van Enk, Korowai sering terkena beberapa wabah penyakit, termasuk malaria, tuberkolosis, elephantiasis dan anemia, dan apa yang dia sebut ‘kompleks khakhua.’ Korowai tidak memiliki pengetahuan tentang kuman mematikan yang menduduki hutan mereka, dan begitu percaya bahwa kematian misterius disebabkan oleh khakhua, atau penyihir yang mengambil bentuk laki-laki.” 

Menurut pemandu Raffaele, Kembaren “Banyak khakhua dibunuh dan dimakan setiap tahun.”

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan Raffaele dengan pemimpin suku, dia menjelaskan alasan orang Korowai mempraktikkan kanibalisme.

 
“Bagi Korowai, jika seseorang jatuh dari rumah pohon atau terbunuh dalam pertempuran maka alasan kematian mereka cukup jelas. Tetapi mereka tidak memahami mikroba dan kuman, jadi ketika seseorang mati secara misterius, mereka percaya itu adalah karena seorang khachua , penyihir lelaki yang datang dari akhirat. ”

“Seorang khakhua harus dibunuh dengan cara dimakan. Sebab khakhua sebenarnya adalah orang mati. Memakan mereka dianggap sebagai sistem keadilan terbaik

Sumber Intisari Online

Baca: Prakiraan Cuaca BMKG Rabu 13 Maret 2019, Jambi, Bandung, Denpasar dan Kota besar lainnya.

Baca: Tayangan Biosop Hari Ini Misteri Dilaila dari Negeri Jiran Siap Bikin Pengunjung Cinemaxx Merinding

Baca: Gara-gara Bisnis Sabu, Suami Istri di Jambi Terancam 15 Tahun di Bui

Baca: Jusuf Kalla Tanggapi Hasil Survei Elektabilitas Prabowo-Sandi, Jusuf Kala : Kenapa Gak 100 Persen

Baca: Camat Mustari Himbau Warga Pasar Jambi Salurkan Hak Suaranya di Pemilu 2019

Dilansir dari Boombastis suku korowai menggunakan bahasa Awyu-Damut, bahasa yang suku Korowai gunakan sehari-harinya. 

Populasi 3000 Orang

Ciri-ciri fisik dan penampilan mereka tak ubahnya dengan suku lain yang ada di Papua. Hanya saja, mereka termasuk salah satu suku yang tak mengenakan koteka. Sejauh ini tercatat populasi mereka ada 3000 orang.

Ciri-ciri fisik mereka tak ubahnya mayoritas suku lain yang ada di Papua. [Image Source].Tepatnya, mereka menempati suatu kawasan hutan yang berjarak sekitar 150 kilometer dari Laut Arafuru. Seperti halnya suku lain yang belum tersentuh kehidupan modern, masyarakat Korowai menjalani kehidupannya dengan cara berburu. Hampir semua tanaman atau hewan yang ada di hutan biasa mereka makan. 
 

Mereka buat sendiri alat penunjang perburuan, seperti kapak yang terbuat dari batu maupun tombak untuk mempermudah mereka menangkap ikan di sungai-sungai.

 
 

Meski begitu, suku ini sudah lama punya kebiasaan berkebun. Mereka menanam buah-buahan dan sayuran hijau. Layaknya warga Papua, sagu adalah santapan utama mereka. Suku ini juga memelihara anjing liar yang siap membantu mereka ketika berburu.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved