Kisah Korban - Sedang Berbincang Soal Gunung Anak Krakatau, Pemuda Ini Digulung Ombak Saat Tsunami
Irvan Felani Purnama (26) menceritakan sebelum kejadian ia dan keluarganya sempat berbelanja dan naik perahu sekitar pukul 18.00 WIB.
Kesaksian korban selamat dari tsunami Banten, digulung ombak setinggi satu meter yang menghantam daratan Pantai Anyer.
TRIBUNJAMBI.COM, BOGOR SELATAN - Korban selamat tsunami Anyer asal Bogor masih mengingat jelas ketika ombak setinggi satu meter menghantam daratan Pantai Anyer.
Irvan Felani Purnama (26) menceritakan sebelum kejadian ia dan keluarganya sempat berbelanja dan naik perahu sekitar pukul 18.00 WIB.
Irvan, warga warga Kampung Marga Bakti RT 3/01, Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, berangkat bersama 15 anggota keluarganya menggunakan tiga mobil.
Baca: Update Korban Tsunami Banten dan Lampung Bertambah Mrenjadi 429 Meninggal, 16.802 Korban Mengungsi
Baca: VIDEO: Detik-detik Dylan, Istri Ifan Seventeen, Korban Tsunami Banten, Ditemukan Meninggal Dunia
Baca: VIDEO: Empat Pakar Luar Negeri, Prediksi Ada Tsunami Susulan di Selat Sunda
"Sampai Anyer pukul 08.00 WIB, kemudian bertemu dengan pengelolaan hotel Lipo Anyer, setelah tiba di hotel pukul 12.00 WIB ternyata kamar belum ada yang kosong, sambil menunggu kami memasang dua tenda di pinggir pantai karena hotel berada dekat pantai, pas dapat dua kamar hotel yang berlantai dua itu keluarga jalan-jalan, belanja terus naik perahu wisata pukul 18.00 WIB," katanya.
Ia pun mengatakan setelah berwisata naik perahu sempat berbincang bersama keluarganya tentang Gunung Anak Krakatau di warung dekat pantai.

Namun setelah itu tidak lama kemudian ada ombak setinggi satu meter di depan matanya sekitar pukul 21.00 WIB.
Saat itu Irvan masih berada di warung bersama enam orang lainnya dan menyaksikan bibir pantai luluh lantah diterjang ombak.
"Usai ombak pertama saya bersama Ruru (keluarganya) mencari handphone yang terbawa arus air, kemudian belum satu menit terlihat ombak tiga meter dari pantai dan saya teriak ada ombak susulan. masyarakat berhamburan, saya lari ke hotel dan berdiam di lantai dua hotel," tuturnya.
Baca: Tak Sengaja Tahu Rahasia Jimat Bu Tien Soeharto, Mayor TNI Ini Tak Menyangka Diperlakukan Begini
Baca: Sudjiwo Tedjo Sebut Senang Melihat Prabowo Menari, Ini Tanggapan Capres No Urut 02
Setelah itu katanya ombak besar setinggi kira-kira lima meter menerjang hotel dirinya bersama 12 anggota keluarga yang ikut ada juga tiga orang penghuni hotel lain.
Atas kejadian tersebut kekuarganya yang bernama Depi dan kakanya Lia yang sedang dilantai bawah hotel di terjang ombak di dalam kamar hotel.

"Saat diterjang ombak Depi sempat menahan pintu hotel dan Lia kena pecahan kaca kaki kirinya sobek dan di jait 15 jaitan, terus semua keluarga keluar hotel mencari tempat aman, saya bersama Depi dihotel berdua menjaga barang-barang, tapi saya tidak tahu mereka kemana, ternyata ada kabar mereka diwarung yang kondisi warung rusak, Alhamdulillah semua selamat," ujarnya
Irvan menceritakan bahwa saat terjadi tsunami klakson mobil dijalan pun bunyi dan menimbulkan suata yang cukup kencang.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Cerita Korban Selamat Asal Bogor, Digulung Ombak Saat Sedang Berbincang soal Gunung Anak Krakatau,
Baca: Tak Ingin Bobrok 5 Warganya Ketahuan, Malaysia Tuduh TNI Culik & Minta Tebusan, Kejadian Sebenarnya
Baca: Dibuat dengan Tulis Tangan dan Pewarna Alami, Batik Danau Sipin Dibandrol hingga Rp 2 Jutaan

Kisah Bocah Selamat dari Tsunami, Sang Ayah Lihat Putranya Tergulung Karpet di Tengah Ombak
Faris Erlando alias Ando (9) merupakan salah satu bocah korban selamat dari bencana tsunami yang terjadi di Banten.
Sang ibu pun sangat bersyukur bisa kembali memeluk anaknya itu setelah bisa pulang ke rumahnya di Kampung Kelapa, RT 03/18, Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Ando berhasil selamat bersama ayah serta kakaknya setelah tergulung tsunami dalam acara liburan karyawan RSUD Parakan Jakarta di Anyer, Banten.
Ia menceritakan bahwa peristiwa mengerikan itu terjadi sekitar pukul 21.00 WIB malam.

Saat itu, Ando tengah asyik bermain ponsel di ruang tamu resort yang tengah disewa rombongannya bersama dua orang anggota rombongan lain.
Sedangkan kebanyakan rombongan yang lainnya termasuk sang kakak dan ayah tengah berkumpul di aula resort menghadiri acara yang digelar oleh panitia.
Ando menuturkan bahwa beberapa saat sebelum air laut menggulungnya, muncul angin yang cukup kencang.
"Ada angin kenceng, terus karpet terbang langsung ada air masuk, langsung mati lampu. Kebawa ombak, berusaha naik ke atas (permukaan air)," kata Ando kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (25/12/2018).
Seketika, Ando pun terombang-ambing oleh gulungan ombak hingga ponsel yang dia pegang hilang.
Baca: Demi Ingin Jadi Artis, Chef Jaya Ikut Daftar Sasuke Ninja Warrior Indonesia
Baca: Kasus Pipanisasi, Mantan Kadis PU Tanjabbar dan PPK Beri Keterangan, Ini Kata Mereka
Ando mengaku bahwa bangunan ruang tamu tersebut langsung roboh namun ia lebih dulu hanyut terbawa ombak menjauhi bangunan tersebut.
"Pas kebawa ombak, langsung roboh rumahnya, tapi enggak ketimpa bangunan," kata Ando.
Ando mengaku setelah berhasil ke permukaan air ia langsung mengikuti korban selamat lainnya.
Sang ayah, Nur Samsu (44) yang berada beberapa ratus meter dari ruang tamu, rupanya sempat melihat Ando digulung tsunami.
Ibu dari Ando, Sri Uning Haryati (43), menuturkan bahwa suaminya melihat Ando digulung ombak sambil tergulung oleh karpet ruang tamu.
Baca: Ahok Mendirikan Perusahaan, Buku pun Ditulisnya dari Dalam Sel, Diprediksi Bebas Penjara Makin Kaya
Baca: Ayah Dylan Sahara Sempat Cegah Putrinya Susul Ifan Seventeen, Takdir Berkata Lain
"Kebawa ombak, kegulung karpet pula. Kayak lemper jadinya, dibungkus karper sama springbed. Bapaknya sempet menyaksikan seperti itu, dia cerita kemarin pas video call," kata Sri.
Akibatnya, Ando hanya mengalami luka robekan kecil di sekujur tubuhnya ditambah beberapa luka lebam bekas benturan benda keras di kepala, punggung dan tangan.
"Mungkin keajaiban dari Allah kita gak tahu ya, saat terbanting kemana kemari sama ombak dai kebungkus karpet, secara nalar sih gak ini, tapi kuasa Allah. Makanya dia tidak punya luka yang terlalu bahaya," ungkap Sri.
Sri menuturkan bahwa ayah dari Ando, Nur Samsu (44) dan kakaknya, Faisal Asami (14) juga berhasil selamat dari bencana tsunami Banten ini namun kini masih menjalani perawatan di RSUD Tarakan Jakarta.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Kisah Bocah Bogor Selamat Dari Tsunami, Sang Ayah Lihat Anaknya Tergulung Karpet di Tengah Ombak,